Surau.co – Mushab bin Umair, bernama lengkap Mushab bin Umair bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Abdudar bin Qushay bin Kilab bin Murrah al-Quraisy bin Al-Abdari, ia lahir pada tahun 585 M.
Mushab bin Umair adalah salah satu keturunan bangsawan Quraisy memainkan peran penting dalam masa Jahiliya Arab dan bahkan di kaum petinggi Quraisy.
Nama ayah Mushab adalah Umair ibnu Hasyim bin Abdi Manaf dan nama ibunya Khunas binti Malik.
Nasab Mushab bin Umair dihormati di kalangan suku Quraisy bahkan disegani di Jazirah Arab. Garis keturunan ayahnya sangat berpengaruh, begitu juga garis keturunan ibunya karena kekayaan dan status sosialnya.
Mushab bin Umair berasal dari keluarga Bani Abduddar dengan kehormatan dan tugas penting yang dipercayakan kepada keluarga tertuanya oleh Bani Abduddar, yaitu mengantarkan minuman kepada jamaah haji yang datang ke Mekkah serta dipercaya untuk memutuskan persoalan-persoalan di dalam trah Bani Abduddar.
Mushab bin Umair adalah seorang remaja Quraisy yang menonjol diantara yang lain, mulai dari paling tanmpan, penuh semangat muda, tubuh yang kuat, senyum manis dan kulit lembut, sehingga menjadi pusat pembicaraan wanita Mekah.
Bahkan sebagaimana ditulis oleh Arifin Al-fatih “Misi Rahasia Mushab bin Umair,” para sejarawan menjelaskan masa mudanya dengan ungkapan, “penduduk Mekah menyandang nama yang paling harum”.
Adapun keyakinan yang diemban Bani Abduddar adalah rifadah yang tugasnya menjamu tamu Baitullah hingga menghibur warga miskin Makkah. Hijabah bertanggung jawab menjaga, memelihara dan memegang kunci Ka’bah, siqayah bertanggung jawab mendistribusikan air kepada jamaah yang baru tiba di tanah haram, amanah ini dititipkan kepada Bani Abduddar setiap musim haji, liwa’ bertanggung jawab terhadap tugas militer dan administrasi. Inilah kemuliaan yang diberikan kepada Bani Abduddar.
Di tengah kaum Quraisy yang menyembah berhala dan minum khamr dan bersosialisasi dalam ketidaktahuan, Namun dirinya mampu membedakan tindakan menyimpang dan juga tindakan yang benar. Mushab bin Umair lahir dan dibesarkan dalam keadaan bahagia dan terlena atas kenyamanan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
Selain kemulian dari keluarga Mushab bin Umair, mereka juga terlibat aktif ditengah-tengah kaum Quraisy. Bahkan Ibnu Saad menganggap ibu Mushab adalah wanita terkaya dan memiliki kehidupan yang mewah. Pakaiannya adalah yang terbaik dan termewah pada masanya. Pakaiannya indah dan keharumannya melebihi penduduk Makkah di zaman Arab jahiliyah.
Rasulullah saw bersabda; “ Aku tidak melihat di Mekah, sahabat paling baik, pakaian yang indah dan kehidupan paling mewah, lebih dari Mushab bin Umair. (Hadist Riwayat Al-Hakim)
Semua fasilitas Mushab bin Umair tersedia, ibunya sangat menyayangi dia, namun setelah Mushab bin Umair masuk Islam, semua fasilitas yang bisa digunakan Mushab diberikan kepada ibunya. Dirampas, bahkan Mushab dikurung di dalam rumah dengan mempertahankan imannya.
Ketika sang ibu hendak membekap mulut anaknya dengan tamparan keras, tiba-tiba tangan yang terjulur seperti anak panah itu menarik diri dan jatuh ke tanah melihat cahaya menyinari wajah, berwibawa dan menciptakan perasaan Tenang, hingga kemudian menyebabkan ibu menghentikan tindakannya.
Karena rasa sayang yang luar biasa, ibu Mushab bin Umair berhenti untuk menyakiti dan memukuli putranya, tetapi tidak bisa untuk tetap meninggalkan berhala yang ia yakini.
