Surau.co
Menu Kirim Tulisan Menu
Surau.co

Surau.co - Islamic Publisher Center

Dengan semangat progresif edukatif, Surau.co memiliki tekad untuk terus aktif dan turut serta mendukung progresifitas generasi kreatif untuk berbagi informasi yang menginspirasi.

Terbaru di Surau

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Pengertian Zakat
Surau.co - Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima Zakah atau biasa disebut sebagai Mustahik, sebagaimana yang sudah disyariatkan. Ibadah ini termasuk juga merupakan rukun Islam ke-4 dan cermin kepedulian sosial kaum Muslim dalam menegakkan syariat Islam di Dunia. Hukum berzakat adalah wajib bagi setiap kaum Muslim yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan.
Macam-Macam Zakat
Zakah terdiri dari dua macam:
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah suatu ibadah yang wajib bagi umat Muslim pada bulan Ramadan atau menjelang hari raya Idul Fitri. umat Muslim wajib mengeluarkan sebagian harta setara 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok di daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka yang harus dibayarkan berupa beras.
2. Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.

Dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakah Nomor 38 Tahun 1998, pengertian zakat maal adalah, sebagian dari harta yang disisihkan oleh seorang Muslim atau badan perusahaan yang dimiliki orang Muslim, untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai ketentuan agama.

UU tersebut juga menjelaskan tentang membayar fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadan oleh setiap Muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya, yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya Idul Fitri.
Cara Menghitung Zakat
1. Fitrah
Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras per liter. Contoh: harga beras yang biasa kamu makan sehari-hari Rp 10.000 per liter, maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar Rp 35.000. Jika dihitung dari segi berat, maka zakat fitrah per orang = 2,5 kg x harga beras per kg.
2. Maal
Zakat Maal = 2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Menghitung nisab Zakah maal = 85 x harga emas pasaran per gram.

Contoh: Umi punya tabungan Rp 100 juta, deposito Rp 200 juta, rumah kedua yang dikontrakkan senilai Rp 500 juta, dan emas perak senilai Rp 200 juta. Total harta yang dimiliki Rp 1 miliar. Semua harta sudah dimiliki sejak 1 tahun lalu.

Misal harga 1 gram emas sebesar Rp 600 ribu, maka batas nisab zakat maal 85 x Rp 600 ribu = Rp 51 juta. Karena harta Umi lebih dari limit nisab, maka ia harus membayar Zakah maal sebesar Rp 1 miliar x 2,5% = Rp 25 juta per tahun.
Zakat Maal Dibagi dalam Beberapa Jenis

1. Zakat Penghasilan

Zakat penghasilan atau zakat profesi wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari pendapatan rutin dari pekerjaan yang tidak melanggar syariah, Peraturan Menteri Agama No 52/2014, dan pendapat Syekh Yusuf Qardawi. Standar nisab yang digunakan adalah sebesar Rp 5.240.000 per bulan.

Cara menghitung Zakah penghasilan adalah jumlah pendapatan bruto x 2,5%. Jika penghasilan Rp 6 juta/bulan maka zakatnya Rp 6 juta x 2,5% = Rp 150.000.

2. Zakat Emas dan Perak

Zakat emas, perak dan logam mulia ditunaikan jika telah mencapai nisab dan haul senilai 85 gram atau perak dengan mencapai nisab 595 gram. Tarif Zakah yang harus dibayarkan adalah sebesar 2,5% dari emas atau perak yang dimiliki. Cara menghitung zakat emas/perak adalah 2,5% x jumlah emas/ perak yang tersimpan selama 1 tahun.

Jika seseorang selama setahun memiliki emas 100 gram dengan harga rata-rata Rp 622 ribu/gram, maka zakatnya 2,5% x Rp 62,2 juta = Rp 1.555.000.

3. Zakat Perdagangan

Zakat perdagangan adalah Zakah dari harta niaga. Harta niaga adalah harta atau aset yang dijualbelikan dengan maksud mendapatkan keuntungan. Harta perdagangan yang dikenakan Zakah dihitung dari aset lancar usaha yang sudah mencapai setahun dikurangi utang jangka pendek yang jatuh tempo satu tahun. Jika selisihnya aset lancar dan utang tersebut sudah mencapai nisab 85 gram emas, maka wajib dibayarkan zakatnya.

Cara menghitung zakat perdagangan adalah 2,5% X (aset lancar - utang jangka pendek). Jika misalnya punya aset usaha Rp 200 juta dan utang jangka pendek Rp 50 juta, maka selisihnya sudah lebih dari nisab 85 gram emas yang setara uang Rp 52.870.000.

Oleh karena itu dihitunglah zakatnya 2,5% X (Rp 200 juta - Rp 50 juta) = Rp 3.750.000.

4. Zakat Perusahaan

Menurut Baznas, para ulama dalam Muktamar Internasional Pertama tentang Zakah di Kuwait (29 Rajab 1404 H), menganalogikan zakat perusahaan kepada zakat perdagangan. Oleh karena itu, secara umum cara menghitung Zakah perusahaan dianggap sama dengan Zakah perdagangan begitu pun dengan kadar nisabnya setara dengan 85 gram emas.

