Surau.co
Menu Kirim Tulisan Menu

Fiqih

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Barkas.id - 5 Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan Banyak Orang. Kami ulas lengkap pada Februari 10, 2021. Berikut ulasan lengkap tentang 5 Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan Banyak Orang.

Wudhu merupakan bagian dari cara menyucikan diri yang biasa dilakukan oleh para pengikut Islam alias muslim.

Saat Anda sedang berwudhu, sebaiknya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Simak kesalahan wudhu dari berikut ini. 

Biasanya wudhu digunakan sebagai rangkaian sebelum akan menunaikan ibadah wajib seperti salat. 

Orang yang akan salat dan menghadap Tuhan Yang Maha Esa wajib wudhu terlebih dahulu dengan air mengalir. 

Caranya adalah mengalirkan air ke anggota tubuh sebanyak tiga kali dan secara berurutan. 

Hal ini terus dilakukan setiap akan salat atau bersuci. 

Namun sayangnya, banyak beberapa kesalahan saat wudhu yang sering dilakukan sampai sekarang.

Padahal, syarat sahnya salat seseorang juga terletak di cara wudhunya. 

Beberapa Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan & Membatalkan Sholat
kesalahan-wudhu

Ada beberapa kesalahan wudhu yang banyak dilakukan oleh segelintir orang. 

Jika Anda termasuk di dalamnya, maka harus segera memperbaiki diri dan memperbaiki Cara Wudhu

Berita ini diterbitkan agar salat Anda diterima oleh Allah SWT karena Anda telah berusaha semaksimal mungkin untuk wudhu. 

Tidak Mengalir Sempurna

Wudhu dilakukan dengan cara mengalirkan air ke banyak anggota tubuh. 

Mulai dari mulut, hidung, wajah, tangan, kepala, telinga dan juga kaki. 

Namun sayangnya, saat membasuh salah satu bagian, terutama tangan, airnya tidak mengalir sempurna dan ini kesalahan wudhu yang pertama. 

Anjurannya adalah mengalirkan air dari jari jari hingga ke siku. 

Namun, dalam praktiknya, masih banyak yang mengalirkan airnya tidak sempurna sampai siku. 

Hal ini tentu menyalahi aturan, karena harusnya tetap perlu sampai siku. 

Ini juga berlaku bagi orang yang tidak sempurna mengalirkan air ke berbagai anggota tubuh lainnya. 

Tidak Membaca Doa

Seperti yang sudah diketahui, ada doa sebelum dan sesudah wudhu dilakukan. 

Biasanya ada orang yang terburu buru dan tidak membaca doa saat wudhu. 

Bahkan yang bersangkutan pun tidak membaca basmallah saat wudhu. 

Padahal, ini penting agar wudhu Anda bisa menjadi lebih baik dan maksimal. 

Jika Anda masih suka menyepelekan ucapan basmallah atau pun doa wudhu, maka sebaiknya mulai berubah dari sekarang.

Ini demi kualitas ibadah terbaik sebelum menghadap Allah SWT itu kesalahan wudhu kedua. 

Tidak Berurutan

Seperti yang sudah dijelaskan, tata cara wudhu dilaksanakan secara berurutan. 

Prosesnya bermula dari membasuh mulut terlebih dahulu, kemudian hidung, wajah, tangan, kepala, telinga dan juga kaki. 

Seluruh urutan tersebut tidak boleh dibolak balik atau tidak berurutan. 

Anda harus tertib dan mengikuti seluruh rangkaian prosesnya. 

Jika tidak, maka itu kesalahan wudhu dan tentu menyalahi aturan yang berlaku terkait tata cara wudhu untuk para kaum muslimin. 

Jika Anda masih suka melakukannya secara asal, maka sebaiknya bisa kembali mengikuti tuntunan wudhu yang benar dan dilakukan sesuai aturan. 

Hitungannya Asal

Saat berwudhu, seseorang harus membasuhnya sebanyak tiga kali. 

Ini untuk memastikan agar seluruh bagiannya terjangkau secara baik dan maksimal. 

