Masjid Kristal Khadija – Yogyakarta
Surau.co – Masjid yang indah ini terletak di Kenayan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Jam Operasi: Sebenarya Masjid Khadijah tidak seperti masjid umumnya yang bisa dengan bebas digunakan. Namun berdasarkan informasi menyebar, saat hari Jumat, kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat di sini.
Mewah nan megah tentu itu yang pertama terbesit dalam pikiran setiap orang manakala mendengar nama masjid ini. Masjid ini dilapisi kristal dan marmer hingga 80%. Sesuai dengan namanya Masjid Kristal Khadija.
Pada kawasan taman atau halaman masjid ini kamu akan melihat air mancur yang membelah jalan masuk menuju masjid. Dikiri kanan terdapat tanaman-tanaman kecil serta pohon yang ada disekitar masjid yang akan menambah suasana teduh di area masjid kristal. Tampak luar bangunan dari masjid ini sangat menarik mata. Tatanan kristal yang tersusun apik membuat masjid ini dijadikan sebagai tempat wisata religi.
Masjid Kristal Khadija (MKK) adalah sebuah masjid yang berada di kompleks Yayasan Budi Mulia Dua di Yogyakarta. Masjid ini memiliki keunikan pada arsi tektur dan desain interiornya. MKK sebagai karya seni akan dikaji dengan metode ikonografi. Metode ini adalah suatu studi untuk mengungkapkan makna dari suatu karya seni dengan tahapan-tahapan, yakni deskripsi praikonografi, analisis ikonografi, dan interpretasi ikonologi. Ketiga proses tahap kajian tersebut bersifat prerequisite atau prasyarat dari tahapan satu ke tahapan selanjutnya. Hasil penelitian pada tahap deskripsi praikonografi bahwa wujud arsitektur dan interior MKK memiliki ciri-ciri masjid bergaya Persia, tetapi masjid ini bukan termasuk tipe hipostyle karena
bangunan masjid yang berdiri sendiri dan tidak dilengkapi riwaqs.
Analisis ikonografi menghasilkan makna yang ditunjukkan oleh tema feminin dengan konsep material kaca cermin yang diasosiasikan aktivitas kaum wanita, yakni bersolek. Interpretasi ikonologi dihasilkan makna secara simbolis bahwa MKK merepresentasikan ide dan gagasan tokoh dibaliknya. Penafsiran makna ini dapat menambah muatan filosofi MKK sebagai ikon kebanggaan Yayasan Budi Mulia Dua.
Sejarah Masjid Kristal Khadija
Masjid Kristal Khadija yang baru diresmikan pada tanggal 4 Mei 2013 lalu menjadi ikon penting bagi Yayasan Budi Mulia Dua. Acara peresmian banyak dihadiri oleh berbagai kalangan termasuk para pejabat penting dan tokoh masyarakat lainnya. Dibangunnya MKK ini tidak lepas dari perjalanan eksistensi yayasan yang memfokuskan diri pada pembinaan pribadi manusia melalui pendidikan (http://budimuliadua.com, 2014).
MKK memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dengan masjid sebelumnya di Yogyakarta. Secara keseluruhan bentuk masjid sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masjid pada umumnya. Yang membuat unik adalah ornamenornamen kristal yang diaplikasikan pada bagian struktur ruangan masjid dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Ornamen kristal sangat mendominasi pada langit-langit serambi masjid dan area salat (liwan).
Jendela-jendela di bagian atas dinding yang berfungsi sebagai tempat memasukkan cahaya dihiasi dengan kaca patri warna-warni yang bermotif wajik dan tumbuh-tumbuhan. Wujud fisik bangunan yang berhiaskan dengan kristal dan berbagai ornamen yang unik pada bangunan MKK ini tentunya memiliki makna baik hubungannya dengan yayasan maupun dengan masyarakat sekitar, maka diyakini cukup relevan jika menggunakan pendekatan ikonografis untuk mengungkap makna-makna tersebut.
Karakter dan keunikan arsitektur masjid ini merupakan sebuah gagasan yang terinspirasi dari sosok isteri pertama Rasulullah SAW, dengan kemuliaan akhlak dan sosok pribadi beliau. Simbol dan ikon yang dimunculkan memiliki keunikan serta karakteristik yang dirasakan mengandung nilai-nilai filosofi yang mendalam. Melalui simbol dan ikon masjid kristal ini, penggagasnya serasa ingin menyampaikan pesan-pesan moral bagi generasi penerus, terutama bagi masyarakat sekolah yang ada di sekitar.
Berdasarkan uraian yang dikemukan di atas, MKK dibangun bukan bertujuan hanya untuk menunjukkan kemegahannya yang menyilaukan mata, melainkan berusaha untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang penting bagi kehidupan umat manusia terutama umat Islam.
Berpegang pada pendekatan Erwin Panofsky melalui kajian ikonografi dan makna dapatlah dirumuskan permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini, sebagai berikut: (1) Apa makna primer (makna faktual dan makna ekspresional) yang terdapat pada arsitektur dan interior MKK Yogyakarta?, (2) Apa makna konvensional terkait tema dan konsep yang terdapat pada arsitektur dan interior MKK Yogyakarta?, (3) Apa makna intrinsik yang ingin disampaikan dari arsitektur dan interior MKK Yogyakarta? Teori pokok sering diakui sebagai pisau bedah untuk mengurai dan mendekati objek yang diteliti dalam upaya mengungkapkan permasalahan yang dianggap sebagai penyelesaiannya.
Dalam hal ini digunakan pendekatan ikonografi dan ikonologi dari Erwin Panofsky (1955). Berikut kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini. Erwin Panofsky (1955) menjelaskan bahwa untuk memahami dan mengkaji makna suatu karya seni, tidak terlepas dari tiga tahapan atau tingkatan yang harus dikaji. Arsitektur masjid merupakan salah satu karya seni rupa yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kesenian Islam (Situmorang, 1993: 20). Arsitektur kadang dikenal sebagai dasar dari seni rupa “The mother of the art”. Keunikan arsitektur di antara karya seni adalah dalam pemenuhan praktis untuk kebutuhan pokok, dengan peranannya sebagai seni yang nyaris tak diduga oleh produk yang dihasilkannya (Pile, 1988: 389).
Masjid Kristal dan Budi Mulia Dua
Jika di malang jawa timur ada Masjid Tiban, kemudian di Semarang juga terdapat masjid Nabawi yang unik dan eksotis. Di Yogyakarta juga tidak mau kalah, di Yogyakarta juga memiliki masjid yang eksotis. Tepatnya di kawasan jalan Seturan 15, Catur Tunggal, Depok Sleman, di sinilah akan ditemui sebuah masjid yang tergolong megah, yaitu Masjid Khadija.
Sekilas masjid ini terlihat seperti masjid-masjid biasa. Namun ketika mulai memasuki gerbang dan mencoba mendekat, ada yang istimewa pada komposisi bangunan depan dan seluruh bagian dalam bangunannya, karena 80% masjid ini dilapisi oleh Kristal dan Marmer. Tidak heran jika pembangunan masjid ini membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Diantarkan langsung oleh Prof. Dr. H. M. Amien Rais, MA, Wartawan BIAS mencoba mengorek keunikan dari sosok Masjid Khodijah yang berada di komplek SMA Budi Mulia dua. Siang hari pada hari Minggu, 2 Juni 2013 wartawan BIAS pun di ajak menuju masjid mengenal lebih dekat. Pertamakali dijelaskan symbol tulisan arab gundul di dinding depan masjid. Disinilah pupil mata mengecil efek pantulan kemilau Kristal yang terkena sinar mata hari. Di bagian tengah terdapat pintu yang sengaja di tutup. Di atas pintu tersebut terdapat sebuah tulisan arab yang memiliki arti “Ngudio donyo, koyo koyo siro bakal urip sak lawase, lan siro ngudio akirat, koyo-koyo siro bakal bakal mati sesuk” (kejarlah duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Namun juga raihlah akhiratmu seakan-akan besok kamu akan mati)
Masih di luar masjid, Sekeliling masjid Khadija beralaskan marmer bermotif bunga dan beberapa motif seperti garis-garis berwarna agak gelap, begitupn dengan dinding masjidnya, juga dari marmer. Marmer marmer ini didatangkan langsung dari Tulung Agung. “Sedangkan bagian lantai yang berwarna putih sengaja membeli marmar dari luar negeri, mengingat marmer berwarna putih di Tanah air belum ada” papar Prof. Dr. H. M. Amien Rais kepada Wartawan BIAS.
Bangunan arsitektur masjid Khadija hasil kombinasi antara bangunan gaya Turki dan Iran. Pertama kali ide ini diutarakan oleh Ibu Amien Rais, yang kemudian kini menjadi hasil karya seni arsitektur. Disebut hasil karya seni karena membutuhkan ketrampilan tersendiri ketika memasang Kristal-kristal dan marmer di dinding. Pembangunan masjid ini melibatkan arsitektur dari Jogja, seperti Ir. Ahmad Fanani, arsitek dari UGM dan Ir. H. Ismail Madjid. Sebelum membuat masjid ini, mereka berkeliling melihat arsitektur langsung ke Iran, Teheran, Isfahan dan beberapa tempat lain sebelum dilakukan kombinasi bangunan menjadi seperti ini.
Masuk ke dalam masjid, akan terlihat langit-langit masjid yang beratapkan Kristal. “Paling sulit ketika memasang langit-langit yang sedikit melingkar ini mbak” jelasnya kepada wartawan BIAS. Masjid ini terbagi menjadi dua lantai. Setiap dinding juga tertulis kaligrafi yang sarat akan makna.
Sambil menikmati dan ngobrol tentang arsitektur, beliau pun menyelipkan pesan bahwa masjid Khadija ini tidak dibuka untuk wisata religi, sekedar sebagai tempat wisata bagi orang umum. “Jangan sampai masjid ini menjadi tempat wisata. Karena masjid ini bukan untuk di pamerkan, dan jangan sampai juga menyedot perhatian para guru-guru Budi Mulia 2 ini sendiri” tegasnya ketika wartawan BIAS tanya masyarakat yang semakin penasaran dengan masjid satu ini.
Meskipun demikian, masjid yang tergolong kecil ini sebenarnya dibuat untuk masjid Yayasan. Namun demikian, masjid ini juga terbuka untuk umum. Khususnya hanya pada hari Jum’at. Itu pun ketika tiba waktu Jum’atan tiba. Rencana yang akan datang, bulan ramadhan tahun ini juga akan di buka untuk umum sebagai terawih. Selain hari Jum’at, masjid ini hanya digunakan untuk pelajar Budi Mulia 2.
Baca juga: Masjid Kubah Emas – Depok, Masjid Termegah di Asia Tenggara