Sebuah perusahaan biasanya memiliki harta yang tidak akan terlepas dari tiga bentuk: Pertama, harta dalam bentuk barang, baik yang berupa sarana dan prasarana maupun yang merupakan komoditas perdagangan. Kedua, harta dalam bentuk uang tunai yang biasanya disimpan di bank-bank. Ketiga, harta dalam bentuk piutang.

Harta perusahaan yang harus dizakati adalah harta barang, uang tunai dan piutang, dikurangi harta dalam bentuk sarana dan prasarana serta dikurangi kewajiban mendesak seperti utang yang jatuh tempo atau yang harus dibayar saat itu juga.

Cara menghitung zakat perusahaan adalah 2,5% X (Aset Lancar - Utang Jangka Pendek). Jika perusahaan punya aset Rp 2 miliar dan utang Rp 500 juta maka Zakah yang perlu ditunaikan adalah 2,5% X (Rp 2 miliar - Rp 500 juta) = Rp 37,5 juta.

5. Zakat Saham

Zakat saham ditetapkan para ulama pada Muktamar Internasional Pertama tentang hal ini di Kuwait (29 Rajab 1404 H). Hasil dari keuntungan investasi saham wajib dikeluarkan zakatnya jika nilai keuntungan investasi dalam setahun mencapai nisab 85 gram emas.

Cara menghitung zakat saham adalah 2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Untuk saham dapat ditunaikan dalam bentuk saham.

Contoh juga dalam setahun punya aset Rp 100 juta dan melebihi nisab 85 gram emas atau Rp 52.870.000 maka dihitunglah zakatnya 2,5% X Rp 100 juta = Rp 2,5 juta. Jika dikonversi dalam saham Rp 2,5 juta: (nilai saham dalam satuan lot) = jumlah lot yang mesti dipindahkan sahamnya sebagai zakah.

6. Zakat Reksadana

Zakat reksadana ditetapkan para ulama pada Muktamar Internasional Pertama tentang hal ini di Kuwait (29 Rajab 1404 H). Hasil dari keuntungan investasi wajib dikeluarkan zakatnya jika hasil keuntungan investasi dalam setahun sudah mencapai nisab 85 gram emas atau Rp 52.870.000. Cara menghitung zakat reksadana adalah 2,5% x Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun.
Golongan Yang Berhak Menerima Zakat ( Mustahik)
Siapa saja yang berhak menerima? Yang berhak menerimanya menurut kaidah Islam dibagi menjadi 8 golongan. Golongan-golongan tersebut adalah:

  1. Fakir : Golongan orang yang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
  2. Miskin : Golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar untuk hidupnya.
  3. Amil : Orang yang mengumpulkan dan membagikan Zakah.
  4. Mu'alaf : Orang yang baru masuk atau baru memeluk agama Islam dan memerlukan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
  5. Hamba Sahaya : Orang yang ingin memerdekakan dirinya.
  6. Gharimin : Orang yang berutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan catatan bahwa kebutuhan tersebut adalah halal. Akan tetapi tidak sanggup untuk membayar utangnya.
  7. Fisabilillah : Orang yang berjuang di jalan Allah.
  8. Ibnus Sabil : Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanannya dalam ketaatan kepada Allah.

Dari pembahasan di atas, kamu pasti sudah dapat mengetahui apakah kamu termasuk orang yang harus membayar atau yang berhak menerimanya. Dengan memenuhi kewajiban Anda sebagai umat Muslim untuk berzakat, tentu saja banyak kebaikan yang bisa didapat. Beberapa kebaikan tersebut di antaranya adalah:

  1. Mempererat tali persaudaraan antara masyarakat yang kekurangan dengan yang berkecukupan
  2. Mengusir perilaku buruk yang ada pada seseorang
  3. Sebagai pembersih harta dan menjaga seseorang dari ketamakan harta
  4. Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadamu
  5. Untuk pengembangan potensi diri bagi umat Islam
  6. Memberi dukungan moral bagi orang yang baru masuk agama Islam.

Manfaat
Beberapa manfaat ketika seseorang menunaikannya antara lain yakni, Zakat dapat memberikan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya kepada penerima tapi juga kepada orang yang membayarnya. Perlu diingat bahwa segala hal baik yang telah kamu lakukan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, seperti halnya berzakat maka tidak akan mengurangi sedikitpun hartamu, tapi Allah menjanjikan akan melipatgandakannya.

Baca juga: KH. Bisri Musthofa

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - KH. Bisri Musthofa merupakan satu di antara sedikit ulama Islam Indonesia yang memiliki karya besar. Beliaulah sang pengarang kitab tafsir al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir al-Qur’an al-‘Aziz. Kitab tafsir ini selesai beliau tulis pada tahun 1960 dengan jumlah halaman setebal 2270 yang terbagi ke dalam tiga jilid besar. Masih banyak karya-karya lain yang dihasilkan KH Bisri Musthofa, dan tidak hanya mencakup bidang tafsir saja tetapi juga bidang-bidang yang lain seperti tauhid, fiqh, tasawuf, hadits, tata bahasa Arab, sastra Arab, dan lain-lain.

