Surau.co – Zubair bin Awwam atau dengan nama lain Abu ‘Abd Allah Zubayr ibn al-Awwam (Bahasa Arab: أبو عبدالله زبير ابن العوام) adalah seorang sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang seluruh raga dan jiwanya hanya diperuntukkan di jalan Alah.
Zubair bin Awwam Beliau merupakan salah seorang “Mubasyirin Bil Jannah” (sepuluh sahabat yang dijamin masuk syurga). Kenapa demikian, ialaha karena Zubair bin Awwam merupakan salah seorang pejuang yang hebat.
Bersama dengan Khalid bin Al-Walid, mereka berdua sahaja yang hidupnya senantiasa berupaya untuk berperang dengan dua pedang dalam satu masa, walaupun ketika menunggang kuda.
Zubair bin Awwam bisa dibilang sebagai perajurit dakwah yang berani mengangkat senjata untuk melawan orang-orang yang menentang terhadap dakwah Islamiah.
Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa kepahlawanannya serta sifat kesatria sejati telah tampak pertama kali sejak pertama kali ia ikut perang yang terjadi pada waktu Perang Badar.
Dalam riwayatnya, Zubaidah bin Awwam ketika peperangan itu, strategi yang yang digunakan pasukan Quraisy pada saat itu menenpatkan para pendekarnya di barisan paling depan,
menempatkan prajurit mereka terlebih dahulu dipimpin oleh Ubaidah bin Said Ibnul Aash. Dia dikenal sebagai penunggang kuda yang paling berani, paling terampil, dan paling kejam terhadap lawan-lawannya.
Meski sekujur tubuh Ubaidah diselimuti armor (pakaian yang terbuat dari baja), sehingga menyulitkan senjata untuk menembusnya, Sementara Zubair bin Awwam tetap dengan pakain yang biasa daja, namun demikian, ia tetap siap menyerbu ke medan pertempuran dan antara dirinya dengan Ubaidah terjadi duel yang sangat sengit. Dalam dua putaran, Zubair berhasil mengarahkan ujung tombaknya ke mata Ubaidah dan menusukkan kedua matanya ke belakang kepalanya.
Selama Pertempuran Uhud, Talhah bin Abu Talhah Al-Abdari, pembawa bendera perang pada waktu itu, menyerukan duel, tetapi tidak ada yang keluar untuk menemuinya. Jadi Zubair bin Awwam berhadapan langsung dengannya.
Keduanya berkelahi sampai Zubair melompat ke atas unta dan menjatuhkannya ke tanah. Di sana, dia melawan Talhah, sampai Zubair mengalahkan Talhah dan membunuhnya dengan pedangnya.
Karena kejadian itu, Nabi SAW bersabda: “Setiap Nabi memiliki sahabat, dan sahabatku adalah Zubair.” Kemudian Yang Mulia berkata lagi, “Jika Zubair tidak mengambil tindakan terhadapnya, saya akan keluar dan melawannya sendiri, karena saya melihat banyak orang tidak mau melawannya. 2 (Al-Bidayah Wan- Nihayah 4: 20).
Baca Juga: Biografi Abu Ubaidah bin Jarrah, Panglima Perang Yarmurk 636 M
Biografi Zubair bin Awwam
Nama lengkap Zubair bin Awwam adalah Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab.
Nama ibunya adalah Syafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah, saw. Wanita ini mengaku sebagai pemeluk Islam. Dia adalah salah satu dari 7 orang pertama yang masuk Islam.
Dia masuk Islam pada usia 8 tahun dan berhijrah pada usia 18 tahun, dengan perawakan tinggi dan putih. Namun, ada juga yang menganggap fisik Zubair tidak tinggi, pendek, atau gemuk.
Ada yang mengatakan bahwa kulitnya kecokelatan, rambutnya lebat dan pipinya tidak berdaging.
Ketika pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui bahwa Zubair telah masuk Islam, dia menjadi sangat marah dan mencoba menyiksanya, begitu dia dimasukkan ke dalam karung, lalu dibakar, dan dia berkata, “Pergilah dari Tuhan Muhammad, maka aku akan menyelamatkanmu dari api ini.
Akan tetapi Zubair bin Awwam menolak dan berkata kepadanya, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekufuran lagi selamanya.”
