Surau.co – Ba’iatul Aqabah II tersebut prosesinya dilakukan pada waktu yang gelap dan sepi agar kaum kafir tidak mengetahuinya. Dilaksanakan pula pada sepertiga malam terakhir hari Tasyriq. Semangat para rombongan ini pun jadi semakin membara usai baiat dilaksanakan. Meskipun sayangnya ketika baiat usai dilakukan, seseorang dari golongan kafir mengetahui gerombolan tersebut dan dia mengumumkan tempat Rasulullah dan para sahabat melakukan baiat.
“Wahai penduduk yang tengah ada di rumah, apa kalian menghendaki jika Muhammad dan orang-orangnya meninggalkan agama nenek moyang kita? Mereka tengah ada di tempat penggembalaan kalian, lihat!” teriak orang tersebut.
Rasulullah Muhammad SAW pun berseru, “Ini bahaya! Demi Allah.”
Abbas bin Ubadah kemudian menanggapi kegelisahan Rasulullah. Dia memberi usulan yang cukup berani.
“Demi Allah, jika Rasulullah mengizinkan, kami berkenan menghabisi penduduk Mina menggunakan pedang-pedang kami besok.”
Namun, Rasul menolak usul tersebut dan bersabda, “Perintah Allah bukan untuk itu, kembali ke tenda kalian masing-masing.”
Perintah Rasul itupun dijalankan dan pasukan beristirahat di tenda dan tidur. Dalam riwayat yang lain, ketika menanggapi para sahabat baru yang begitu semangat tersebut, sebagaimana yang ditulis Muhammad Raji Hasan Kinas mengutip sabda Rasulullah dalam bukunya.”Bersabarlah. Kami tidak diutus dan diperintahkan untuk melakukan kekerasan. Pergi dan pulanglah ke tenda-tenda kalian.”
Pada keesokan harinya, sebagian pembesar Quraisy mengunjungi perkemahan penduduk Yatsrib terkait kebenaran berita yang diserukan semalam. Lalu pemimpin rombongan haji dari Yatsrib bernama Abdullah bin Ubay bin Salul (yang kemudian menjadi pentolan kaum munafik di kemudian hari) berkata dengan tegas.
“Bohong! Tidak mungkin kaumku berani lancang melangkahiku. Segala yang dilakukan penduduk Yatsrib, mereka minta pertimbanganku,” kata Abdullah bin Ubay. Para pembesar Quraisy itu pun tak tak bisa melakukan apa-apa, karena tak ada saksi dan bukti yang bisa mengesahkan dugaan tersebut. Sedangkan para kaum Muslimin yang berjumlah 70-an orang lebih tengah berbaur dengan lainnya, tak memberi komentar apapun.