Selain itu, KH. Bisri Musthofa juga dikenal sebagai seorang orator atau ahli pidato. Beliau, menurut KH. Saifuddin Zuhri, mampu mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sulit sehingga menjadi begitu gamblang, mudah diterima semua kalangan baik orang kota maupun desa. Hal-hal yang berat menjadi begitu ringan, sesuatu yang membosankan menjadi mengasyikkan, sesuatu yang kelihatannya sepele menjadi amat penting, berbagai kritiknya sangat tajam, meluncur begitu saja dengan lancar dan menyegarkan, serta pihak yang terkena kritik tidak marah karena disampaikan secara sopan dan menyenangkan (KH. Saifuddin Zuhri : 1983, 27).

Baca juga: Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri)
Keluarga dan Keturunan KH. Bisri Musthofa
Bisri Musthofa lahir di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 1915 dengan nama asli Masyhadi. Nama Bisri ia pilih sendiri sepulang dari menunaikan ibadha haji di kota suci Mekah. Beliau adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan H. Zaenal Musthofa dengan isteri keduanya yang bernama Hj. Khatijah. Tidak diketahui jelas silsilah kedua orangtua KH. Bisri Musthofa ini, kecuali catatan KH Bisri Musthofa yang menyatakan bahwa kedua orangtuanya tersebut sama-sama cucu dari Mbah Syuro, seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai tokoh kharismatik di Kecamatan Sarang. Namun, sayang sekali, mengenai Mbah Syuro ini pun tidak ada informasi yang pasti dari mana asal usulnya (KH. Bisri Musthofa: 1977, 1).

Di usianya yang keduapuluh, KH. Bisri Musthofa dinikahkan oleh gurunya yang bernama Kiai Cholil dari Kasingan (tetangga desa Pesawahan) dengan seorang gadis bernama Ma’rufah (saat itu usianya 10 tahun), yang tidak lain adalah puteri Kiai Cholil sendiri. Belakangan diketahui, inilah alasan Kiai Cholil tidak memberikan izin kepada KH. Bisri Musthofa untuk melanjutkan studi ke pesantren Termas yang waktu itu diasuh oleh K. Dimyati. Dari perkawinannya inilah, KH. Bisri Musthofa dianugerahi delapan anak, yaitu Cholil, Musthofa, Adieb, Faridah, Najihah, Labib, Nihayah dan Atikah. Cholil (KH. Cholil Bisri) dan Gus Mus (KH. Musthofa Bisri) merupakan dua putera KH. Bisri Musthofa yang saat ini paling dikenal masyarakat sebagai penerus kepemimpinan pesantren yang dimilikinya.
Keilmuan
Di bidang akhlak, KH. Bisri Musthofa termasuk orang yang sangat memperhatikan kondisi kemorosotan moral generasi muda. Lewat karya-karyanya di bidang akhlak itulah KH. Bisri Musthofa menyampaikan nasihat-nasihatnya kepada generasi muda. Dalam kitab berbahasa Jawa Washoya Abaa li al-Abna, misalnya, beliau memberikan tuntunan-tuntunan seperti sikap taat dan patuh kepada orangtua, kerapihan, kebersihan, kesehatan, hidup hemat, larangan menyiksa binatang, bercita-cita luhur dan nasihat-nasihat baik lainnya. Sementara dalam karya yang berbentuk syair Jawa, yaitu kitab Ngudi Susila dan Mitra Sejati, KH. Bisri Musthofa menekankan sikap humanisme, kemandirian, rajin menuntut ilmu dan lain-lain.

Sedangkan pemikiran KH. Bisri Musthofa dalam bidang fiqh terlihat dalam pemikirannya mengenai Keluarga Berencana (KB). Menurutnya, manusia dalam berkeluarga diperbolehkan berikhtiar merencanakan masa depan keluarganya sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Dalam pandangan KH. Bisri Musthofa, Keluarga Berencana diperbolehkan bila disertai dengan alasan yang pokok, yaitu untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, dan meningkatkan pendidikan sang anak.

Wafat

Seminggu sebelum kampanye pemilu 1977, pada hari Rabu Pahing tanggal 17 Februari 1977 menjelang Asar KH Bisri Mustofa kembali ke Sang Maha Pencipta. Beliau wafat dengan tenang, dengan senyum dan wajah kemerahan tanda seseorang yang meninggal dengan Husnul Khatimah. Selepas Isya’ jenazah dibawa ke Rembang diantar oleh Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam serta tokoh-tokoh Jawa Tengah lainnya. Sepanjang jalan Semarang – Rembang, rakyat berderet di sepanjang jalan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - KH. Ahmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus adalah seorang kiai yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Beliau dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1944 di lingkungan keluarga santri. Ayah beliau bernama KH. Bisri Mustofa dan Ibu beliau bernama Marafah Cholil. KH. Ahmad Mustofa Bisri dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang patriotis, intelek, progresif sekaligus penuh kasih sayang. Kakeknya bernama KH. Zaenal Mustafa merupakan seorang saudagar ternama yang dikenal sangat menyayangi ulama.

