Surau.co – Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua yang menjabat dari tahun 634-644. Salah satu Khulafaur Rasyidin (sahabat utama Nabi) yang lahir di Makkah sekitar 584-3 November 644. Umar memperoleh gelar Al-Faruq yakni, seseorang yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Lahir dari ayah yang bernama Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi serta ibu bernama Hantamah binti Hasyim, dari Bani Adi Suku Quraisy Makkah.
Umar memiliki karakter yang tegas dan keras dalam berprinsip. Sehingga ditakuti oleh kalangan masyarakat. Semasa Umar masih remaja, dia adalah pegulat yang mepunyai kejeniusan. Umar dapat memberikan prediksi secara akurat apa yang terjadi. Sehingga oleh sukunya ia diberi amanah untuk menjadi perwakilan suku untuk bertanding dengan suku lainnya. Reputasinya yang baik sebagai sosok yang ahli dalam strategi perang memberikan pesonanya sendiri di mata masyarakat.
Gelar lain yang didapat oleh Umar adalah Amirul Mukminin, menjadi sosok pemimpin yang bertanggung jawab, adil, dan tegas. Meski dianuegerahi banyak kelebihan, Umar tetap menjaga kesederhanaanya, tidak jumawa, serta merakyat. Umar dikenal pula sebagai sosok yang rendah hati, ketika bajunya robek dia menambalnya dengan kulit, memiliki kendaraan keledai tapi tak memakai pelana, dan lain-lain. Sikap sederhananya ini tak menurunkan kewibawaannya, dan Umar selalu mengingat kematian pula.
Bahkan ketegasan Umar ini pernah diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits nomor 3791. Rasulullah SAW bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.”
Selama masa kekhalifahan, Umar memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah. Umar menaklukan Kekaisaran Sasaniyah dengan waktu yang relatif singkat hanya dua tahun. Dia juga sukses merebut Kekaisaran Romawi Timur hingga dua pertiga wilayah daerah tersebut. Salah satu capaian besarnya di bidang ekonomi, yaitu membentuk Baitul Mal atau rumah yang digunakan untuk menyimpan harta dan dikelola untuk kepentingan umat.
Saat itu situasi penduduk Makkah sebelum Nabi datang masih jahiliyyah. Banyak perilaku menyimpang yang dilakukan masyarakat, dari minum-minuman keras, berjudi, membunuh, merendahkan martabat perempuan, dan lain-lainnya. Umar bin Khattab menjadi salah satu tokoh masyarakat yang disegani kala itu, di mana pada saat Jahilillah ia pun memiliki sifat sebagaimana golongan jahilliyyah sebelum Nabi datang.
Ketika Islam datang, reaksi Umar adalah antipati. Umar menggunakan kekuatan utamanya untuk menjegal perjuangan Nabi Muhammad dan umatnya. Bahkan Umar berniat untuk melakukan pembunuhan pada Nabi Muhammad SAW setelah mengetahui jika adik perempuannya bernama Fatimah memeluk Islam. Adiknya tak sendiri masuk Islam, tapi dengan suaminya bersama meninggalkan berhala yang disembah sebelumnya.
Umar langsung mendatangi saudaranya tersebut untuk memberikan hukuman. Umar menampar Fatimah hingga berdarah. Padahal saat itu adiknya tersebut tengah membaca QS At-Thoha 1-8 yang membuat hati Umar jadi terguncang hebat. Dia pun merasa bersalah dan meminta adiknya menunjukkan ayat Al-Quran yang dibaca tersebut. Adiknya menolak karena Umar dianggap masih kafir dan belum suci. Umar pun mendapat hidayah setelah kejadian itu dan memutuskan untuk memeluk Islam. Umar datang ke Nabi Muhammad SAW langsung dan mengucapkan syahadat. Dia pun mengumumkan ke-Islamannya.
Pilihannya ini mendapat pertentangan oleh para petinggi Quraisy yang ada di pihak Umar, lalu dia dikucilkan. Bahkan Umar satu gank dengan Abu Jahal Cs yang terkenal menentang Nabi Muhammad SAW. Tercatat pula, ibu kandung Umar merupakan saudara tua dari Abu Jahal bin Hisyam. Namun hal tersebut tak menyurutkan perjuangan Umar. Dia bersama Nabi Muhammad SAW terus melakukan perjuangan. Umar ikut bermigrasi ke Madinah dan ikut dalam Perang Badar. Ketika Umar menjabat sebagai khalifah, Islam tumbuh dan mencatatkan sejarah dengan penaklukan-penaklukan besar.
Umar meninggal akibat pembunuhan yang dilakukan oleh Abu Lukluk (Fairuz) ketika dia tengah memimpin salat Subuh. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 25 Dzulhijjah 23H/644M. Latar belakang dikarenakan oleh dendam Fairuz, seorang budak fanatik dari Persia yang sakit hati karena negaranya ditaklukan oleh Umar. Usai meninggalnya Umar, kekhalifahan diteruskan oleh Usman bin Affan.
Baca juga: Cinta Romantis Rasulullah: Lomba lari dengan Aisyah