Suatu hari, Mushab bin Umair mendengar berita yang tersebar luas di antara orang-orang Mekah tentang Muhammad, melihat bahwa dia adalah utusan Allah dan agama yang dibawanya, dan seorang pengkhotbah yang mengajak seluruh umat manusia bersatu dengan Allah swt.
Tetapi pada saat itu penduduk Mekah tidak percaya dengan berita Rasulullah. Namun, berita ini menarik Mushab bin Umair muda untuk memuaskan rasa penasarannya untuk bertemu dengan Muhammad.
Di antara berita yang didengarnya, Rasulullah dan para pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di tempat yang jauh dari keramaian orang Quraisy dan jauh dari berbagai ancaman, yaitu di puncak gunung, tepatnya di Bukit Safa di rumah Arqam bin Abi Arqam.
Keingintahuannya hanya sesaat ketika Mushab bin Umair menunggu, maka saat senja, didorong oleh keinginannya, Mushab pergi ke Arqam untuk menemani rombongan. Tempat Nabi bertemu dengan para sahabat dan pengikut Islam.
Di rumah Arqam bin Abi Arqam, Rasulullah mengajarkan Islam dan ayat-ayat Al-Qur’an dan melakukan shalat. Dan menceritakan kisah para nabi sebelumnya sebagai penyemangat dan kesabaran dalam menyebarkan Islam di jalan Allah SWT.
Mushab bin Umair masuk dan duduk bersama para sahabat yang hadir dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan oleh Rasulullah SAW, biarlah mereka memasuki hati para pendengarnya.
Menjelang senja, Mushab bin Umair mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an agar tenang dan khusyuk serta terarah pada tujuan yang tepat di hatinya. Dan bukannya hati Mushab untuk tunduk pada ayat-ayat Allah swt, yang hatinya mendidih di awal, tiba-tiba menjadi tenang setelah Rasulullah mengelus dada Mushab dan membuatnya merasa sangat damai.
Dengan hati yang tenang dipenuhi cahaya iman, Mushab bin Umair masuk Islam, Mushab bin Umair masuk Islam di masa awal Islam, ketika Nabi berusia 40 tahun, dan dakwah pada waktu itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi pada tahun 611 dan Mushab bin Umair masuk Islam pada usia 26 tahun.
Pendidikan
Kota Makkah telah lama tumbuh dan berkembang sebagai kota yang mempertemukan suku-suku dari berbagai daerah di Jazirah Arab. Karena di kota Makkah terdapat Baitullah, dibangun pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Migran selalu meramaikan Mekah dengan kehadiran mereka, diikuti dengan interaksi sosial dan komersial.
Selama periode Mekah ini, para sahabat memulai pendidikan mereka dengan Nabi Muhammad mengajarkan iman dan Islam.
Teman-teman yang baru masuk Islam harus memperdalam pemahaman tentang Islam agar keimanannya tumbuh dan kokoh dalam mendakwahkan Islam di masyarakat Arab dan pendidikannya dilaksanakan di rumah Arqam bin Abi Arqam.
Pada waktu itu kaum muslimin hanyalah kalangan sahabat dan kerabat Nabi sebelum masuk Islam, Mushab bin Umair yaitu Khadijah bin Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Hariisah, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaida bin Jarrah dan Arqam bin Abi Arqam.
Mushab bin Umair adalah keturunan yang dihormati dan disegani dalam masyarakat Arab. Mushab bin Umair dibesarkan oleh orang tuanya untuk menjadi salah satu penguasa dan berperan penting dalam kekuasaan dan pengaruh politik di masyarakat Arab, bahkan Mushab bin Umair adalah sosok yang siap menjadi pemimpin masa depan Bani Abduddar.
Mushab bin Umair adalah sosok yang berpengaruh dan populer serta berpotensi menjadi sosok yang berpengaruh di masyarakat Arab.
Namun Mushab bin Umair tidak serta merta membuatnya sombong dan nyaman dalam beraktivitas, bahkan Mushab bin Umair menikmati masa mudanya dengan menuntut ilmu dan pelatihan dengan mengikuti berbagai kegiatan.
