Masjid Ramlie Musofa Jakarta Utara, Terinspirasi dari Taj Mahal
Surau.co, Jakarta – Masjid Ramlie Musofa adalah salah satu masjid di Indonesia yang terletak di Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Masjid megah ini mulai dibangun tahun 2011 oleh keluarga H. Ramli Rasidin sebagai wujud cintanya kepada Allah, Islam dan Keluarga. Dan diresmikan Mei 2016 oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal) dan H Ramli Rasidin.
Majid Ramlie Musofa merupaka masjid cantik yang dominan berkelir putih yang beralamat di Jalan Danau Sunter Selatan 1 blok 1 10 nomor 12 C 14 A, Bagi kamu yang baru melihatnya, pasti akan melihat sebuah masjid yang mirip dengan Taj Mahal di India.
Sejarah Masjid Ramlie Musofa
Masjid ini mulai dibangun oleh Ramli Rasidin pada tahun 2011-2016. Pembangunan masjid yang memiliki luas sekitar 2.000 meter persegi ini mendatangkan bahan bangunan untuk mimbar berupa marmer dari Turki dan Italia loh, juga mendatangkan ornamen ukiran khusus dari Pulau Jawa.
Masjid ini terinspirasi dari kisah berdirinya monumen Taj Mahal yang menceritakan tentang pembangunannya menjadi ajang perwujudan cinta antara seorang raja terhadap istrinya. Hal itu menjadikan inspirasi bagi pemilik Masjid Ramlie Musofa ini untuk berharap masjid ini sebagai pembuktian cinta terhadap Allah, Islam dan keluarga.
Nama Masjid Berasal Dari Keluarga
Nama Masjid tersebut adalah Ramlie Musofa. Ramlie Musofa merupakan nama singkatan dari Ram=Ramli Rasidin, Lie=Lie Njoek Kim, Mu=Muhammad Rasidin, So=Sofian Rasidin dan Fa=Fabianto Rasidin.
Nama keluarga diambil untuk nama masjid harapannya agar selama masjid ini masih difungsikan inshaAllah pahalanya bisa tetap mengalir kepada keluarga. Selain sang pemilik, Haji Ramli Rasidin juga sangat mencintai keluarganya dan menunjukkan rasa cintanya dengan adanya masjid tersebut.
Bangunan masjid ini terdiri dari tiga lantai, lantai dasar diperuntukkan untuk tempat shalat wanita dan ijab kabul, lantai 2 dan seterusnya dipergunakan untuk shalat pria.
Tempat Wudhu Memiliki Tempat Duduk
Diketahui tempat mengambil air wudhu di masjid ini, memiliki tempat duduk. Hal ini diwujudkan untuk memudahkan disabilitas dan juga lansia dalam berwudhu. Selain itu, dalam ruangan berwudhu itu terdapat tata cara berwudhu yang ditulis dalam bahasa indonesia.
Mengenai hal tersebut, dimaknai untuk memudahkan seseorang yang barj memeluk islam atau muallaf menjalankan kewajibannya jika belum fasih menggunakan bahasa arab. Maka dari itu, di dindingnya dituliskan doa sebelum dan sesudah berwudhu serta tata cara berwudhu.
Terdapat Dua Lift
Terdapat dua lift yang bisa digunakan, lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas. Tersedia juga dua lift yang diperuntukkan untuk mempermudah lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas yang ingin beribadah di Masjid Ramlie Musofa.
Pengurus dan Imam salat masjid ini, Sholehuddin mengatakan keberadaan lift tersebut juga digunakan pribadi pemilik jika berkunjung ke masjid miliknya. Lift bisa digunakan siapa saja ada dua, khusus untuk disabilitas, ibu hamil dan lansia, Pak Haji Ramli pun menggunakannya.
Tiga Bahasa
Surat Al-Fatihah dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Arab dan Mandarin. Surat Al-Fatihah dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Arab dan Mandarin. Pada bagian depan masjid terdapat surat Al-Fatihah yang diukir di kanan kiri dinding tangga.
Tersalat tiga bahasa yang digunakan disana, yakni bahasa Arab, Indonesia dan Mandarin. Tujuannya untuk mempermudah muallaf dan wisatawan asing yang berasal dari Tionghoa yang ingin berkunjung ke Masjid Ramli Musofa.
Pemilik Seorang Muallaf
Tata cara berwudhu yang sengaja dibuat di tempat wudhu untuk memudahkan muallaf atau seseorang yang baru memeluk Islam. Tata cara berwudhu yang sengaja dibuat di tempat wudhu untuk memudahkan muallaf atau seseorang yang baru memeluk Islam. Haji Ramli Rasidin merupakan seorang muallaf yang juga keturunan dari Aceh.
Saat usianya 19 tahun, Haji Ramli memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dan sebagai bukti cintanya pada Allah swt, dibangunnya Masjid Ramlie Musofa. Wujud cintana pada keluraga juga ditunjukkan pada penamaan masjid yang berasal dari potongan atau penggalan nama anggota keluarga.
Pada tahun tahun 2011 pembangunan masjid yang berada di tanah seluas 2.000 m2 pun mulai dilakukan. Kemudian masjid selesai dibangun di tahun 2016. Setelah masjid jadi, H. Ramli Rasidin pada 15 mei 2016 mengundang Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. H Nasaruddin Umar untuk meresmikannya.
Baca Juga : Masjid Azizi, Jejak Peninggalan Kesultanan Langkat