Suatu hari, dia mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad saw, telah meninggal, jadi dia pergi ke Mekah sambil menghunus pedangnya dan memecah sekumpulan orang, lalu pergi mencari kepastian tentang masalah ini dan berjanji bahwa jika pertanyaannya benar dia akan membunuh orang yang membunuh Rasulullah.
Kemudian Zubair bin Awwam mendatanginya dan berjumpa dengan Rasul, tepat di utara Mekkah, saat dia berada di utara Mekah, dan kemudian Rasulullah SAW, berkata kepadanya, “ada apakah engkau gerangan ?” dia berkata,“Saya mendengar kabar bahwa engkau telah terbunuh,” Nabi berkata kepadanya,“Lalu apa yang akan engkau lakukan?” dia berkata,“Saya akan membunuh orang yang telah membunuhmu.”
Setelah mendengar ini, Zubair bin Awwam kemudian merasa gembira dan berdoa untuknya dengan kebaikanDan pedangnya menang (Abu Nu’aim), dia juga orang pertama yang menghunus pedangnya di jalan Tuhan.
Perjuangan Zubair bin Awwam
Zubair bin Awwam pernah ikut berhijrah ke Habsyah bersama orang-orang dari kaum muslimin, dan beliau tetap tinggal disana hingga Rasulullah saw mengijinkannya untuk kembali ke Madinah.
Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah saw, setelah perang Uhud dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah saw mengirim 70 orang sahabat untuk mendampingi dirinya, termasuk di dalamnya Abu Bakar As Siddiq dan Zubair bin Awwam. (Al-Bukhari).
Pada perang Yarmuk, Zubair bin Awwam bertarung dengan pasukan Romawi, namun pada saat tentara muslim bercerai berai, beliau berteriak : “Allahu Akbar” kemudian beliau menerobos ke tengah pasukan musuh sambil mengibaskan pedangnya ke kiri dan ke kanan, anaknya Urwah pernah berkata tentangnya,“Zubair memiliki tiga kali pukulan dengan pedangnya, saya pernah memasukkan jari saya didalamnya, dua diantaranya saat perang badar, dan satunya lagi saat perang Yarmuk.
Salah seorang sahabatnya pernah bercerita,“Saya pernah bersama Zubair bin Awwam dalam hidupnya dan saya melihat dalam tubuhnya ada sesuatu, saya berkata kepadanya,”demi Allah saya tidak pernah melihat badan seorangpun seperti tubuhmu,” dia berkata kepada saya,”demi Allah tidak ada luka dalam tubuh ini kecuali ikut berperang bersama Rasulullah saw dan dijalan Allah.”
Dan diceritakan tentangnya,”Sesungguhnya tidak ada gubernur/pemimpin, penjaga dan keluar sesuatu apapun kecuali dalam mengikuti perang bersama Nabi saw, atau Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab atau Utsman bin Affan.”
Saat terjadi pengepungan atas Bani Quraidzah dan mereka tidak mau menyerah, Rasulullah saw mengutus Zubir bin Awwam bersama Ali bin Abu Thalib, lalu keduanya berdiri di depan benteng dan mengulangi kata-katanya,“Demi Allah kalian akan merasakan seperti yang telah dirasakan oleh Hamzah, atau kami akan menaklukkan benteng ini.”
Nabi saw pernah berkata tentangnya,“Setiap Nabi punya pendamping dan penolong, dan pendamping saya adalah Zubair.” (Muttafaqun alaih).
Ia juga sangat bangga dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang Uhud dan perang Bani Quraydzah, “lemparlah anak panahmu, taruhannya adalah ayahku dan ibuku aku”.
Sayyidah Aisyah pernah berkata kepada Urwah bin Az-Zubar: “Sesungguhnya kedua orang tuamu adalah orang-orang yang mengikuti seruan Allah dan Rasul-Nya setelah keduanya terluka” (inilah Abu Bakar dan Az-Zubair).
Sifat Zubair bin Awwam
Zubair bin Awwam merupakan seorang yang terhormat dan bermartabat, dan selalu membelanjakan kekayaannya di jalan Allah.
Tidak hanya disitu saja, hidupnya memang selain menjadi panglima perang, ia jug merupakan serang saudagar yang sukses. Artiya Zubair bin Awwam memang dipenuhi dengan harta benda dari hasil perdagangannya.
Meski demikian, ia tidak pernah sedikitpun menggunakan harta bendanya untuk keperluan dirinya, melainkan diberikan sepenuhnya untuk jalan perjuangan, bahkan dirinya rela memiliki hutang demi perjuangan menyebarluaskan agama Islam.