Para penguasa Quraisy selalu bertemu di Darun Nadwah untuk berkonsultasi. Darun Nadwah adalah sebuah bangunan yang dibangun setelah masa Ka’bah, perkembangan Darun Nadwah diprakarsai oleh leluhur Nabi yang bernama Qushay bin Kilab, tempat ini difungsikan sebagai tempat pertemuan dan bermusyawarah para petinggi dari masyarakat Quraisy.
Mushab bin Umair adalah salah satu pemuda yang memiliki kesempatan yang sangat besar untuk masuk Darun Nadwah, pada setiap pertemuan para pemuka Quraisy.
Ketika Mushab bin Umair berada di dalam Darun Nadwah, ia menyaksikan banyak perdebatan dan musyawarah tentang karakter orang Quraisy, dari mana Mushab bin Umair belajar berdialog dengan berbagai argumentasi.
Dia lebih tertarik pada penggunaan taktik diplomatik dan negosiasi strategis. Setelah Mushab bin Umair masuk Islam, sejak saat itu, dia selalu hidup dalam kebahagiaan yang luar biasa dengan menjelma menjadi tokoh dongeng, karena dia begitu hebat dalam berdakwah, hadiah dan pengerobanan yang diberikan kepada Islam.
Mushab bin Umair dididik langsung oleh Nabi Muhammad SAW, beliau mendapatkan pendidikan terbaik dari Nabi dengan mempelajari agama Islam sehingga kosongnya hati Mushab bin Umair akan diisi oleh cahaya Islam, bahkan Nabi Muhammad SAW berusaha untuk memperkenalkan pemikiran Islam dan akhlak dalam diri Mushab bin Umair.
Mushab bin Umair adalah pemuda yang paling menonjol dari kaum Quraisy, sehingga didikan orang tuanya mungkin telah mempengaruhi pendidikan Mushab. Dan berbekal pengalaman Darun Nadwah menyaksikan para pemimpin Quraisy melakukan dialog dan negosiasi, yang bermanfaat bagi penyebaran Islam.
Dengan seringnya Mushab bin Umair berkunjung ke Darun Nadwah, Mushab belajar bernegosiasi dan berdiplomasi, sehingga menjadikannya teman yang mampu mengubah agama para kepala suku Bani Aus dan Khazraj menjadi Islam.
Sesungguhnya prinsip-prinsip dasar materi pendidikan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada para Sahabat di Mekkah, yaitu keyakinan, etika, pengajaran Al-Qur’an, dan ibadah.
Baca Juga: Riwayat Hidup Zaid Bin Haritsah (8 H/629 M), Golongan Budak yang Pertama Masuk Islam
Akidah
Hasan Ibrahim mengatakan bahwa mayoritas orang Arab menganut agama watsani (menyembah berhala). Konon orang pertama yang mempopulerkan agama Watsani di masyarakat Arab adalah Amar bin Luhayy al-Khuzai’i. Dialah orang pertama yang membawa patung dari negeri Syam ke Ka’bah.
Jadi sebagian besar masyarakat Arab adalah penyembah berhala, dan ada berbagai jenis patung dengan ciri khasnya masing-masing. Oleh karena itu, bagi mereka yang baru masuk Islam, pelajaran pertama bagi mereka adalah kidah sebagai budaya keimanan dan pengenalan tentang Islam.
Materi dasar pertama adalah iman kepada Allah swt, dan Muhammad adalah nabi dan utusan Allah, dalam wahyu Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia. Nabi Muhammad mengajarkan para sahabatnya untuk percaya pada hari terakhir, hari pembalasan, bahwa perbuatan baik akan dihargai dengan kebaikan dan perbuatan buruk akan dihukum. Berbuat baik maka pahala adalah hadiahnya, sedangkan berbuat jahat maka akan mendapat hukumannya.
Rasulullah SAW sendiri menyampaikan iman Islam yang menitikberatkan pada tauhid, yaitu hanya menyembah Tuhan. Jadi muslim baru harus percaya kepada Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan dan tidak bisa mengasosiasikannya dengan apapun dan tidak ada substansi yang bisa menandinginya. Oleh karena itu, ubahlah ajaran para dewa yang mengikuti ajaran pagan dengan penekanan pada Allah swt.
