Surau.co – Anas bin Malik bin Nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji lahir pada tahun 612 M. Anas bin Malik merupakan sahabat Rasulullah SAW yang menempati urutan ketiga perawi hadits terbanyak. Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Anas bin Malik masih kerabat Rasulullah SAW dari jalur istri.
Ibunya bernama Ummu Sulaim Malikah binti Milhan bin Kholid bin Zaid bin Harom, istri Abi Tholhah Zaid bin Sahl Al Ansori. Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, Anas bin Malik berumur 10 tahun. Dan ketika itu juga, ibunya datang kepada Rasulullah dan berkata, “Ini adalah Anas, anak yang pandai yang akan menjadi pembantumu”. Kemudian Anas diserahkan kepada Rasulullah SAW dan beliau pun menerimanya. Ibunya pun memohon kepada Rasulullah untuk mendoakan Anas, maka Rasul pun berdoa untuknya,
“Ya Allah perbanyaklah anak dan hartanya, serta masukkanlah dia ke dalam surga” dalam riwayat lain, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”
Maka dalam sebuah riwayat dari Anas berkata, “Demi Allah hartaku sangat melimpah, sampai kurma dan anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Jumlah anak-anak dan cucuku – cucuku mencapai seratus.” dalam riwayat lain seratus enam. Dalam riwayat lain juga disebutkan dari anak perempuannya Aminah, mengabarkan tentang anak beliau yang mati dan dikuburkan saja itu mencapai 120 anak, selain cucunya, itu pada saat Hajjaj berkuasa di Basrah.
Berkat do’a Rasulullah SAW ia menjadi sahabat yang paling banyak anaknya serta paling panjang umurnya, dan paling akhir meninggal dunia.
Rasulullah SAW memberikan gelar kepada Anas bin Malik dengan sebutan Abu Hamzah yang berarti ‘singa’. Ia juga pernah dipanggil Rasulullah dengan sebutan, ياذا الأذنين yang berarti “Wahai yang punya dua telinga”. Anas bin Malik tumbuh menjadi remaja yang cerdas. Ia adalah seorang Mufti, Qori’, Muhaddits, dan juga seorang perawi hadits Islam. Dia mendapatkan banyak ilmu dari Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, Usman, Mu’ad, Usaid Al Hudair, Abi Tholhah, Ibunya sendiri; Ummu Sulaim putri Milhan, Bibinya; Ummu Haram dan suaminya; Ubadah bin Shamit, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Abi Hurairah, Fatimah dan masih banyak lainnya.
Darinya juga banyak mencetak cendekiawan muslim, diantaranya adalah Al Hasan, Ibnu Sirin, Asy Sya’bi, Abu Kilabah, Makhul, Umar bin Abdul Aziz, Tsabit Al Banani, Bakar bin Abdillah Al Mazani, Az Zuhri, Qotadah, Ibnul Munkadir, Ishak bin Abdillah bin Abi Tholhah, Abdul Aziz bin Shuhaib, Syuaib bin Al Habhab, Amru bin Amir al Kufi, Sulaiman At Taimi, Hamid At Thowil, Yahya bin Sa’id Al Ansori, Katsir bin Salim, Isa bin Thohman dan Umar bin Syakir.
Selain yang tersebut di atas, masih banyak lagi cendekiawan muslim yang berguru pada Anas bin Malik. Ada lebih dari 150 orang yang tsiqoh, 190 orang yang lemah, dan selebihnya adalah orang–orang yang tidak tsiqoh bahkan hadits dari mereka secara global dibuang. Seperti : Ibrahim bin Hadbah, Dinar bin Abu Makis, Khorrosy bin Abdillah, Musa At Tahwil.
Anas bin Malik selalu setia menemani Nabi saw dalam berdakwah sejak hijrahnya Rasulullah hingga Rasulullah wafat. Ia juga banyak mengikuti peperangan bersama Rasulullah dan mengikuti baiat di bawah pohon (Bai’at Ridwan). Anas mulai ikut berjihad mulai dari kecil. Dikatakan kepada Anas: Apakah engkau menyaksikan perang Badar? Ia menjawab ” Laa umma laka! Kemanakah saya kalau sampai tidak hadir.”
Muhammad bin Abdullah berkata ” Anas keluar bersama Rsulullah ketika terjadi perang Badar, ia adalah seorang anak yang membantu Rasulullah.”
Musa mengabarkan bahwa Anas mengikuti peperangan sebanyak delapan kali.
Anas jika berbicara tentang hadits Rasulullah SAW, maka setelah selasai ia mengatakan, “Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW.”
Musnad Anas sebanyak 2.286, yang disepakati Bukhari dan Muslim sebanyak 180 hadits, dan yang hanya dalam riwayat Bukhari 80 hadits dan Muslim 90 hadits.
Baca juga: Keutamaan-keutamaan Kisah Anas bin Malik