Salah satu sahabatnya bernama Ka’ab pernah berkata tentang dia: “Az-Zubair memiliki seribu jenis kekayaan yang diambil karena perang, dan tidak satu dirham pun masuk ke rumahnya” (artinya semua harta miliknya diberikan ), dia memberikan semua hartanya sampai kematiannya dalam hutang, dan meninggalkan warisan kepada putranya untuk membayar hutang.
Dan beliau berkata kepadanya,“jika engkau tidak sanggup membayar hutang saya, maka mintalah tolong kepada Tuanku,”
Abdullah pun bertanya,“Siapakah yang engkau maksud dengan Tuan?”
Ia menjawab,”Allah, Dialah sebaik-baik pemimpin dan penolong.”
Lalu setelah itu Abdullah berkata,“Demi Allah saya tidak pernah mengalami kesusahan dalam membayar hutangnya, kecuali saya berkata,’Wahai Pemimpin/pemilik Zubair bayarlah hutang Zubair,’ maka Diapun menggantinya.” (Al-Bukhari).
Meskipun dia selalu bersama Rasulullah sepanjang hidupnya, dia tidak menceritakan banyak kisahnya kecuali beberapa, putranya Abdullah pernah bertanya alasannya, jadi dia berkata: “Meskipun saya dan Rasulullah memiliki keluarga dan hubungan kekerabatan, saya mendengar dia berkata: ‘Siapa pun yang berbohong tentang saya akan dibuang ke neraka.’ “(Al-Bukhari). Karena itu, dia takut untuk meriwayatkan hadistyang tidak pernah dikatakan oleh Rasulullah.
Kelaurga Zubair bin Awwam
Nama Putra dan putri Az-Zubair adalah Abdullah, Urwah, Al Mundzir, Ashim, Al Muhajir, Khadijah Al Kubra, Ummul Hasan, dan Aisyah. Semua anak Az-Zubair ini berasal dari istrinya yang bernama Asma’ binti Abu Bakar.
Sedangkan anak-anaknya yeng bernama Khalid, Amru, Habibah, Saudah, dan Hindun berasal dari istrinya yang bernama Ummu Khalid. Nama asli wanita ini adalah Amah binti Sa’id bin Al Ash.
Anak-anaknya yang bernama Mush’ab, Hamzah, dan Ramlah berasal dari istrinya yang bernama Ar-Rabab binti Anif bin Ubaid. Anaknya yang bernama Ubaidah dan Ja’far berasal dari istrinya, Zainab.
Putrinya yang bernama Zainab berasal dari istrinya , Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’aith. Putrinya lagi yang bernama Khadijah Ash-Shugra berasal dari istrinya, Al Halal binti Qais.
Zubair bin Awwam Wafat
Ketika Zubair bin Awwam muncul dalam Pertempuran Al-Jamal, seorang pria dari Tamim bernama Amru bin Jarmuz membuntuntinya dari belakang, kemudian ia membunuhnya dari belakang di sebuah tempat bernama Lembah Siba.
Kemudian dia pergi menemui Ali bin Abu Thalib berpikir bahwa dia telah membawa kabar baik, setelah mendengar bahwa Ali bin Abu Thalib berteriak dan berkata kepada asistennya: “Berikan kabar kepadanya. Orang yang membunuh putra Sofiyyah dengan neraka, sungguh Rasulullah, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, pernah mengatakan kepada saya bahwa pembunuh Zubair adalah penghuni neraka.” (Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan At-Thobroni).
Zubair bin Awwam meninggal pada hari Kamis di bulan Jumadil Awal tahun 36 Hijriyah, ketika itu, usianya mencapai 66/67 tahun.
Kematian Zubair bin Awwam tentu banyak mengisahkan rasa pilu terutama di hati keluarga dan juga para sahabat lainnya. Namun demikian, ia sudah dijamin oleh rasul sebagai salaha satu penduduk surga nantinya.
Dari Kisah Zubair bin Awwam kita dapat mengambil pelajaran, bahwa setiap perjuagan dalam membela agama allah, tentu allah juga akan memberikan jalan selebar-lebarnya bagi mahluknya terhadap kebaikan yang diridhaianya.
Selain itu, kesetian terhadap seorang Utusan Allah, tentu akan sangat dihargai dan diberikan derajat yang tinggi di hadapannya, kelak. Wallahua’lam!