Ayah gus Mus yaitu KH. Bisri Mustafa sangat memperhatikan pendidikan untuk anak-anaknya, salah satunya pendidikan gus Mus. Meskipun ayahnya memiliki sifat yang otoriter, tetapi beliau selalu mendukung apa saja yang sekiranya bisa membuat berkembang keilmuan anaknya sesuai dengan minatnya masing-masing.

KH. Bisri Mustafa pada tahun 1955 telah mendirikan pondok pesantren yang beliau beri nama Raudlatut Thalibin. Setelah kakaknya yaitu KH. Cholil Bisri meninggal dunia, beliau sendirilah gus Mus yang memimpin dan mengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin sampai sekarang dengan dibantu putra KH. Cholil Bisri. Pondok ini terletak di Desa Leteh, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, 115 kilometer arah timur Kota Semarang.

Gus Mus, Pesantren dan Dunia Pendidikan

Gus Mus dididik oleh ayahnya dengan sangat keras, apalagi jika menyangkut soal agama. Pendidikan pertama yang telah beliau dapatkan langsung dari ayahnya yaitu pendidikan tentang prinsip-prinsip agama Islam. Secara pendidikan yang beliau dapatkan dengan jalan ilmu yang terstruktur atau dalam bangku sekolah, bisa dibilang kacau. Setelah tamat sekolah dasar pada tahun 1956, beliau melanjutkan ke jenjang sekolah tsanawiyah. Baru setahun di tsanawiyah, beliau keluar, lalu masuk pesantren Lirboyo, Kediri, selama dua tahun.

Kemudian pindah lagi ke Pesantren Krapyak, Yogyakarta di bawah asuhan KH. Ali Maksum. KH. Ahmad Mustofa Bisri menjadi santri di Krapyak kurang lebih selama hampir tiga tahun. Lalu beliau kembali ke Rembang untuk mengaji langsung di pesantren asuhan ayahnya sendiri. Kemudian pada tahun 1964, beliau dikirim ke Kairo, Mesir, belajar di Universitas Al-Azhar, mengambil jurusan studi keislaman dan bahasa Arab, hingga tamat pada tahun 1970. Beliau satu angkatan dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Sosok Budayawan

Di luar kegiatan rutinitas sebagai kiai yang mengajar para santri-santri di pesantren dan berdakwah di masyarakat. Beliau juga merupakan tokoh budayawan, pelukis dan penulis. Melalui melukis dan menulisnya beliau berdakwah mengajak orang-orang untuk selalu berbuat baik.

Beliau telah menulis belasan buku fiksi dan non fiksi. Membaca sajak saat berdakwah, bukan hal baru di kalangan pesantren. Tetapi, membaca sajak sebagaimana dilakukan gus Mus dengan sajak-sajak mbeling atau ‘puisi balsem’, memang suatu hal yang baru.

Sajak-sajak gus Mus menjadi medium untuk mengomunikasikan berbagai situasi sosial yang aktual dengan para santri/ asudiens-nya. Hal ini telah membangkitkan keingintahuan santri dan para audiens, terbukalah dialog, sehingga terbuka harapan akan meningkatnya pemahaman yang lebih untung tentang diri sendiri, sesama, situasi lingkungan dan agama.

KH. Ahmad Mustofa Bisri sejak remaja mempunyai kebiasaan menulis sajak dan saling berlomba dengan kakaknya sendiri yaitu KH. M Cholil Bisri untuk bisa dipublikasikan di media. Tulisanya sudah banyak dimuat di media-media  termasuk media kompas. Beliau sempat menghindari atas bayang-bayang nama ayahnya dengan ketika mengirim tulisan diberi atas nama M. Ustov Abi Sri tidak nama beliau yang asli.

Kedekatan Dengan Gus Dur

Gus Dur pula telah membuat Gus Mus menjadi terkenal lewat puisi-puisinya. Pada tahun 1987, ketika gus Dur menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta, gus Dur membuat acara Malam Palestina. Salah satu mata acara adalah pembacaan puisi karya para penyair Timur Tengah. Selain pembacaan puisi terjemahan, juga dilakukan pembacaan puisi aslinya. Gus Mus, yang fasih berbahasa Arab dan Inggris, mendapat tugas membaca puisi karya penyair Timur Tengah dalam bahasa aslinya.

Sejak itulah KH. Ahmad Mustofa Bisri mulai bergaul dengan para penyair dan telah menjadikan gus Mus bintang baru dalam kepenyairan Indonesia. Beliau juga satu-satunya penyair Indonesia yang menguasai sastra Arab. Kini puisi-puisi beliau terpampang di ruangan kampus Universitas Hambrug (Jerman).

Tulisan beliau juga tersebar di beberapa majalah antara lain di Intisari, Horison, Kompas, Tempo, Detak, Editor, Forum, Humor, DR, Media Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Jawa Pos, Bali Pos, Duta masyarakat (Baru), Pelita, Panji Masyarakat, Ulumul Qur’an, Ummat, Amanah, Aula, Mayara. Pada majalah Cahaya Sufi (Jakarta), MataAir (Jakarta), MataAir (Yogyakarta), Almihrab (Semarang) KH. Ahmad Mustofa Bisri duduk sebagai Penasehat.

