Surau.co – Cerita dari Abbas bin Ubadah bin Nadlhah salah satu yang termahsyur adalah saat Ba’iatul Aqabah kedua yang saat itu dilakukan. Abbas memberikan pidato setelah sabahat lainnya Abul Haitsam memberikan pidato pada kaumnya dari Suku Aus; pidato Abul Haitsam lebih menyerukan agar kaunya membela serta menerima Rasulullah Muhammad SAW. Tak jauh berbeda dengan Abul Haitsam, Abbas bin Ubadah dalam pidatonya menyerukan hal yang sama.
Pesan yang ingin Abbas kumandangkan adalah agar manusia tidak bergantung pada harta benda yang musnah, bahkan orang-orang terhormat, apalagi jika itu menuju kehinaan. Abbas meminta harta benda untuk direlakan pada kebaikan dan membiarkan orang-orang terhormat untuk mengorbankan diri di jalan Allah. Niscaya hal ini bisa menjadi amal baik di dunia dan akhirat.
Cuplikan pidato tersebut:
“…jika kalian menyaksikan harta benda kalian musnah, dan orang-orang terhormat di antara kalian terbunuh, apakah kalian akan melemparkan beliau ke dalam kehancuran, dan tidak melindunginya dari musuh?
Jika itu terjadi, maka Demi Allah, itu adalah kehinaan kalian di dunia dan di akhirat… Bawalah beliau, korbankanlah harta kalian dan tidak mengapa orang-orang terhormat kalian terbunuh, karena demi Allah, itu akan menjadi kebaikan dunia dan akhirat.”
Saat itu Abbas bin Ubadah kembali mengingatkan pada rombongan untuk berpikir lebih matang lagi terkait baiat tersebut. Agar mereka tidak ragu-ragu, juga tidak setengah-setengah keyakinannya. “Jangan membaiatkan diri jika kalian masih khawatir, risikonya besar. Jika inin mundur masih bisa,” kata Abbas, tapi dari rombongan tersebut tak ada yang mundur. Meyakini keputusan yang telah diambil.
Baca juga: Abbas bin Ubadah bin Nahdhah: Pendakwah Ulung dalam Baiiatul Aqabah di Madinah