Surau.co
Menu Menu
Samurah bin Jundub, Perawi Hadits yang Memiliki Semangat Bertempur Tinggi - Surau.co

Samurah bin Jundub, Perawi Hadits yang Memiliki Semangat Bertempur Tinggi

Surau.co - Salah satu sahabat Rasulullah yang memiliki semangat jihad yang tinggi yaitu Samurah bin Jundub, ia merupakan sahabat Rasulullah yang ketika remaja sudah mengikuti perang, salah satunya yaitu pada perang Uhud.

Nama lengkapnya ialah Samurah bin Jundub bin Hilal bin Harij bin Murrah bin Hazn bin Amr bin Jabir bin Khasyin bin Luay bin Ashom bin bin Syamakh bin Fazarah bin Dzabyan bin Baghidh bin Raits bin Ghathafan Al-Fizary. Kunyahnya Abu Sa’id/Abu Abdurrahman/Abu Abdillah atau Abu Sulaiman, tinggal di kota Basrah.

Ibu Samurah merawatnya sendirian setelah ayahnya meninggal dunia. Kemudian ibunya dinikahi seorang Al-Anshar. Beliau tidak mendapati masa jahiliyah, beliau bertemu dengan Rasulullah SAW ketika remaja.

Samurah ialah seorang jihadis pada masa Rasulullah SAW yang memiliki semangat tinggi. Ia ikut berperang bersama Rasulullah SAW pada perang Uhud ketika usianya masih lima belas tahun, bersama temannya yang usianya sama dengannya, yaitu Rafi.

Semangat Jihad Pemuda

Suatu ketika, Rasulullah SAW ditawarkan kepadanya anak-anak kaum Al-Anshar (untuk ikut berjihad), maka seorang anak (Rafi) melewati Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW pun mengizinkannya untuk ikut berjihad. Kemudian Samurah (datang) menawarkan dirinya untuk ikut berjihad, namun Rasulullah SAW menolaknya, maka Samurah berkata, “Engkau telah mengizinkannya ikut berjihad, akan tetapi engkau menolakku, seandainya aku bertarung dengannya, maka aku bisa mengalahkannya.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Coba kalahkanlah ia”, maka Samurah pun melawan anak tersebut dan berhasil mengalahkannya”. ( الإصابة في تمييز الصحابة [جزء 3 – صفحة 178 ])

Hadits di atas menunjukan semangat para pemuda dari kalangan para shahabat dalam meraih keutamaan jihad di jalan Allah SAW. Hampir disetiap peperangan kaum muslimin bersama Rasulullah Samurah tidak pernah absen, kecuali pada perang Badar, itu menunjukan betapa militannya ia dan kesetiannya kepada Rasulullah SAW.

Perjalanan hidupnya sangat luar biasa. Ia merupakan salah satu tokoh kaum Anshar yang terkenal sebagai sahabat yang memiliki keberanian dan kejujuran tinggi, keberaniannya terlihat ketika tiap kali dirinya melihat ada orang yang melakukan kesalahan, ia tidak segan untuk membunuhnya.

Samurah bin Jundub adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat terpuji, di antaranya keberanian, tidak membiarkan orang yang melakukan kesalahan, yang mana hal ini terlihat pada muamalahnya dengan orang-orang khawarij.

Jika ia didatangkan salah seorang khawarij maka ia akan segera membunuhnya, ia berkata, “Ini adalah seburuk-buruk orang yang terbunuh di bawah kolong langit, mereka berani mengkafirkan kaum muslimin, dan menumpahkan darah mereka.”

Dari ketegasannya ini lah yang membuat ia dipertentangkan oleh kelompok sunni dan syi’ah. Selaln itu, Samurah juga pernah menjabat wakil gubernur Bashrah di bawah kepemimpinan Ziyad ibn Abihi, kemudian naik menjadi gubernur tertinggi Irak dan kekhalifahan Umayyah timur, pada tahun 670-673.