Belajar di Kairo, Mesir.

Ketika itu Perhimpunan Pelajar Indonesia di Mesir membikin majalah. Salah satu pengasuh majalah adalah gus Dur. Setiap kali ada halaman kosong, KH. Ahmad Mustofa Bisri dimintai untuk mengisi dengan puisi-puisi karya beliau. Karena gus Dur juga tahu gus Mus bisa melukis, maka, ia diminta bikin lukisan juga, sehingga jadilah coret-coretan, atau kartun, atau apa saja, yang penting ada gambar pengisi halaman kosong. Sejak itu, KH. Ahmad Mustofa Bisri hanya menyimpan puisi karyanya di rak buku.

Dedikasi Gus Mus di Bidang Sastra

Dedikasi KH. Ahmad Mustofa Bisri di dunia puisi disambut oleh seniman-seniman lain. Sebuah group band anak muda pernah menciptakan lagu untuk puisi Gus Mus. Bersama Idris Sardi gus Mus menyuarakan keprihatinannya tentang persatuan bangsa dalam pagelaran karya musik dan puisi bertajuk “Satu Rasa Menyentuhkan Kasih Sayang” di Gedung Kesenian Jakarta, 22 Maret 2006 (Kompas, 23 Maret 2006: 15).

Tahun 2008 Gus Mus berkenan menulis lirik lagu di antaranya berisi parodi tentang bagaimana manusia mempertaruhkan ‘kaki’, ‘kepala’, bahkan ‘dada’ demi sekedar ‘kesenangan (kekuasaan) mempermainkan bola’—untuk lagu Sawung Jabo (belum dipublikasikan). Karena dedikasinya di bidang sastra, KH. Ahmad Mustofa Bisri banyak menerima undangan juga dari berbagai negara.

Bersama Sutardji Colzoum bachri, Taufiq Ismail, Abdul hadi WM, Leon Agusta, KH. Ahmad Mustofa Bisri menghadiri perhelatan puisi di Baghdad (Iraq, 1989). Masyarakat dan mahasiswa Indonesia menunggu dan menyambutnya di Mesir, Jerman, Belanda, Perancis, Jepang, Spanyol, Kuwait, Saudi Arabia (2000). Fakultas Sastra Universitas Hamburg, mengundang Gus Mus untuk sebuah seminar dan pembacaan puisi (2000). Universitas Malaya (Malaysia) mengundangnya untuk seminar Seni dan Islam. Sebagai cerpenis, Gus Mus menerima penghargaan “Anugerah Sastra Asia” dari Majelis Sastra (Mastera,Malaysia, 2005).

Kepedulian KH. Ahmad Mustofa Bisri yang tercurah media massa melahirkan konsep ‘Mata Air’. Konsep ini mewadahi mimpinya tentang media alternatif yang berupaya memberikan informasi yang lebih jernih, yang pada awalnya merupakan respons atas keprihatinannya terhadap kebebasan pers yang sangat tidak terkendali (setelah Orde Baru tumbang, 1998).

Meski belum sepenuhnya hadir seperti yang diharapkan gus Mus, konsep ‘Mata Air’ ini akhirnya terwujud dengan diluncurkannya situs Mata Air, gubuk maya gus Mus di www.gusmus.net  (2005), kemudian disusul penerbitan perdana majalah Mata Air Jakarta (2007) dan Mata Air Yogyakarta (2007). ‘Mata Air’ mempunyai motto: “Menyembah Yang Maha Esa, Menghormati yang lebih tua, Menyayangi yang lebih muda, mengasisih sesama”.

Inovasi Gus Mus dalam Kesenian

Masyarakat juga menikmati inovasi lain sebagai buah dari tradisi menulis keluarga gus Mus ini. Pada pernikahan keempat putrinya, untuk masing-masing Gus Mus menerbitkan sebuah buku yang dibagikan sebagai cindera mata bagi para tetamu. Tiga di antaranya Kado pengantin (kumpulan nasihat untuk pengantin yang ditulis tokoh kiai dan cendekiawan, 1997), Bingkisan Pengantin (antologi puisi tokoh penyair, 2002), Cerita-Cerita Pengantin (kumpulan cerpen yang ditulis para tokoh cerpenis, 2004).

Puisi-puisi Karya Gus Mus

Gus Mus telah melahirkan ratusan sajak yang dihimpun dalam lima buku kumpulan puisi: Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (1988), Tadarus Antologi Puisi (1990), Pahlawan dan Tikus (1993), Rubaiyat Angin dan Rumput (1994), dan Wekwekwek (1995). Selain itu beliau juga menulis prosa yang dihimpun dalam buku Nyamuk Yang Perkasa dan Awas Manusia (1990).

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren.

baca juga: Sholawat Gusdur Lirik Syiir Tanpo Waton

Ayahnya, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Akhir 1949, dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Ia belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur juga diajarkan membaca buku non Islam, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. pada April 1953, ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Pendidikannya berlanjut pada 1954 di Sekolah Menengah Pertama dan tidak naik kelas, tetapi bukan karena persoalan intelektual.

