Masjid Kapal – Semarang

Google News
Masjid Kapal Semarang - Foto: Java Travel
Masjid Kapal Semarang - Foto: Java Travel

Semarang, Surau.co – Masjid Kapal yang terletak di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Masjid Kapal ini terbilang unik karena arsitektur bangunan menyerupai bentuk kapal. Masjid berwana kuning kecoklatan itu kini menjadi salah satu tujuan liburan wisatawan.

Tidak hanya dari Semarang, warga dari berbagai daerah sekitar seperti Demak dan Kudus dan lainnya menyempatkan melihat keunikan bangunan itu. Wisatawan umumnya datang untuk melihat bangunan unik, dan berswafoto. Nur Salim, warga Kabupaten Demak, Jateng misalnya. Bersama keluarganya, ia mendatangi masjid itu karena penasaran dengan unggahan sejumlah foto di internet. Ia pun kompak mendatangi masjid itu untuk melihat bangunan itu yang viral di internet.

Perjalanan ke lokasi Masjid terbilang tidak terlalu sulit. Selain masuk ke dalam peta di aplikasi Google Maps, masjid kapal juga dapat diakses melalui banyak jalur. Mayoritas jalur yang dilalui yaitu lewat Jalan Prof Dr Hamka, kemudian menuju Jalan Gondoriyo, atau tepat sebelum Lapas Kedungpane, Semarang. Dari jalan itu, Anda tinggal lurus mengikuti arah hingga nantinya sampai di Kelurahan Podorejo.

Di titik terakhir, papan penunjuk Masjid Kapal sudah tersedia, tinggal sedikit melanjutkan perjalanan. Sesampainya di lokasi, Anda disambut dengan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan durian dan rambutan. Tidak sedikit juga yang menjual aneka makanan, minuman dan gorengan. Bagian dalam ,asjid kapal di Semarang, Jawa Tengah. Masjid ini unik karena Arsitektur bangunan menyerupai kapal.

Masjid ini bentuknya sungguh unik karena bangunannya mirip seperti kapal kayu. Lokasinya berada di Desa Dadakan, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.

Mirip Kapal Nabi Nuh

Masjid Kapal Semarang disebut mirip kapal Nabi Nuh. Pengawas bangunan, Muhammad Munawar mengatakan bentuk bangunan seperti kapal karena menyesuaikan dengan nama yayasan yaitu Safinatun Najah yang merupakan kapal penyelamat. Hasil perundingan pihak yayasan pun setuju desain dibuat berbentuk kapal dan dibangun di kawasan tersebut karena harga tanah cukup murah.

Dibangun di Atas Tanah Seluas 4 Ribu M2

Masjid Kapal Semarang - Foto: Warta Wisata
Masjid Kapal Semarang – Foto: Warta Wisata

Masjid dibangun di atas tanah seluas 4.000 m2. Temboknya dilukis manual dengan tekstur kayu. Di atas dek kapal kayu ada bangunan bercat putih.

Berlantai 3

Bangunan terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama untuk aula, tempat wudu, dan toilet. Lantai 2 merupakan masjid tempat sholat, sedangkan lantai 3 untuk perpustakaan. Bagian rooftop-nya ada kubah berwarna hijau. Dari sini kamu bisa melihat pemandangan indah seperti sawah dan hutan yang membentang.

Akses ke Masjid

Akses menuju Masjid Kapal Semarang itu memang cukup jauh. Dari Bandara Internasional Ahmad Yani, jalan melewati Pantura ke arah Barat dan berbelok di pasar Jrakah menuju Ngaliyan.

Kemudian berbelok ke kanan tepat sebelum Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A Semarang Kedungpane. Cukup menelusuri jalan sekitar 10 km dan jika mentok bertemu pertigaan, belok kiri menuju Jalan Kyai Padak

Kondisi jalan menuju lokasi

Perjalanan dari pertigaan pasar Ngaliyan ke lokasi membutuhkan waktu 20 menit. Sampai di lokasi, di sepanjang jalan terdapat banyak warung yang menyediakan makanan dan minuman untuk para pengunjung. Gapura Kayu Jati dengan tulisan nama masjid akan menyambut Anda. Di sekitar gapura ini biasanya banyak pengunjung melakukan selfie kemudian dibagikan ke media sosial mereka.

Tiket masuk ke lokasi ini hanya Rp.5000/orang yang digunakan oleh pengelola untuk perawatan. Setelah membayar tiket saya segera berkeliling mengitari bangunan. Dari udara, bangunan ini memang menyerupai sebuah kapal yang sedang mengapung di atas air. Keberadaan kolam yang dibuat di sekitar bangunan memberikan kesan bahwa kapal ini memang seperti mengapung di atas air.

Situasi di luar gedung

Bangunan luar yang ditrmpeli lantai kayu Ramin berwarna kuning kecoklatan memang terlihat seperti kapal betulan. Menurut informasi yang saya kumpulkan, bangunan ini memang terinspirasi dari kapal Nabi Nuh.

Di luar banyak rombongan dari berbagai kota berdatangan. Warga kota terdekat dari kota Semarang semisal Kudus, Demak, Jepara, Purwodadi, bahkan dari luar propinsi memenuhi tempat ini.

Baca Juga : The Mosque of Light (Dubai)

Kondisi Lantai Dasar

Di Lantai dasar yang merupakan ruang pertemuan, terdapat stand pengobatan alternatif yang ditangani oleh seorang Habib. Banyak pasien yang mengantri untuk berobat berbagai macam penyakit. Baik penyakit ringan maupun penyakit kronis.

Saya terinspirasi untuk bertanya pada pengunjung yang terlihat berjalan tertatih-tatih, beliau menjawab tujuannya untuk berobat. Lantai dasar ini terdiri dari bangunan seperti aula lengkap dengan panggung yang bisa disewa oleh masyarakat untuk mengadakan acara seperti resepsi atau acara pertemuan yang  berkapasitas 500-an orang .