Akhlak
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab berada pada tahap Jahiliyah atau kebodohan, namun dalam hal ini yang dimaksud dengan jahiliyah adalah tidak dapat melihat kebenaran. Mereka tidak bodoh dalam pengetahuan tetapi mereka bodoh dalam tindakan mereka dan aturan atau kebiasaan yang mereka ikuti.
Mereka melakukan banyak hal buruk seperti mabuk, berzina, mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup karena wanita merupakan suatu aib bagi orang-orang Mekah pada waktu itu.
Dalam kondisi ini, mendorong Nabi untuk berkhalwat ke Gua Hira sebelum diutus sebagai Rasul. Setelah Nabi Muhammad SAW menjadi utusan, beliau meningkatkan akhlak dan keyakinan para pemeluk Islam. Bahkan dengan ajaran moral yang diberikan oleh Nabi, Mushab bin Umair dan para sahabatnya tetap bisa memiliki akhlakul karimah yang mulia.Ibadah
Ibadah merupakan aktivitas yang wajib di laksanakan bagi umat Islam yakni 5 kali dalam sehari dan termasuk ibadah sunnah yang dianjurkan kepada umat Islam. Ibadah yang dilakukan pada masa itu belum sempurna sebagaimana ibadah yang di lakukan pada masa sebelum hijrah.
Menjalankan ibadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah swt sebagai Tuhan semesta Alam. Pada awalnya shalat belum dilakukan lima rakaat, tetapi setelah Rasullah hijrah ke syam untuk menunaikam isra’ Miraj’ setelahnya diberlakukan shalat lima waktu.
Pengajaran Al-Quran
Para sahabat juga tidak ketinggalan belajar Al-Quran, mereka mempelajarinya di rumah- rumah, seperti di rumah Arqam bin Abi Arqam. Mereka belajar tidak hanya sekedar bacaannya saja, melainkan juga menghayati, dan menghafal serta mengamalkan setelah mereka mengetahuinya.
Pengajaran Al-Quran dilakukan secara berkesinambungan, Nabi menyampaikan ayat-ayat, para sahabat menghafalnya dan sebagian menulisnya pada waktu tertentu Rasul mengadakan ulangan bacaaan dan hafalan para sahabat.
Hal itu bertujuan agar para sahabat tidak melupakan apa bunyi ayat yang telah disampaikan oleh Rasul.
Kepribadian Mushab bin Umair
Mushab bin Umair adalah teman Bani Abduddar, keturunan bangsawan dan keturunan Muhammad, Mushab memiliki kepribadian yang berbeda dari teman-teman lainnya.
Karena kemampuan diplomasinya, Mushab memiliki kepribadian yang santai, mudah didekati dan lugas dan jenaka, mampu berteman dengan banyak orang dan bahkan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Ia juga merupakan salah satu pemuda terkemuka yang gagah, tampan, penuh kemudaan dan semangat.
Sebelum Mushab bin Umair masuk Islam, dia hidup dalam kemewahan dan menikmati kenyamanan dan kekayaan kedua ornag tuannya, dia mengenakan pakaian mewah dan aroma parfum memikat para wanita di Mekah.
Namun, setelah Mushab bin Umair menyatakan imannya kepada Allah swt dan Rasulullah, kedamaian akan datang kepadanya, semuanya berubah menjadi hanya dengan melepaskan semua kenyamanan ibu yang dia berikan kepadanya, menggantinya dengan kesederhanaan dan zuhud dan menggantinya itu dengan cahaya. .
Mushab bin Umair juga merupakan gambaran sahabat yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi cobaan di jalan Allah swt. Dihadapkan dengan ibunya, yang sangat marah mengetahui bahwa Mushab telah masuk Islam. Setelah itu, Mushab bin Umair dikurung di sebuah ruangan hingga sesaat sebelum hijrah ke Abyssinia.
Abyssinia adalah wilayah Afrika yang sekarang menjadi bagian dari negara Ethiopia. Mushab bin Umair menunjukkan kesabaran dan keikhlasan, yang tidak diragukan lagi dengan pemikiran Islam dan ajaran Islam. Dia mampu memenuhi tugas yang dipercayakan kepadanya oleh Nabi Muhammad, berdamai untuknya dengan tujuan menyebarkan dan mengislamkan suku Aus dan Khazraj.