Ibunya lalu mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan. Pada 1957, setelah lulus SMP, dia pindah ke Magelang untuk belajar di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada 1959, Gus Dur pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru dan kepala madrasah. Dia juga menjadi wartawan Horizon dan Majalah Budaya Jaya. Pada 1963, Ia menerima beasiswa dari Departemen Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, namun tidak menyelesaikannya karena kekritisan pikirannya. Gus Dur lalu belajar di Universitas Baghdad. Meskipun awalnya lalai, Ia bisa menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970. Setelah itu, Ia pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya, guna belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang diakui di sini. Abdurrahman Wahid Muda lalu pergi ke Jerman dan Prancis sebelum kembali ke Indonesia pada 1971.

Gus Dur Menjadi Ketua PBNU

Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur dinominasikan sebagai ketua PBNU dan dia menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Terpilihnya sebagai ketua PBNU dilihat positif oleh Suharto. Citra moderat menjadikannya disukai pemerintah. Pada 1987, Ia mempertahankan dukungan kepada rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar.

Anak-anak Gus Dur

Gus Dur memiliki 4 putri yakni:

  1. Alissa Qotrunnada
  2. Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid
  3. Anita Hayatunnufus
  4. Inayah Wulandari

Wafat

Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumiddin menjelaskan amalan yang sebaiknya dilakukan sebelum memulai jimak atau berhubungan suami istri, yaitu:

  1. Disunnahkan untuk membaca bismillah
  2. Membaca surat Al-Ikhlash
  3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh)
  4. Membaca doa:

بِسْمِ اللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنِيْ

Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî.

Artinya, “Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.”

  1. Memakai penutup atau selimut, dan jangan berhubungan suami istri dengan telanjang bulat
  2. Memulai dengan cumbu-rayu dan ciuman

Amalan yang Dianjurkan

  1. Hindari untuk mengadap kearah kiblat saat berhubungan suami istri
  2. Hindari terlalu banyak pembicaraan
  3. Ketika istri menjelang orgasme, maka suami mengatakan dalam hati:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسِبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا. أللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ خَلَقْتَ خَلْقًا فِيْ بَطْنِ هَذِهِ الْمَرْأَةِ فَكَوِّنْهُ ذَكَرًا وَسَمَّهُ اَحْمَدَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ

  Alhamdulillahilladzi khalaqa minal mai basyaran faja’alahu nasiban wa sihra wa kaana rabbuka qadiira. Allahumma in kunta khalaqta khalqan fi bathni hadzihi al-mar’ati fa kawwinhu dzakaran wa sammahu ahmad bi haqqi muhammadin Shallallahu alaihi wasallam. Rabbi laa tadzarni fardan wa anta khairul warisin.

Artinya: “Segala puji milik Allah, yang telah menciptakan manusia dari air mani. lalu jadikan manusia itu punya keturunan dan musaharah dan Dia adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Ya Allah, Ya Tuhan kami, jika Engkau takdirkan di dalam perut istriku ini tercipta seorang makhluk, maka jadikanlah ia seorang laki-laki yang akan keberikan nama Ahmad. Dengan hak yang ada pada Nabi Muhammad, Ya Allah Ya Tuhan kami, jangan biarkan aku sendirian (tanpa memiliki keturunan). Engkaulah (Tuhan) sebaik-baik zat yang mewarikan (yang mengkaruniai tinggalan keturunan)”. Disarikan dari K. H. Misbah Musthofa, terjemah Quratul Uyun, hal 89, Al-Balagh. 1993.  

  1. Usahakan untuk keluar bersama-sama, karenanya pihak lelaki jangan terburu-buru untuk segera mentuntaskan permainan sebelum pihak perempuan mencapai orgasme.
  2. Dan jika ingin mengulangi jimak atau berhubungan suami istri yang kedua kalinya, maka sebaiknya membersihkan atau mencuci terlebih dahulu kemaluannya.

Baca juga: KH Hasyim Asy’ari, Biografi Singkat

Doa setelah jimak

Setelah berhubungan suami istri (jimak) kita dianjurkan memuji Allah atas nikmat dan karunia-Nya. Disamping itu kita dianjurkan untuk berdoa setelah berhubungan intim sebagaimana disinggung oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, juz I, halaman 103.

 بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصَهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا

  Bismillahi Alhamdulillâhilladzî khala minal mâ’i basyarâ, faja‘lahû nasaban wa shahrâ, wa kâna rabbuka qadîrâ.

Artinya, “Dengan nama Allah, segala puji bagi-Nya yang telah menciptakan manusia dari air, lalu menjadikannya sebagai keturunan dan kekerabatan. Tuhanmu maha kuasa.” Itulah doa berhubungan suami istri. Jadi jangan lupa baca doa saat akan berhubungan suami istri!

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - KH Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau wafat pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang.