Namun, menjadi masalah jika Anda menghitungnya secara asal dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Boros Air

Kesalahan wudhu lainnya adalah boros air. 

Jika menggunakan keran, maka biasa menyalakan keran ke bagian paling kencang sehingga airnya banyak yang tumpah. 

Padahal, esensi wudhu adalah mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh. 

Jika dilakukan secara benar, maka Anda bisa melakukannya secara perlahan dan tidak boros air asalkan menjangkau seluruh bagiannya.

Menggunakan air dalam jumlah berlebihan hanya akan membuat Anda menjadi boros air.

Segala sesuatu yang boros amat dibenci oleh Allah SWT. 

Itulah kesalahan wudhu yang sering terjadi, semoga dengan membaca artikel ini kamu bisa menghindarinya ya.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Idul Adha atau Idul Qurban adalah hari raya penting bagi umat Islam. Hari raya Idul Adha dirayakan dengan melaksanakan penyembelihan hewan yang sudah disyariatkan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Ibadah Kurban ini dilaksanakan pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah. Kurban juga menjadi salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam hadist berikut:

Dari Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,

"Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) kurban itu." (HR Tirmidzi).

HR Tirmidzi

Agar kita dapat melaksanakan ibadah yang sangat dicintai Allah dengan benar, penting untuk memperhatikan tata cara dan syarat kurban sesuai syariat Islam, yang akan dijelaskan dalam panduan kurban berikut:

Pengertian Kurban

Secara etimologis, kata "kurban" berasal dari bahasa Arab "qariba – yaqrabu – kurban wa kurbanan wa qirbanan," yang berarti dekat (Lihat: Ibn Manzhur: 1992:1: 662; Munawir: 1984: 1185). Kata ini mengandung makna mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan sebagian perintah-Nya.

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "kurban" dalam agama disebut "udhhiyah," bentuk jamak dari "dhahiyyah," yang berasal dari kata "dhaha" (waktu dhuha). Ini merujuk pada penyembelihan hewan di waktu dhuha pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah, yang menjadi dasar istilah Idul Adha.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata "kurban" atau "udhhiyah" dalam konteks syariat berarti menyembelih hewan sebagai ibadah kepada Allah pada hari raya haji atau Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Hukum Kurban

Menurut sebagian ulama seperti Abu Hanifa, kurban diwajibkan bagi yang mampu. Sementara menurut Imam Malik dan Imam Al-Syafi'i, hukum kurban adalah sunnah muakkad, yaitu tidak wajib tetapi sangat dianjurkan.

Perintah berkurban ini juga diabadikan oleh Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah" (Surah Al-Kautsar: 2). Oleh karena itu, bagi sahabat yang beragama Islam, mampu secara finansial, dan sudah aqil baligh, berkurban menjadi sebuah kewajiban yang harus dipenuhi.

Selengkapnya di artikel Mau Berqurban? Simak Perbedaan Qurban dan Aqiqah

Distribusi Daging Kurban

Daging kurban didistribusikan kepada berbagai pihak: satu pertiga untuk sohibul kurban (orang yang berkurban), tetangga sekitar, kerabat, teman, dan fakir miskin. Seperti yang dinyatakan dalam QS. Al-Hajj ayat 28, "Makanlah sebagian dari daging kurban dan berikanlah kepada orang fakir."

Keutamaan Berkurban

Hewan kurban akan menjadi saksi di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda dalam lanjutan hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, "Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya sebagai saksi. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah diterima di sisi Allah sebelum mengalir ke tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Selain itu, ibadah kurban tidak hanya bermanfaat bagi orang yang berkurban (Mudhohi) tetapi juga membantu fakir miskin dari kelaparan.

Cara Berkurban

Qurban tinggal sebentar lagi, yuk kencengin pahala setelah Ramadan dengan berQurban. Apalagi Qurban adalah ibadah yang sangat disarankan oleh Rasulallah Shalallahu Alaihi Wassalam.

“Barang siapa mampu berkurban dan ia tidak melaksanakannya, maka janganlah ia menghadiri tempat shalat kami”. (HR. al-Baihaqi).

