Surau.co
Menu Menu

NU

Surau Surau
3 minggu yang lalu

 

P3M.OR.ID. Beberapa negara dan daerah terpencil menjadi bagian dalam pengiriman Dai dari kerjasama antara NU Care-LazisNU bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI dan Lembaga Dakwah (LD) PBNU. Bahkan 23 dai bertugas di delapan negara meliputi Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Australia, dan Selandia Baru. Pengiriman para dai ini menjadi momentum ini syiar bulan Ramadhan 1446 H/2025 M.

"Para dai ini membawa misi Al-Harakah an-Nahdliyah dan Ar-Ri’ayah. Dan 59 persen Muslim di Indonesia pun mengaku sebagai Nahdliyin, sehingga penting untuk terus memperkuat peran NU dalam membimbing umat," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Silahuddin di Jakarta, Kamis. Menurutnya peran dai sangat penting dalam menjaga eksistensi Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah yang ada di daerah. Selain itu Salahuddin menyebut sebelum para dai mendapat pembekalan. Mereka mendapatkan pembekalan antara lain pelatihan jurnalistik, fundraising, dan pelaporan kegiatan.

Sementara itu, Pengurus LD PBNU Khoirul Huda Basyir menjelaskan ada 440 yang mendaftar program Dai nusantara dan Dai Go Global. Ada 34 dai yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program ini. Sementara itu 23 dai akan bertugas di delapan negara, meliputi Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Australia, dan Selandia Baru.

Sisanya yaitu 11 dai akan berdakwah di berbagai wilayah dalam negeri, mencakup Papua Selatan, Papua Barat Daya, NTT, Bali, Kalimantan Selatan, Jambi, Jawa Barat, dan Banten. "Setelah nanti menyelesaikan tugas dakwah, para dai kami harapkan dapat mendokumentasikan pengalaman mereka," katanya.

Sedangkan Direktur Eksekutif NU Care-LazisNU PBNU Qohari Cholil menyebut bahwa para dai ini mengemban tugas mulia dan membawa misi dalam menyebarkan dakwah yang ramah. "Selain itu, para dai juga memiliki tugas penting dalam menggalang dukungan untuk bisa bersama-sama terus membantu rakyat Palestina. Dan Insya Allah tahun depan kami juga akan membiayai santri dari daerah 3T -terpencil, terluar, tertinggal- untuk dapat menimba ilmu agama di Pulau Jawa," ujar Qohari.