Dalam perjalanannya, Mushab bin Umair memperlihatkan keseriusan, pengorbanan diri, dan penderitaan yang tak terbantahkan yang dihadapinya.
Mushab bin Umair meninggalkan kebahagiaan melimpah yang pernah ia rasakan, ia memilih hidup miskin dan susah. Dia tidak lagi terlihat kecuali dalam pakaian yang paling kasar, hari makanan dan banyak hari kelaparan, tetapi pikirannya yang indah dengan iman yang besar, terpaku pada cahaya Tuhan, membuatnya menjadi orang lain dengan mata sihir keajaiban.
Jiwa Mushab bin Umair selalu menunjukkan rasa hormat dan pengabdian kepada ibunya. Namun perasaan ibunya berharap agar Mushab bin Umair kembali ke agama nenek moyangnya, setelah merasa kasihan dengan kondisi Mushab bin Umair yang meresahkan.
Namun kondisi Mushab bin Umair sangat memprihatinkan, karena ia harus meninggalkan ibunya dan kehilangan segala aktivitasnya. Bahkan keadaan Mushab bin Umair setelah pindah ke Habasyah.
Mushab bin Umair menjalani kehidupan yang mudah dan nyaman. Namun, ketika menjalankan iman kepada Islam, semua ketaatan dimaksimalkan hanya kepada Allah SWT.
Mushab bin Umair rela meninggalkan ibunya untuk menjaga keimanannya dan bahkan Mushab bin Umair salah satu sikap pengorbanannya dengan mengikuti Rasulullah adalah berdakwah di Madinah.
Mushab bin Umair menerima tugas dakwahnya dengan ideologi yang kuat dan Islam yang matang serta rela mengorbankan waktunya di jalan dakwah.
Jadi cahaya iman menembus jauh ke dalam tulang rusuk pria Mushab bin Umair, sehingga membuatnya teguh dalam Islamnya. Mushab bin Umair meninggal sebagai syahid pada usia 40 tahun pada Perang Uhud tahun 625 M atau 3 H.
Wafatnya Mushab
Selama Pertempuran Uhud, Mushab bin Umair adalah salah satu pahlawan dan pembawa standar perang. Ketika keadaan menjadi genting karena kaum muslimin melupakan perintah Nabi, beliau mengibarkan bendera setinggi-tingginya dan melantunkan takbir sekeras-kerasnya, lalu maju menyerang musuh. Bidik, tarik perhatian musuh kepadanya dan lupakan Rasulullah. Jadi dia membentuk pasukan dengan dirinya sendiri.
Tiba-tiba, seorang musuh bernama Ibn Qumaiah yang menunggang kuda datang, dan memotong tangan Mus’ab, sementara Mus’ab berteriak: “Muhammad hanyalah seorang rasul, seorang yang mendahului banyak rasul.”
Mus’ab kemudian memegang bendera di tangan kirinya sambil membungkuk untuk melindunginya. Musuh juga memotong tangan kirinya hingga patah. Mush’ab mencondongkan tubuh ke arah bendera, lalu memeluknya erat-erat dengan kedua tangan di dada dan berkata, “Muhammad tidak lain adalah seorang utusan dan didahului oleh beberapa utusan.”
Kemudian penunggang kuda itu menyerangnya tiga kali dengan tombak, dan menikamnya sampai tombak itu patah. Mush’ab juga berjatuhan dan bendera pun berjatuhan. Dia telah jatuh seperti bintang dan mahkota para martir.
Rasulullah dan para sahabatnya mengunjungi medan perang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para syuhada. Ketika dia sampai di tempat jenazah Mush’ab terbaring, air matanya menggenang.
Bukan sepotong kain tubuh selain kain kempa. Jika diletakkan di atasnya, kedua kakinya terbuka. Sebaliknya, ketika tertutup di bawah kakinya, kepalanya terbuka. Maka Nabi SAW bersabda: “Tutup kepala dan kakimu dengan rumput Idzkhir!”
Kemudian sambil berpaling ke arah sahabat yang masih hidup, Rasulullah bersabda, “Hai manusia, berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun sampai hari kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya.”Wallahua’lam!