HR. al-Baihaqi

Sekarang adalah eranya digital, kita bisa melakukan ibadah kurban dengan mudah. Alternati yang mudah dan terpercaya adalah menunaikan Qurbanmu di BSI Maslahat melalui BSI Mobile https://bsim.page.link/beli-qurban-bsi-mashlahat.

Pemotongan Qurbanmu bisa disaksikan Live juga melalui Youtube Channel BSI Maslahat dan disalurkan ke penjuru negeri. Transfer melalui rekening PT Bank Syariah Indonesia Tbk nomor rekening 700-136-1036 atas nama BSI Maslahat Qurban. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kontak WA berikut 08111-888-465.

BSI Maslahat adalah lembaga Amil Zakat Nasional mitra strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terdepan dalam menguatkan ekosistem ekonomi syariah.

Surau Surau
4 hari yang lalu

Doa setelah Wudhu beserta artinya, Secara linguistik, makna pemusnahan berasal dari kata wadha'ah yang berarti hasan (baik, baik) dan bahjah (indah atau indah).

Menurut syara' yang dikutip dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji Madzhabi Syafi'i, konsep Doa Setelah Wudhu sebagai berikut :

اسم لفعل الذي هو استعمال الماء في أعضاء معينة مع النية

Artinya: “Sebuah nama untuk menunjukan perkerjaan yang berupa menggunakan air pada anggota-anggota badan tertentu disertai dengan niat.” Artinya huruf wawu berarti difathah (wadhu'), yang tidak berarti penyucian.

Wadhu' adalah nama alat yang digunakan untuk menjernihkan air. Arti pembersihan tidak terkait dengan ritual pembersihan sebelum sholat atau bentuk ibadah lainnya. Tergantung konteks kalimatnya.

Enam Rukun Wudhu

Dalam ritual mensucikan diri melalui wudhu, ada beberapa hal yang wajib ada, atau disebut sebagai rukun wudhu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitabnya 'Safinatun Najâ'.

فروض الوضوء ستة: الأول النية الثاني غسل الوجه الثالث غسل اليدين مع المرفقين الرايع مسح شيئ من الرأس الخامس غسل الرجلين مع الكعبين السادس الترتيب

Artinya: “Fardhu wudhu ada enam: (1) niat, (2) membasuh muka, (3) membasuh kedua tangan beserta kedua siku, (4) mengusap sebagian kepala, (5) membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki, dan (6) tertib,” (Salim bin Sumair Al-Hadhrami, Safînatun Najâ, Beirut, Darul Minhaj).

Doa setelah Wudhu

Berdoa setelah wudhu menjadi amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam karena hal itu merupakan sunnah dari Nabi Muhammad SAW. Adapun, doa setelah wudhu yang diamalkan sebagai berikut

Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ عِبَادِكَ الصَالِحِينَ
سُبْحَانَكَ اَلَّلهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوبُ اِلَيكَ


Latin: ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ'ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN WAJ'ALNII MIN 'IBAADIKAS SHOLIHIN SUBHAANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIIK.

Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagian dari hamba-hambamu yang shal.

Doa setelah wudhu tersebut berdasarkan hadist riwayat Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani. Dari 'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Arab: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ »

Artinya: Siapa yang berwudhu dengan memperbagus wudhunya, lalu ia mengucapkan 'ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ'ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN',

dengan ia membacanya melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia akan masuk lewat pintu mana saja yang ia mau.

Baca Juga: Doa sebelum Belajar dan Sesudah Belajar Lengkap

Dalil Mengenai Wudhu

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah ayat 6).

Baca juga: Doa Wudhu Lengkap Serta Tata Cara dan Manfaatnya

Kemudian dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW mempertegas anjuran untuk berwudhu yang berbunyi: "Barang siapa berwudhu seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan salatnya sebagai tambahan pahala baginya." (HR. Muslim). Terima Kasih Telah membaca artikel mengenai Ilmu islam tentang Doa setelah Wudhu beserta artinya semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi yang membaca.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
4 hari yang lalu

Surau.co - Mengetahui Lebih Jauh Mengenai Doa Sesudah Sholat – Doa sesudah sholat Ini adalah salah satu doa yang Nabi saw dianjurkan untuk dibaca setelah sholat kita. Bahkan, signifikansinya dapat dilihat ketika Nabi sendiri menyuruh sahabat tercintanya, Muaz Ibn Jabal ra untuk tidak pernah meninggalkan Doa ini setelah sholat, sebagai tanda cintanya kepada Muaz.

