Surau.co
Menu Menu

Zuhud

Surau Surau
1 bulan yang lalu

 

SURAU.CO. Syekh Abu Hasan Asy Syadzili adalah ulama masyhur pelopor tarekat Syadziliyah. Banyak kisah dan nasehat beliau tentang menempuh jalan Sufi. Salah satunya adalah tentang sikap Zuhud. Menurut beliau orang yang zuhud memiliki nilai tambah.

“Kebiasaan mereka (orang zuhud) adalah berpikir,” kata Asy Syadzili dikutip dari buku Risalah al-Amin: Wejangan yang Mengantarkan Kita Sampai Kepada-Nya terbitan Turos Pustaka. Tentang zuhud ini Syekh Abu Hasan asy Syadzili mempunyai kisah menarik.

Suatu hari dalam sebuah pengajian Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili r.a. menerangkan tentang zuhud. Dalam majelis ilmu tersebut terdapat seorang fakir yang berpakaian seadanya. Sedang waktu itu Syekh Abul Hasan asy Syadzili berpakaian serba bagus.

Lalu dalam hati orang fakir tadi berkata, “Bagaimana mungkin Syekh Abul Hasan Asy Syadzili r.a. berbicara tentang zuhud sedang beliau sendiri pakaiannya bagus-bagus.

Yang bisa dikatakan lebih zuhud adalah aku karena pakaianku jelek-jelek”. Kemudian Syekh Abu Hasan menoleh kepada orang itu dan berkata, “Pakaianmu yang seperti itu adalah pakaian yang mengundang senang dunia karena dengan pakaian itu kamu merasa dipandang orang sebagai orang zuhud. Kalau pakaianku ini mengundang orang menamakanku orang kaya dan orang tidak menganggap aku sebagai orang zuhud, karena zuhud itu adalah maqom dan kedudukan yang tinggi”.

Orang fakir tadi lalu berdiri dan berkata, “Demi Allah, memang hatiku berkata aku adalah orang yang zuhud. Aku sekarang minta ampun kepada Allah dan bertobat”

Menurut beliau zuhud adalah meninggalkan dunia yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

 

Surau Surau
1 bulan yang lalu

 

SURAU.CO. Rabiah Adawiyah adalah salah satu Sufi perempuan yang masyhur. Dengan konsep mahabahnya, sufi ini mempunyai banyak pengikut. Kisah-kisah Rabiah juga populer tidak hanya bagi kaum muslimin saja tetapi juga para pencinta dunia sufisme.

Selain pemikirannya, Rabiah juga terkenal dengan sikap zuhudnya. Salah satu kisah kazuhudan Rabiah adalah ketika dirinya sedang tertimpa sakit. Ia hanya beralaskan tikar yang lusuh dan berbantal batu bata.

Adapun kisah lengkapnya adalah ketika suatu hari Rabiah sakit keras. Sahabat-sahabatnya banyak yang menjenguk.

Salah satunya adalah Malik bin Dinar yang juga seorang sufi yang terkenal. Saat dia menjenguk, Malik terlihat trenyuh. Beliau melihat Rabiah sedang tidur dengan tikar yang lusuh serta batu bata sebagai bantalnya. Pemandangan ini membuat Malik bin Dinar iba dan ingin membantunya. Malik kemudian berkata,” Aku memiliki teman-teman yang kaya jika engkau membutuhkan bantuan aku akan meminta kepada mereka.”

“Wahai Malik engkau salah besar. Bukanlah yang memberi makan mereka dan aku adalah sama?” jawab Rabiah.

“Ya, memang sama,” kata Malik bin Dinar.

Lantas Rabiah berkata lagi,” Apakah Allah SWT akan lupa kepada hamba Nya yang miskin dikarenakan kemiskinannya.
Apakah Dia ingat kepada hamba Nya dikarenakan kekayaannya.”

Malik bin Dinar spontan menyahut,” Tidak!”

“Karena Dia mengetahui keadaan ku, mengapa aku harus mengingatkannya. Apa yang diinginkan Nya maka kita harus menerimanya,” jawab Rabiah.

Jawaban tersebut membuat Malik bin Dinar termenung.

Kisah lainnya ketika Rabiah sorang bernama Jahiz yang menawarinya seorang budak oleh. Namun Rabiah menolaknya. “Sungguh aku sangat malu meminta kebutuhan duniawi kepada Pemilik dunia ini. Bagaimana aku harus meminta kepada yang bukan pemilik dunia,” ujar Rabiah.

Setelah berkata tiba-tiba ada suara,” Jika engkau menginginkan dunia ini, maka akan Aku berikan semua dan Aku berkahi. Tetapi Aku akan menyingkir dalam kalbu mu, sebab aku tidak mungkin berada dalam kalbu yang memiliki dunia ini. Wahai Rabiah, Aku mempunyai Kehendak dan begitu juga denganmu. Aku tidak mungkin menggabungkan dua kehendak itu di dalam satu kalbu.”

Itulah Rabiah Adawiyah. Kisah-kisahnya syarat akan hikmah dan teladan semua orang. Totalitasnya menjadi hamba Allah SWT menjadikan dirinya waliyullah yang penuh dengan mahabbah. Wallahu A’lam Bishowab