Nasional
Beranda » Berita » Viral Anak Buang Orang Tua, Ini Pandangan Islam

Viral Anak Buang Orang Tua, Ini Pandangan Islam

Ilustrasi berbakti pada orang tua
Ilustrasi berbakti pada orang tua

Surau.co – Jagat media sosial sedang heboh dengan kasus dua anak yang diduga membuang orang tua mereka ke Panti Jompo. Peristiwa itu terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur. Melibatkan dua anak bernama Sri Rahayu dan Fitriya yang disebut-sebut menyerahkan ibu mereka, Nasikah, ke panti jompo.

Keduanya menjadi sorotan setelah video saat mereka menyerahkan sang ibu viral di media sosial. Mereka bahkan mengaku telah menyetujui persyaratan dari pihak panti untuk tidak diberi kabar bila sang ibu meninggal dunia. Setelah panen hujatan dari netizen, keluarga akhirnya membatalkan rencana penitipan itu.

Lalu, bagaimana Islam memandang kasus seperti ini?

Merawat Orang Tua Adalah Kewajiban Anak

Merawat orang tua memang bukan hal mudah, apalagi ketika mereka dalam kondisi sakit atau sudah tak berdaya. Anak-anak harus rela mengorbankan perasaan, tenaga, harta, bahkan kondisi mental mereka. Tak heran jika tidak semua anak sanggup menjalankan tanggung jawab ini. Muncullah ungkapan, “satu orang tua mampu merawat sepuluh anak, tetapi sepuluh anak belum tentu sanggup merawat satu orang tua”.

Meskipun berat, anak tetap tidak boleh menelantarkan orang tua. Apalagi sampai tidak ingin tahu kapan mereka meninggal. Tindakan seperti itu tidak hanya bertentangan dengan nilai moral, tapi juga menyimpang dari ajaran agama.

Pendidikan Anak: Adab Anak Laki‑laki dalam Akhlaq lil Banin Juz 1

Al-Qur’an memberi perintah tegas bagi setiap muslim untuk berbakti kepada orang tua. Allah menyampaikan perintah itu dalam surat Al-Isra ayat ke-23:

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Dalam ayat itu, Allah menempatkan perintah berbakti kepada orang tua tepat setelah larangan menyekutukan-Nya. Ini menunjukkan bahwa kedudukannya sangat tinggi dalam Islam.

Berbakti dalam Islam mencakup banyak hal. Bukan hanya soal mencukupi kebutuhan ekonomi, tetapi juga menjaga dan merawat orang tua dengan penuh kasih sayang, terutama saat mereka memasuki usia lanjut.

Orang Tua Adalah Pintu Surga

Dalam Islam, merawat dan menjaga orang tua bisa menjadi penentu nasib seseorang di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberi contoh nyata dalam menghormati orang tua, khususnya ibu. Dalam sebuah hadits yang sangat dikenal, beliau bersabda:

Bukan Sekadar Cinta: Bahaya Tertipu Dunia dalam Pernikahan

“Surga itu berada di telapak kaki ibu kalian.” (HR. Abu Hurairah, Shahih Al-Bukhari)

Hadis ini menegaskan betapa pentingnya merawat ibu. Bahkan, amalan itu bisa menjadi jalan utama menuju surga.

Sebaliknya, Nabi juga memperingatkan bahwa durhaka kepada orang tua bisa mendatangkan akibat buruk, baik di dunia maupun di akhirat.

Belajar dari Kisah Alqamah bin Qais

Kisah sahabat Nabi bernama Alqamah bin Qais bisa menjadi pelajaran penting. Ia dikenal rajin beribadah dan dermawan. Namun, karena pernah menyakiti ibunya, ia menghadapi masalah besar menjelang ajalnya.

Saat Alqamah sakit keras dan mendekati kematian, para sahabat mencoba menuntunnya membaca syahadat. Tapi anehnya, Alqamah tidak mampu mengucapkannya. Para sahabat pun melaporkan kejadian ini kepada Nabi Muhammad SAW.

Kronologi Lengkap: Insiden Taksi Online Tigaraksa, Dilema Adaptasi, dan Refleksi Kemanusiaan

Nabi menanyakan hubungan Alqamah dengan ibunya. Salah satu sahabat menjelaskan bahwa Alqamah sering berlaku tidak hormat kepadanya. Mendengar itu, Nabi memerintahkan mereka untuk membawa ibunya.

Ketika sang ibu tiba, ia mengakui bahwa meskipun Alqamah rajin beribadah, ia sering mengabaikannya dan bersikap buruk. Nabi pun meminta sang ibu untuk memaafkan anaknya, karena hanya pengampunan ibunya yang bisa menyelamatkan Alqamah. Awalnya, sang ibu menolak. Namun, setelah mendapat nasihat Nabi, ia luluh dan memaafkan anaknya. Setelah itu, Alqamah langsung bisa mengucapkan syahadat dan wafat dalam keadaan baik.

 

 

× Advertisement
× Advertisement