Surau.co
Menu Kirim Tulisan Menu
Surau.co

Surau.co - Islamic Publisher Center

Dengan semangat progresif edukatif, Surau.co memiliki tekad untuk terus aktif dan turut serta mendukung progresifitas generasi kreatif untuk berbagi informasi yang menginspirasi.

Terbaru di Surau

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Barkas.id - 5 Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan Banyak Orang. Kami ulas lengkap pada Februari 10, 2021. Berikut ulasan lengkap tentang 5 Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan Banyak Orang.

Wudhu merupakan bagian dari cara menyucikan diri yang biasa dilakukan oleh para pengikut Islam alias muslim.

Saat Anda sedang berwudhu, sebaiknya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Simak kesalahan wudhu dari berikut ini. 

Biasanya wudhu digunakan sebagai rangkaian sebelum akan menunaikan ibadah wajib seperti salat. 

Orang yang akan salat dan menghadap Tuhan Yang Maha Esa wajib wudhu terlebih dahulu dengan air mengalir. 

Caranya adalah mengalirkan air ke anggota tubuh sebanyak tiga kali dan secara berurutan. 

Hal ini terus dilakukan setiap akan salat atau bersuci. 

Namun sayangnya, banyak beberapa kesalahan saat wudhu yang sering dilakukan sampai sekarang.

Padahal, syarat sahnya salat seseorang juga terletak di cara wudhunya. 

Beberapa Kesalahan Wudhu yang Sering Dilakukan & Membatalkan Sholat
kesalahan-wudhu

Ada beberapa kesalahan wudhu yang banyak dilakukan oleh segelintir orang. 

Jika Anda termasuk di dalamnya, maka harus segera memperbaiki diri dan memperbaiki Cara Wudhu

Berita ini diterbitkan agar salat Anda diterima oleh Allah SWT karena Anda telah berusaha semaksimal mungkin untuk wudhu. 

Tidak Mengalir Sempurna

Wudhu dilakukan dengan cara mengalirkan air ke banyak anggota tubuh. 

Mulai dari mulut, hidung, wajah, tangan, kepala, telinga dan juga kaki. 

Namun sayangnya, saat membasuh salah satu bagian, terutama tangan, airnya tidak mengalir sempurna dan ini kesalahan wudhu yang pertama. 

Anjurannya adalah mengalirkan air dari jari jari hingga ke siku. 

Namun, dalam praktiknya, masih banyak yang mengalirkan airnya tidak sempurna sampai siku. 

Hal ini tentu menyalahi aturan, karena harusnya tetap perlu sampai siku. 

Ini juga berlaku bagi orang yang tidak sempurna mengalirkan air ke berbagai anggota tubuh lainnya. 

Tidak Membaca Doa

Seperti yang sudah diketahui, ada doa sebelum dan sesudah wudhu dilakukan. 

Biasanya ada orang yang terburu buru dan tidak membaca doa saat wudhu. 

Bahkan yang bersangkutan pun tidak membaca basmallah saat wudhu. 

Padahal, ini penting agar wudhu Anda bisa menjadi lebih baik dan maksimal. 

Jika Anda masih suka menyepelekan ucapan basmallah atau pun doa wudhu, maka sebaiknya mulai berubah dari sekarang.

Ini demi kualitas ibadah terbaik sebelum menghadap Allah SWT itu kesalahan wudhu kedua. 

Tidak Berurutan

Seperti yang sudah dijelaskan, tata cara wudhu dilaksanakan secara berurutan. 

Prosesnya bermula dari membasuh mulut terlebih dahulu, kemudian hidung, wajah, tangan, kepala, telinga dan juga kaki. 

Seluruh urutan tersebut tidak boleh dibolak balik atau tidak berurutan. 

Anda harus tertib dan mengikuti seluruh rangkaian prosesnya. 

Jika tidak, maka itu kesalahan wudhu dan tentu menyalahi aturan yang berlaku terkait tata cara wudhu untuk para kaum muslimin. 

Jika Anda masih suka melakukannya secara asal, maka sebaiknya bisa kembali mengikuti tuntunan wudhu yang benar dan dilakukan sesuai aturan. 

Hitungannya Asal

Saat berwudhu, seseorang harus membasuhnya sebanyak tiga kali. 

Ini untuk memastikan agar seluruh bagiannya terjangkau secara baik dan maksimal. 

Namun, menjadi masalah jika Anda menghitungnya secara asal dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Boros Air

Kesalahan wudhu lainnya adalah boros air. 

Jika menggunakan keran, maka biasa menyalakan keran ke bagian paling kencang sehingga airnya banyak yang tumpah. 

Padahal, esensi wudhu adalah mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh. 

Jika dilakukan secara benar, maka Anda bisa melakukannya secara perlahan dan tidak boros air asalkan menjangkau seluruh bagiannya.

Menggunakan air dalam jumlah berlebihan hanya akan membuat Anda menjadi boros air.

Segala sesuatu yang boros amat dibenci oleh Allah SWT. 

Itulah kesalahan wudhu yang sering terjadi, semoga dengan membaca artikel ini kamu bisa menghindarinya ya.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Idul Adha atau Idul Qurban adalah hari raya penting bagi umat Islam. Hari raya Idul Adha dirayakan dengan melaksanakan penyembelihan hewan yang sudah disyariatkan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Ibadah Kurban ini dilaksanakan pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah. Kurban juga menjadi salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam hadist berikut:

Dari Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,

"Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) kurban itu." (HR Tirmidzi).

