Tak Berkategori  

Pasukan Qurra dan Peristiwa Bi’ru Ma’unah

Google News
Pasukan Qurra dan Peristiwa Bi’ru Ma’unah - Surau
Abu Bara’ berkata, “Aku yang akan menjadi pelindung mereka, silakan engkau kirim mereka untuk mengajak manusia kepada agamamu.” Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr Kemudian Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr bersama sahabat-sahabatnya yang merupakan orang-orang pilihan kaum muslimin. Di antara yang diutus Al Harits bin Ash-Shimmah, Haram bin Milhan, ‘Urwah bin Asma’, Nafi’ bin Budail bin Warqa’, Amir bin Fuhairah seorang bekas budak Abu Bakar ash-Shiddiq dan sahabat-sahabat pilihan lainnya. Mereka dikenal sebagai para sahabat yang ahli membaca Al-Qur’an, rajin salat tahajjud serta suka bekerja keras lalu hasilnya diinfakkan untuk para sahabat Rasulullah SAW yang bertempat tinggal di shuffah (serambi Masjid Nabawi). Al Mundzir pun ditugasi menjadi pemimpin rombongan mulia tersebut.
Daftar Isi

Pasukan Qurra dan Peristiwa Bi’ru Ma’unah

Surau.co – Sekira empat bulan setelah perang Uhud, di awal-awal tahun ke empat hijriyyah, Rasulullah SAW mengutus satu pasukan kecil yang terdiri dari 70 sahabat pilihan. Seluruhnya adalah sahabat qurra’ yang ahli dalam Al Quran. Rasulullah SAW menjadikan Al Mundzir sebagai pemimpin pasukan kecil ini. Peristiwa ini bermula saat Abu Bara’, Amir bin Malik bin Ja’far, datang menemui Rasulullah SAW di Madinah. Rasulullah SAW mengajaknya masuk Islam dan mendakwahinya. Saat itu ia menolak namun ia mengatakan, “Wahai Muhammad, bagaimana kalau engkau mengirimkan beberapa orang sahabatmu kepada penduduk Nejed untuk mengajak mereka kepada agamamu. Aku berharap mereka memenuhi ajakanmu. Rasulullah SAW bersabda, “Aku khawatir penduduk Nejed akan mencelakakan sahabat-sahabatku.”

Abu Bara’ berkata, “Aku yang akan menjadi pelindung mereka, silakan engkau kirim mereka untuk mengajak manusia kepada agamamu.”

Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr

Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr

Kemudian Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr bersama sahabat-sahabatnya yang merupakan orang-orang pilihan kaum muslimin. Di antara yang diutus Al Harits bin Ash-Shimmah, Haram bin Milhan, ‘Urwah bin Asma’, Nafi’ bin Budail bin Warqa’, Amir bin Fuhairah seorang bekas budak Abu Bakar ash-Shiddiq dan sahabat-sahabat pilihan lainnya. Mereka dikenal sebagai para sahabat yang ahli membaca Al-Qur’an, rajin salat tahajjud serta suka bekerja keras lalu hasilnya diinfakkan untuk para sahabat Rasulullah SAW yang bertempat tinggal di shuffah (serambi Masjid Nabawi). Al Mundzir pun ditugasi menjadi pemimpin rombongan mulia tersebut.

Para utusan lalu berjalan hingga tiba di Bi’r Ma’unah yang terletak di antara wilayah Bani Amir dan wilayah Bani Sulaim. Sesampainya di Bi’r Ma’unah, mereka mengutus Haram bin Milhan untuk mengantar surat Rasulullah SAW kepada Amir bin Ath-Thufail, sepupu dari Al Bara’. Ketika Haram tiba di tempat Amir bin Ath-Thufail, ia tidak membaca surat Rasulullah SAW, justru memerintah para pengikutnya untuk menikam Haram bin Milhan dari arah belakang. Amir bin ath-Thufail lalu mengajak kaumnya (Bani ‘Amir) menyerang para utusan Rasululla SAW tersebut. Mereka menolak memenuhi seruan Rasulullah SAW. Mereka berkata, “Kami tidak akan melanggar perjanjian Abu Bara’!” Amir bin ath-Thufail tidak menyerah begitu saja. Ia menyeru dan mengajak kabilah-kabilah Bani Sulaim untuk menyerang utusan itu. Seruan ini pun disambut oleh kabilah ‘Ushaiyyah, Ri’lan, dan Dzakwan. Terbunuhlah seluruh pasukan kecuali Ka’ab bin Zaid dan Amr bin Umayyah. Adapun Ka’ab, maka kabilah-kabilah tersebut membiarkannya hidup dalam keadaan terluka parah. Namun ia masih bertahan hidup dan gugur sebagai syahid dalam perang Khandaq. Sedangkan Amr, mereka tawan. Kemudian mereka bebaskan setelah meminta tebusan

Pasukan Qurra dan Peristiwa Bi’ru Ma’unah
Pewarta: Nurul HidayatEditor: Nurul
Nurul Hidayat
Mau tulisan kamu dimuat di Surau.co seperti ? Kirim Tulisan Kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *