Surau.co
Menu Kirim Tulisan Menu

Umair bin Hammam, Syahid dalam Perang Badar Melalui Dua Butir Kurma

Umair bin Hammam, Syahid dalam Perang Badar Melalui Dua Butir Kurma - Surau.co

Surau.co - Masa perjuangan Rasulullah SAW dalam memperluas ajaran Islam sungguh melalui banyak tantangan dan rintangan. Peperangan dan pertempuran pun selalu terjadi setiap saat. Dalam setiap peperangan yang terjadi, tentu ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil untuk masa mendatang, seperti masa para umat Rasulullah SAW yang tidak merasakan masa-masa Rasulullah SAW hidup.

Rasulullah SAW sangat mencintai para sahabatnya dan ingin mereka mendapatkan kemuliaan tertinggi di hadapan Allah SWT. Karena, para sahabat dengan tulus membela dan melindungi agama serta Rasulnya baik dalam kehidupan sosial maupun di medan pertempuran. Sehingga ketika mereka gugur dalam sebuah peperangan, mereka akan memperoleh kehormatan di sisi Allah sebagai syahid dan jaminan kebahagiaan di akhirat kelak.

Satu kisah seorang sahabat pun menjadi suatu pembelajaran tersendiri bagi para umat muslim lainnya, salah satunya adalah kisah inspiratif seorang sahabat bernama Umair bin Al-Hammam yang turut serta dalam Perang Badar dan termasuk dalam sedikit sahabat yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Umair pun dikisahkan telah menuju surga dengan diantarkan sepotong kurma yang sebelumnya telah ia kunyah.

Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. atau lebih dikenal sebagai Ustadz Khalid Basalamah dalam sebuah kesempatan menyampaikan kisah tentang Umair bin Hammam.

Persiapan Memasuki Badar

Umair bin Hammam adalah seorang sahabat Anshar dan salah seorang pasukan Badar. Diceritakan, pada saat Perang Badar, Rasulullah SAW dan para sahabat bergegas menuju Badar dan mereka pun berhasil mendahului kaum musyrik di tempat itu. Rasulullah SAW mengatur barisan mereka seraya bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian maju sedikit pun sampai aku berada di sana. Para sahabat pun menjawab, “Baik, ya Rasulullah.”

Kemudian kaum musyrikin pun bersiap-siap melawan kaum muslimin. Ketika pasukan kaum muslimin telah berada di medan pertempuran, Rasulullah SAW memerintahkan agar mereka menyerang kaum musyrikin dengan anak panah. Ketika mendekati musuh, mereka pun memanahnya. Kemudian, kedua pasukan antara kebenaran dan kebatilan itu saling menyerang hingga mulailah saling menikam dan memukul dengan pedang.

Sudah menjadi keharusan bagi Rasulullah SAW untuk berkhotbah sebelum menerjunkan tentara kaum muslimin ke medan perang. Khotbah dari Rasulullah SAW membakar api jihad di dada setiap tentara muslim. Motivasi Rasulullah SAW menjadikan mereka lebih semangat dan benar-benar mencintai Allah.

Ketika akan memasuki kancah peperangan Perang Badar, Rasulullah dalam khutbahnya membacakan surah al-Anfal Ayat 65. “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada 20 orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan 200 orang musuh. Dan, jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.”

Ayat ini untuk memberikan motivasi bagi kaum Muslimin bahwa mereka bisa mengalahkan musuh yang jumlahnya dua kali lipat dari mereka.

Semangat Umair

Ketika memacu semangat pasukan muslim, Umair bin Hammam mendengar Rasulullah SAW berkata, “Demi diri Muhammad di tangan Nya, tidaklah seorang di antara mereka yang berperang pada hari ini dengan sabar mengharap keridlaan Allah SWT dan maju terus pantang mundur melainkan Allah SWT akan memasukkannya ke surga!"

Ketika pasukan musyrikin sudah mendekat, Rasulullah SAW kembali berseru, “Berdirilah kalian (untuk menyambut perang) menuju surga yang luasnya antara langit dan bumi.”

Umair yang saat itu tengah memegang dua kurma pada tangannya, tapi mendengar itu dia pun menyampaikan kekagumannya dengan penuh semangat.

“Wahai Rasulullah, surga itu seluas langit dan bumi?” tanya Umair bin Hammam seolah tak percaya

Rasulullah SAW pun menjawab, “Benar!”

Umair berkata, “Bakhin! Bakhin!”

Mendengar ucapan Umair bin Hammam, Rasulullah SAW berkata, “Wahai Umair apa yang membuatmu berkata demikian?”

Lalu Umair menjawab, "Ya Rasulullah, aku tinggal masuk ke medan perang ini dan dibunuh mereka (orang-orang kafir), maka aku akan masuk surga, tanpa hisab. Itu sebabnya saya mengucapkan indah ya Rasulullah."

“Engkau adalah salah satu dari penghuni surga itu!” kata Rasulullah SAW kepada Umair bin Hammam

Mendengar ucapan Rasulullah SAW tersebut, mata Umair tampak berbinar-binar penuh kegembiraan.

Sebelum gema takbir diucapkan, Rasulullah SAW dan para sahabat pun telah bersiap dengan seluruh pasukan. Saat yang lain bersiap melaju ke medan perang dan takbir diucapkan, Umair pun memakan dua buah kurma yang ada di tangannya. Lalu Rasulullah SAW menyampaikan jika Umair tak akan cepat sampai di surga jika ia masih melanjutkan mengunyah kurmanya.

Umair pun membuang sisa kurma di mulutnya dan langsung lari menuju medan perang.

Potongan terakhir yang dia buang itu rupanya membuat dia makin cepat menjemput musuh. Umair bin Hammam pun berperang dengan perkasa memporak-porandakan kaum kafir Quraisy hingga menemui syahidnya. Dalam Perang Badar itu pula, Umair mengembuskan nafas terakhirnya dan gugur sebagai syuhada.

Sebagian riwayat mengatakan bahwa pristiwa tersebut menjadi salah satu asbabun nuzul diturunkannya Quran surah Al Baqarah ayat 154. Namun sebagian riwayat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah sahabat Tamim bin Hammam bukan Umair bin Hammam.

Baca juga: Ukasyah bin Mihshan, Sahabat Rasululullah yang Masuk Golongan Tak Dihisab

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

441