Dalam doa tersebut nabi menganjurkan untuk mampu merasa bersyukur atas anugerah dan anda harus mensyukuri perasaan ini. Beliau mengajak kita untuk memanjatkan doa sesudah sholat untuk bersyukur, dengan harapan bahwa Allah menambah rahmat-Nya atas kita karena rasa syukur kita.
Doa Umum yang Harus Dibaca Sesudah Sholat
Do'a sesudah sholat yang harus dibaca dalam rangkaian wirid. Dari beberapa bacaan dalam wirid ada satu do'a yang harus dibaca.

Doa agar Tetap Istiqomah dalam Beragama

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku semenjak kecil.Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dan janganlah Engkau biarkan ghill (dengki) dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.

Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut.

Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami istri-istri dan keturunan-keturunan sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.

Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Demikianlah artikel yang saya buat. Semoga bermanfaat.

Surau Surau
4 hari yang lalu

Surau.co - Puasa sunah, merupakan bagian penting dalam praktik ibadah umat Islam yang melampaui kewajiban puasa Ramadhan.

Diantara puasa-puasa sunah yang dianjurkan adalah Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Tasu'a, Puasa Syawal, Puasa Tarwiyah, dan Puasa Arafah.

Setiap puasa memiliki karakteristik dan keutamaannya sendiri, memberikan umat Islam peluang untuk mengeksplorasi dimensi spiritual yang lebih dalam dan memperkaya ibadah sehari-hari mereka.

Dengan memahami tata cara, niat, dan keutamaan dari masing-masing puasa sunah, umat Islam dapat memperkukuhkan ikatan spiritual dengan Allah serta meningkatkan kesalehan dalam hidupnya.
6 Puasa Sunnah Selama 1 Tahun
Puasa Ayyamul Bidh
Dalam merinci keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan nasehat kepada Abu Hurairah untuk tetap mempraktikkan puasa tersebut tanpa meninggalkannya.

Puasa Ayyamul Bidh, yang melibatkan puasa pada hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan kalender Hijriah, memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam mewasiatkan hal ini kepada Abu Hurairah, secara tidak langsung menekankan pentingnya konsistensi dalam ibadah ini.

Menjalani puasa tersebut bukan hanya sebagai bentuk ketaatan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan. Kesetiaan terhadap pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh menjadi bukti komitmen dalam mendekatkan diri kepada-Nya melalui amal ibadah yang penuh makna.

أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Kekasihku –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan sholat dhuha dua raka’at dan sholat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)
Puasa Tasu’a 1445 Hijriyah
Puasa tasu’a merujuk pada puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkomitmen untuk melaksanakan puasa ini.

Namun, sebelum memasuki tahun berikutnya, beliau wafat.

Puasa tasu’a, yang jatuh pada tanggal 9 Muharram, merupakan salah satu praktik ibadah yang diamanahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau dengan tekad memutuskan untuk menjalankan puasa pada hari tersebut, namun takdir berkata lain ketika sebelum tahun berikutnya tiba, Rasulullah meninggalkan dunia ini.

Meskipun beliau tidak sempat mengamalkan puasa tasu’a pada tahun tersebut, sunnah ini tetap menjadi inspirasi dan pedoman bagi umat Islam yang berusaha meneladani kehidupan Rasulullah dalam setiap aspek ibadah dan perilaku.

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Puasa Asyura 1445 Hijriyah
Puasa Asyura adalah ibadah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram.

Keistimewaan dari pelaksanaan Puasa Asyura sangat signifikan, termasuk kemampuannya untuk menghapus dosa-dosa yang dilakukan dalam setahun sebelumnya.

Puasa Asyura, yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, memiliki keutamaan besar dalam konteks keagamaan Islam.