KH Hasyim Asy'ari merupakan putra dari pasangan Kyai Asyari dan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. KH Hasyim Ash'ari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan ibunya, KH Hasyim Ash'ari merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ash'ari mendapat pendidikan dan nilai-nilai dasar Islam yang kokoh.

Masa Kecil

Sejak anak-anak, bakat kepemimpinan dan kecerdasan KH Hasyim Ashari memang sudah nampak. Di antara teman sepermainannya, ia kerap tampil sebagai pemimpin. Dalam usia 13 tahun, ia sudah membantu ayahnya mengajar santri-santri yang lebih besar ketimbang dirinya. Usia 15 tahun Hasyim meninggalkan kedua orang tuanya, berkelana memperdalam ilmu dari satu pesantren ke pesantren lain.

Mula-mula ia menjadi santri di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah ke Pesantren Langitan, Tuban. Pindah lagi Pesantren Trenggilis, Semarang. Belum puas dengan berbagai ilmu yang dikecapnya, ia melanjutkan di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan Kyai Cholil.

KH Hasyim Asy'ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo. Tak lama di sini, Hasyim pindah lagi di Pesantren Siwalan, Sidoarjo.

Di pesantren yang diasuh Kyai Ya’qub inilah, agaknya, Hasyim merasa benar-benar menemukan sumber Islam yang diinginkan. Kyai Ya’qub dikenal sebagai ulama yang berpandangan luas dan alim dalam ilmu agama. Cukup lama, lima tahun Hasyim menyerap ilmu di Pesantren Siwalan. Dan rupanya Kyai Ya’qub sendiri menyukai pemuda yang cerdas dan alim itu. Maka, Hasyim bukan saja mendapat ilmu, melainkan juga istri. Ia, yang baru berumur 21 tahun, dinikahkan dengan Chadidjah, salah satu puteri Kyai Ya’qub.

Tidak lama setelah menikah, Kakek Gus Dur bersama istrinya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Tujuh bulan di sana, Hasyim kembali ke tanah air, sesudah istri dan anaknya meninggal.

KH Hasyim Asy'ari Mendirikan Nahdatul Ulama (NU)

Tahun 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah.

Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan. Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kyai Hasyim.

Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama As’ad Syamsul Arifin (kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo), untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kyai Hasyim di Tebuireng. Pemuda As’ad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kyai Hasyim.

Ketika Kyai Hasyim menerima kedatangan As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. ”Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata. Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai Hasyim masih menunggu kemantapan hati. Satu tahun kemudian (1925), pemuda As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh.

”Kyai, saya diutus oleh Kyai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya.

Tangan As’ad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih.

Ia memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kyai”.Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru.

”Kyai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,” tambah As’ad.

Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jam’iyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat istikharah.

Wafat

Sayangnya, sebelum keinginan itu terwujud, Kyai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama.

Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam terdapat pertentangan faham, antara faham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek tarekat. Ide reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam, mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan modern.

Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat. Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di Mekkah. Sedangkan di Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah (berdiri tahun 1912).

Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab. Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama madzhab.

Baca juga: Bacaan Doa iftitah Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kyai Hasyim yang saat itu menjadi ”kiblat” para Kyai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulama’ ini. Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya (periode tahun 1937-1942).

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu
Doa iftitah yang biasa atau secara umum dibaca umat islam melakukan ibadah shalat, baik itu shalat wajib maupun shalat sunnah.
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا
وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ
حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Doa Iftitah Latin

Allaahu akbar kabiiraw walhamdu lilaahi katsiro, wa subhaanallaahi bukrataw wa’ashiila, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardh, haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.
Baca juga: Do’a Qunut Subuh

Arti Doa iftitah

Allah maha besar dengan sebesar besarnya. Segala puji yang sebanyak banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagiNya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang berserah diri. (Muslim)
Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Do'a Qunut Subuh Arab:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ
وَ عَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ
وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ
وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ
فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ
وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Qunut Subuh Latin:

“Allahummah dinii fii man hadait.

Wa’aafinii fii man ‘aafaiit.

Wa tawallanii fii man tawallaiit.

Wa baarik lii fiimaa a’thaiit.

Wa qinii syarramaa qadthaiit.

Fa innaka taqdthii walaa yuqthdaa ‘alaiik.

Wa innahu laa yadzillu man wãlaiit.

Walaa ya’izzu man ‘aadaiit.

Tabaa rakta rabbanaa wata ’aalait

Fa lakal-hamdu ‘alaa maa qadhaiit

Astaghfiruka wa atuubu ilaiik,

wa shallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa’alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.”

Arti Do'a Qunut Subuh

Ya Allah tunjukkanlah saya sebagaimana mereka yang sudah Engkau berikan petunjuk.
Dan kasihkanlah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau sudah kasih kesehatan.
Dan peliharalah aku sebagaimana orang yang telah Engkau pelihara.
Dan berilah keberkahan bagiku pada segala apa yang Engkau sudah karuniakan.
Dan lindungi aku dari segala bahaya kejahatan yang Engkau sudah pastikan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum.
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin.
Dan tidak mulia orang yang mana Engkau memusuhinya.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maha bagi Engkau seluruh pujian di atas yang Engkau hukumkan
Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau
(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Keterangan: Untuk arti doa Qunut berjamaah silahkan ganti kata “aku” menjadi “kami”.
Baca juga: Bacaan Bilal Jum’at dan Panduan Lengkap
Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu
Doa pengantar Bilal sebelum melakukan adzan pertama. Ini adalah doa sebelum bacaan bilal Jum’at.
 
سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِااللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْ لاًمِّمَّنْ دَعَااِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًاوَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ
قُلِ ادْعُوااللهَ اَوِادْعُواالرَّحْمٰنَ اَيًّامًّاتَدْعُوْافَلَهُ اْلاَسْمَآءُاْلحُسْنٰى
وَلاَتَجْهَرْبِصَلاَتِكَ وَلاَتُخَافِتْ بِهَاوَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلاً
وَقُلِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِ يْ لَمْ يَتَّخِذْوَلَدًاوَّلَمْ يَكُنْ لّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّ لِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا
. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
 
Setelah bilal membaca doa pengantar, petugas bilal mengumandangkan adzan pertama. Adzan pertama disuarakan panjang.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Setelah adzan pertama selesai, jamaah jumaJu melakukan sholat sunnah qobliyah jum’at. Dan ketika jamaah sudah selesai sholat qobliyah jum’at, petugas kembali berdiri untuk mengatur acara sholat jum’at dengan membaca
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ
: رُوِيَ عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ اَنْصِتْ وَالْاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ ، وَمَنْ لَغَا فَلَا جُمْعَةَ لَهُ ، اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ ×٣
Disaat khatib akan menaiki mimbar, petugas bilal ini mengiringi dengan membaca sholawat nabi
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
Setelah membaca sholawa, dilanjutkan dengan membaca doa, para jamaah mengangkat kedua tangan dalam posisi doa
 
اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ
مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
وَانْصُرْهُمْ عَلَى اْلمُعَانِدِّيْنَ
يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ
وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Kemudian khotib memberi salam kepada jamaah sholat jum’at dan khotib kemudian duduk. Selanjutnya, setelah khotib memberi salam, petugas bilal mengumandangkan adzan kedua, adzan kedua ini nadanya gak sepanjang adzan pertama.

Ketika khotib duduk antara dua khutbah, bilal membaca sholawat, sholawat yang umum digunakan adalah seperti ini
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَزِدْوَاَنْعِمْ وَتَفَضَلْ وَبَارِكْ
بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى زَيْنِ عِبَادِكْ
وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ
سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ
وَاِمَامِ طَيْبَةَوَاْلحَرَمِ
سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَّعَلىٰ آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ كُلِّ صَحَا بَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
Ketika khotib duduk diantara dua khutbah , waktu itu adalah waktu yang mustajab, karena itu, para jamaah dianjurkan untuk berdo'a. Kemudian, khotib berdiri lagi untuk khutbah kedua. Setelah khotib selesai berkhutbah, petugas bilal berdiri lagi untuk iqomah.
 
Baca juga: Sholat Taubat, Waktu dan Panduan Pelaksanaanya
Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 bulan yang lalu

Surau.co - Sholat taubat merupakan sholat yang harus disegerakan dan tidak ditunda-tunda. Maka dari itu, jika seorang muslim telah berbuat dosa dan maksiat, segeralah untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh. Salah satunya adalah dengan cara melakukan sholat taubat. Dengan tidak lupa membaca do’a shalat taubat.

Sholat taubat termasuk salah satu bentuk sholat mutlak, dimana waktu pelaksanaannya bisa dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari.
Akan tetapi, ada waktu-waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat taubat:
  1. Mulai dari terbitnya fajar kedua hingga terbit matahari.
  2. Saat terbit matahari sampai matahari naik sepenggalah.
  3. Saat matahari tepat di tengah-tengah (atas).
  4. Waktu sholat Ashar hingga tenggelamnya matahari.
  5. Saat menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar tenggelam sempurna.
Sementara itu, sebagian ulama menyatakan, bahwa waktu pelaksanaan sholat taubat yang utama adalah pada saat 2/3 malam atau selama waktu terbaik sholat tahajud.
Niat dan Tata Cara Sholat Taubat
1. Niat sholat taubat nasuha
Mengucapkan niat sholat taubat nasuha dalam hati. Boleh juga dengan melafazkannya jika merasa kurang mantap.

USHALLI SUNNATAT TAUBATI ROKAATAINI LILLAHI TAALA

Artinya: “ Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.”
2. Takbirotul Ihram
3. Membaca doa Istiftah/iftitah (Sunnah)
4. Membaca surat Al Fatihah
5. Membaca surat dari Alquran
6. Rukuk (Membaca tasbih ruku’ tiga kali)
7. I'tidal (Membaca doa i’tidal)
8. Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali)
9. Duduk diantara dua sujud (Membaca doa 'Robbighfirlii warhamnii...')
10. Sujud kedua (Membaca tasbih sujud tiga kali)
11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.
12. Tasyahud akhir (Membaca bacaan tasyahud akhir)
13. Salam
14. Berdoa mohon ampunan