Dalam Tarikh-nya Imam Ath Thabari mengatakan, tentang peristiwa-peristiwa tahun 50 H dengan sanad bersambung kepada Muhammad bin Sulaim yang salah satunya adalah tentang Samurah bin Jundub:

‘Aku bertanya kepada Anas bin Sirin, ‘Apakah Samurah pernah membunuh seseorang?’ Ia menjawab, ‘Apakah dapat dihitung orang telah dibantai Samurah bin Jundub? Ia ditunjuk menggantikan Ziyad memimpin kota Bashrah lalu Ziyad pergi ke Kufah, sepulangnya dari Kufah, Samurah telah membunuh delapan ribu orang Muslim. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Apakah engkau tidak takut telah membunuh seseorang yang tidak layak engkau bunuh? Ia menjawab, ‘Andai aku bunuh lagi sejumlah yang telah aku bunuh aku tidak takut apapun!’

Kekejamannya sangat luar biasa kepada orang-orang yang dianggapnya salah, dalam dirinya seolah tidak ada rasa kasihan dan iba. Tidak perduli siapapun yang menurutnya salah langsung dieksekusi.

حدثني عمر قال حدثني موسى بن إسماعيل قال حدثنا نوح بن قيس عن أشعث الحداني عن أبي سوار العدوي قال قتل سمرة من قومي في غداة سبعة وأربعين رجلا قد جمع القرآن

Ketika samurah bin jundub jatuh sakit, yang mana sakit itu adalah salah satu penyebab wafatnya. Ia terkena rasa dingin yang sangat, maka dihidupkan untuknya api, dibuatkan baginya tungku api di hadapannya, dan tungku api di belakangnya, di samping kanan dan kirinya juga dihidupkan api untuknya, akan tetapi hal itu tidak bermanfaat untuknya, lalu ia (Samurah) berkata, ”Bagaimana aku melakukan sesuatu terhadap apa yang ada di dalam perutku?” ia dalam kondisi seperti itu, hingga ahirnya ia wafat sebelum tahun 60 H.

Menjadi Perawi Hadits

Semasa hidupnya, Samurah meriwayatkan beberapa hadits, di antaranya;

  1. Dari ‘Abdullah bin Buraidah dari Samrah bin Jundub, bahwa ada seorang wanita yang meninggal dunia karena hamil. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menshalatinya dan beliau berdiri di bagian tengah (jenazah) nya.” (HR. Al-Bukhari: 125)
  2. Dari Samrah bin Jundub radliallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada suatu malam aku bermimpi dua orang menemuiku lalu keduanya membawa aku keluar menuju tanah suci. Kemudian kami berangkat hingga tiba di suatu sungai yang airnya dari darah. Disana ada seorang yang berdiri di tengah sungai dan satu orang lagi berada (di tepinya) memegang batu. Maka laki-laki yang berada di tengah sungai menghampirinya dan setiap kali dia hendak keluar dari sungai maka laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai dan terjadilah seterusnya yang setiap dia hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya: “Apa maksudnya ini?” Maka orang yang aku lihat dalam mimpiku itu berkata: “Orang yang kamu lihat dalam sungai adalah pemakan riba'”. (HR. AL-Bukhari: 1979)
  3. Telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundab radliallahu ‘anhudia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tadi malam dua orang (tamu) berkunjung kepadaku (dalam mimpiku) dan membawaku ke sebuah kota yang dibangun dari emas dan perak. Di sana kami bertemu sejumlah laki-laki yang setengah tubuhnya terlihat sangat tampan seperti manusia tertampan yang pernah kalian lihat. Dan setengah tubuh yang lainnya sangat buruk seperti manusia yang paling buruk yang pernah kalian lihat. Dua orang tamu itu berkata kepada mereka berdua, pergilah berendam di sungai itu. Maka mereka pun berendam di dalam sungai itu kemudian kembali kepada kami. Keburukan mereka lenyap dan mereka sekarang benar-benar tampan. Tamu-tamuku berkata kepadaku; ‘Yang pertama (Anda lihat) adalah surga Adn dan itu adalah tempatmu.’ Kemudian mereka berkata; sedangkan mereka yang separuh tampan separuh buruk rupa adalah orang yang mencampur adukan perbuatan baik dan perbuatan jahat, namun Allah memberi mereka ampunan.’ (HR. Bukhari: 4397)
  4. Dari Samurah bin Jundub dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Janganlah kalian melaknat dengan laknat Allah, atau dengan murka Allah atau dengan api (neraka)“. (HR. Abu Daud: 4906)