Salah satu keistimewaannya yang paling ditekankan adalah kemampuannya untuk menghapus dosa-dosa yang terakumulasi selama setahun sebelumnya. Konsep ini mengandung makna mendalam bahwa pelaksanaan puasa Asyura bukan hanya sebagai rutinitas ibadah, melainkan juga sebagai sarana pembersihan spiritual.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perhatian khusus pada hari tersebut, menekankan pentingnya kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kembali kepada jalan yang benar.

Dalam pandangan Islam, puasa Asyura bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang refleksi, tobat, dan peningkatan spiritual dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Puasa tasu’a dan asyura merupakan bagian dari puasa pada bulan Muharram yang merupakan puasa sunnah paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam. (HR. Muslim)
Puasa Syawal 1445 Hijriyah
Puasa Syawal merupakan ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal, dengan pelaksanaan yang paling ditekankan pada awal bulan, yakni tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Keutamaan dari Puasa Syawal sangat luar biasa, di mana melibatkan pelaksanaannya setelah selesai bulan Ramadhan. Menjalankan puasa Syawal dianggap setara dengan berpuasa sepanjang tahun penuh.

Puasa Syawal, yang terdiri dari enam hari di bulan Syawal, menjadi sebuah amalan yang ditekankan untuk dilakukan pada awal bulan, khususnya tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Keutamaan dari pelaksanaan puasa Syawal sungguh luar biasa, terutama karena dilakukan sebagai kelanjutan dari ibadah puasa Ramadhan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan bahwa menjalankan puasa Syawal setelah puasa Ramadhan memiliki nilai pahala setara dengan berpuasa sepanjang tahun penuh.

Dengan kata lain, puasa ini memberikan peluang kepada umat Islam untuk memperoleh ganjaran pahala yang besar, sekaligus menunjukkan kesyukuran atas nikmat bulan suci Ramadhan yang telah berlalu.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim)
Puasa Tarwiyah 1445 Hijriyah
Puasa Tarwiyah adalah ibadah puasa yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Dalam fatwa Lajnah Daimah disebutkan mengenai puasa tarwiyah dengan menyatakan bahwa "tidak ada masalah."

Oleh karena itu, puasa tarwiyah diakui bukan sebagai bid'ah, bahkan menurut ulama resmi Kerajaan Arab Saudi.

Pandangan ini menjelaskan bahwa ketika bulan sabit atau hilal terlihat lebih awal di Mekah dibandingkan dengan negara lain, terjadi perbedaan tanggal.

Sebagai contoh, jika tanggal 9 di Mekah, maka posisinya bisa menjadi tanggal 8 di negara lain.

Dalam konteks ini, penduduk negara tersebut memutuskan untuk menjalankan puasa pada tanggal 9 sesuai dengan kalender setempat, yang sejalan dengan tanggal 10 di Mekah.

Pandangan ini dianggap kuat, karena didasarkan pada hadis Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyarankan untuk memulai puasa ketika melihat hilal dan menghentikannya ketika melihat hilal kembali.
Puasa Arafah 1445 Hijriyah
Puasa Arafah adalah ibadah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Keistimewaan dari pelaksanaan puasa Arafah sangat besar, di mana puasa ini memiliki potensi untuk menghapus dosa-dosa yang dilakukan dalam setahun sebelumnya dan setahun setelahnya

Puasa Arafah, yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, menandai momen penting dalam ibadah haji.

Keutamaannya yang luar biasa tidak hanya terbatas pada pahala dosa yang dihapuskan selama setahun sebelumnya dan setahun setelahnya, tetapi juga melibatkan aspek spiritual yang mendalam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan keagungan puasa Arafah, mengingatkan umat Islam akan potensi besar untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah pada hari tersebut.

Oleh karena itu, menjalankan puasa Arafah menjadi peluang emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya, merenungkan perbuatan serta kesalahan, serta berharap atas keberkahan dan ampunan-Nya.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Secara keseluruhan, puasa-puasa sunah seperti Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Tasu'a, Puasa Syawal, Puasa Tarwiyah, dan Puasa Arafah adalah bagian integral dari praktik ibadah dalam agama Islam.

Setiap puasa memiliki keutamaan dan hikmah tersendiri, menciptakan kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, serta meraih pahala dan ampunan-Nya.

Kesadaran akan nilai-nilai spiritual dan ketaatan terhadap anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menjalankan ibadah puasa sunah menjadi landasan untuk mengejar keberkahan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Surau Surau
4 hari yang lalu

Surau.co - Shalat Tahajud merupakan satu di antara ibadah sunah yang memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah Swt.

Meski tidak diwajibkan seperti shalat lima waktu, shalat Tahajud menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh berbagai keistimewaan dari-Nya.
12 Keutamaan Shalat Tahajud
Menenangkan Hati
Al-'Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

"Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas sholat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut, dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam surga."
Kebaikan di Dunia-Akhirat
Rasulullah saw. mengungkapkan, "Sungguh pada malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan waktu tersebut ada pada setiap malam." (HR Muslim).

Demikianlah beberapa dari banyak keutamaan shalat Tahajud. Ibadah ini dapat dilakukan di masjid ataupun rumah masing-masing.

Terutama yang sudah berkeluarga, hendaknya membiasakan tahajud bersama-sama. Wahai para suami, ajaklah istri shalat.

Jika ia menolak dengan alasan di luar uzur syar'i, percikkan air di tubuhnya. Para istri juga dapat melakukan hal yang sama kepada suami (HR Nasai dari Abu Hurairah).
Dipelihara oleh Allah dari Segala Macam Bencana
Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa melaksanakan shalat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi maka Allah Swt. akan memberikan sembilan macam kemuliaan: lima macam di dunia dan empat macam di akhirat."

Adapun lima keutamaan di dunia itu adalah akan dipelihara oleh Allah Swt. dari segala macam bencana, tanda ketaatannya akan tampak kelihatan di mukanya, akan dicintai para hamba Allah yang saleh dan dicintai oleh semua manusia, lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah dan akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama."
Penghapus dan Pencegah Dosa
Setiap orang pasti memiliki dosa. Dosa-dosa yang kecil bisa berguguran dengan menjalankan shalat sunah ini sebagaimana hadis di atas. Istimewanya, shalat tahajud juga bisa mencegah seseorang dari perbuatan dosa. Orang yang melazimkan tahajud akan mendapatkan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dirinya terjauhkan dari maksiat dan dosa.
Kedudukan yang Mulia
surat Al Isra ayat 79:

"Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Israa’: 79)
Kunci Masuk Surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan (orang-orang yang membutuhkan), sambungkanlah silaturahmi, dan shalatlah pada malam hari ketika orang lain sedang tidur; niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR. Ibnu Majah)
Salat Sunah Paling Utama
Shalat Tahajud yang juga disebut qiyamul lail atau shalat lail merupakan shalat sunah yang paling utama. Sebagaimana sabda Rasulullah:

"Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. An Nasa’i)
Kemuliaan dan Kewibawaan
Selain mendapatkan kedudukan mulia di akhirat kelak, orang-orang yang ahli salat tahajud juga akan mendapatkan kedudukan yang mulia di dunia. Allah akan memberinya kemuliaan dan kewibawaan.
Doanya Dikabulkan
Orang yang mengerjakan sholat Tahajud kemudian berdoa, Insyaallah doanya dikabulkan Allah. Apalagi jika ia melakukannya di sepertiga malam yang terakhir.
Kebiasaan Orang Salih
Shalat Tahajud merupakan kebiasaan orang-orang saleh terdahulu. Maka siapa yang saat ini senantiasa mengerjakannya, ia pun tercatat sebagai orang-orang yang salih sebagaimana mereka.

"Biasakanlah dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang salih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa." (HR. Ahmad)
Meningkatkan Takwa
Shalat Tahajud bisa melatih diri kita agar menjadi insan yang bertakwa. Dengan rutin menegakkan amalan sunah tersebut, Insyaallah kita menjadi hamba-Nya yang saleh.

Rasul saw. bersabda, "Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala penyakit dari tubuh." Allah Ta'ala menjanjikan bermacam-macam nikmat yang menyenangkan hati sebagai balasan bagi orang yang melaksanakan shalat tahajud (QS As-Sajdah: 16-17). Pelaku amalan sunah tersebut juga akan diangkat derajatnya dalam pandangan Allah Swt. (QS Al-Isra’: 79)
Penawar Kekhawatiran
Melaksanakan shalat Tahajud dengan konsisten dapat menjadi penawar kekhawatiran dan kegelisahan dalam kehidupan sehari-hari. Allah menjanjikan ketenangan jiwa kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada-Nya melalui shalat Tahajud.

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd: 28)

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
4 hari yang lalu

Surau.co - Khutbah dapat diartikan sebagai proses menyampaikan nasihat dan pesan tentang takwa.

Secara keseluruhan, khutbah merujuk pada kegiatan berdakwah yang mengajak atau mendorong orang lain untuk meningkatkan tingkat ketakwaan, keimanan, dan pesan keagamaan lainnya, dengan mematuhi prinsip-prinsip tertentu.

Apa itu Khutbah?

Secara etimologis, khutbah merujuk pada pidato atau ceramah, dan seringkali terkait dengan ibadah salat atau jenis ibadah lainnya.

Contohnya termasuk khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, Idul Adha, khutbah salat gerhana (Khusuf), khutbah nikah, dan sebagainya.

Setiap jenis khutbah memiliki ketentuan khusus yang harus dipatuhi. Meskipun demikian, khutbah Jumat tetap dilakukan secara rutin setiap minggu.

Seorang khatib adalah individu yang bertanggung jawab menyampaikan khutbah ketika melaksanakan salat.

Menjadi khatib pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama yang wajib dilaksanakan oleh sebagian umat, dan seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang tata cara khutbah sebelum berbicara di atas mimbar.
5 Rukun Khutbah
Salah satu rukun khutbah adalah membaca do'a. Kelima rukun khutbah Jumat yang dijelaskan dalam "Buku Panduan Khutbah Jumat Untuk Pemula (2021)" dapat dirangkum sebagai berikut:
Membaca Pujian Kepada Allah SWT
Rukun pertama khutbah Jumat adalah menyampaikan pujian kepada Allah SWT. Pujian ini diucapkan dalam kedua khutbah dengan menggunakan kata-kata seperti "hamdun," "alhamdu," "nahmadu," dan "ahmadu." Penting untuk mencantumkan lafal jalalah saat menyebut nama Allah.
Membaca Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW
Rukun kedua khutbah Jumat adalah membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat ini diucapkan dalam kedua khutbah dengan menggunakan kata-kata seperti "al shalatu" dan sebutan lain yang terkait dengan Nabi Muhammad.
Membaca Wasiat Takwa
Rukun ketiga khutbah Jumat adalah menyampaikan wasiat takwa, yakni pesan atau anjuran untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Tujuan rukun ini adalah mengajak umat untuk taat dan menjauhi kemaksiatan dengan menyampaikan pesan-pesan seperti "Athi'ullaha" dan "Ittaqullah."
Membaca Satu Ayat Al-Qur'an
Rukun keempat khutbah Jumat melibatkan membaca satu ayat atau sebagian ayat Al-Qur'an. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang baik dan menyeluruh mengenai makna ayat tersebut. Disarankan untuk membacanya pada khutbah pertama.
Membaca Doa untuk Orang Mukmin
Rukun terakhir khutbah Jumat dilakukan pada khutbah kedua dengan membaca doa untuk kaum muslimin dan muslimat. Doa ini sebaiknya berkaitan dengan urusan akhirat dan dihindari doa-doa yang terkait dengan urusan duniawi.

Rangkuman tersebut memberikan gambaran singkat mengenai pentingnya setiap rukun dalam khutbah Jumat dan tata cara pelaksanaannya. Semua rukun tersebut dirancang untuk memberikan panduan yang tepat dalam penyampaian khutbah Jumat.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Bacaan Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Demikian artikel tenteng Bacaan Khutbah ke 2