HR Tirmidzi

Agar kita dapat melaksanakan ibadah yang sangat dicintai Allah dengan benar, penting untuk memperhatikan tata cara dan syarat kurban sesuai syariat Islam, yang akan dijelaskan dalam panduan kurban berikut:

Pengertian Kurban

Secara etimologis, kata "kurban" berasal dari bahasa Arab "qariba – yaqrabu – kurban wa kurbanan wa qirbanan," yang berarti dekat (Lihat: Ibn Manzhur: 1992:1: 662; Munawir: 1984: 1185). Kata ini mengandung makna mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan sebagian perintah-Nya.

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "kurban" dalam agama disebut "udhhiyah," bentuk jamak dari "dhahiyyah," yang berasal dari kata "dhaha" (waktu dhuha). Ini merujuk pada penyembelihan hewan di waktu dhuha pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah, yang menjadi dasar istilah Idul Adha.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata "kurban" atau "udhhiyah" dalam konteks syariat berarti menyembelih hewan sebagai ibadah kepada Allah pada hari raya haji atau Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Hukum Kurban

Menurut sebagian ulama seperti Abu Hanifa, kurban diwajibkan bagi yang mampu. Sementara menurut Imam Malik dan Imam Al-Syafi'i, hukum kurban adalah sunnah muakkad, yaitu tidak wajib tetapi sangat dianjurkan.

Perintah berkurban ini juga diabadikan oleh Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah" (Surah Al-Kautsar: 2). Oleh karena itu, bagi sahabat yang beragama Islam, mampu secara finansial, dan sudah aqil baligh, berkurban menjadi sebuah kewajiban yang harus dipenuhi.

Selengkapnya di artikel Mau Berqurban? Simak Perbedaan Qurban dan Aqiqah

Distribusi Daging Kurban

Daging kurban didistribusikan kepada berbagai pihak: satu pertiga untuk sohibul kurban (orang yang berkurban), tetangga sekitar, kerabat, teman, dan fakir miskin. Seperti yang dinyatakan dalam QS. Al-Hajj ayat 28, "Makanlah sebagian dari daging kurban dan berikanlah kepada orang fakir."

Keutamaan Berkurban

Hewan kurban akan menjadi saksi di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda dalam lanjutan hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, "Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya sebagai saksi. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah diterima di sisi Allah sebelum mengalir ke tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Selain itu, ibadah kurban tidak hanya bermanfaat bagi orang yang berkurban (Mudhohi) tetapi juga membantu fakir miskin dari kelaparan.

Cara Berkurban

Qurban tinggal sebentar lagi, yuk kencengin pahala setelah Ramadan dengan berQurban. Apalagi Qurban adalah ibadah yang sangat disarankan oleh Rasulallah Shalallahu Alaihi Wassalam.

“Barang siapa mampu berkurban dan ia tidak melaksanakannya, maka janganlah ia menghadiri tempat shalat kami”. (HR. al-Baihaqi).

HR. al-Baihaqi

Sekarang adalah eranya digital, kita bisa melakukan ibadah kurban dengan mudah. Alternati yang mudah dan terpercaya adalah menunaikan Qurbanmu di BSI Maslahat melalui BSI Mobile https://bsim.page.link/beli-qurban-bsi-mashlahat.

Pemotongan Qurbanmu bisa disaksikan Live juga melalui Youtube Channel BSI Maslahat dan disalurkan ke penjuru negeri. Transfer melalui rekening PT Bank Syariah Indonesia Tbk nomor rekening 700-136-1036 atas nama BSI Maslahat Qurban. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kontak WA berikut 08111-888-465.

BSI Maslahat adalah lembaga Amil Zakat Nasional mitra strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terdepan dalam menguatkan ekosistem ekonomi syariah.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Di sebuah desa yang sunyi, terdapat seorang anak yang dipenuhi dengan kebaikan. Ia tak pernah lelah berbakti kepada kedua orang tuanya.
Karena kasih dan pengabdian yang ia tunjukkan, orang tua anak tersebut selalu mendoakan kebaikan baginya.

"Ya Allah," doa mereka, "jadikanlah anak kami sebagai teman Nabi Musa di Surga kelak."

Doa itu tak berlalu begitu saja. Allah merencanakan sesuatu yang tak terduga. Tiba-tiba, Nabi Musa pun memohon petunjuk dari Allah untuk mengetahui siapakah temannya kelak di Surga.

"Allahku, berikanlah petunjuk kepada hamba-Mu. Tunjukkanlah siapa yang akan menjadi temanku di Surga," pinta Nabi Musa dengan tulus.

Allah pun memberikan jawaban, "Wahai Musa, jika itu keinginanmu, pergilah ke pasar. Di sana, engkau akan menemukan seorang laki-laki yang kelak akan menjadi temanmu di surga."

Dengan hati yang penuh rasa ingin tahu, Nabi Musa segera melangkah menuju pasar tersebut. Di sana, ia menemukan seorang laki-laki yang sedang sibuk membeli daging. Tanpa ragu, setelah laki-laki itu selesai berbelanja, Nabi Musa mendekatinya.

"Saya baru saja melihat Anda, tetapi hati saya ingin lebih mengenal Anda. Apakah Anda bersedia jika saya mengunjungi rumah Anda?" tawar Nabi Musa.

Lelaki itu tersenyum ramah, "Tentu saja, itu adalah suatu kehormatan bagi saya. Mari, silahkan berkunjung ke rumah saya."

Mereka berdua berjalan dengan langkah mantap, menyusuri jalan yang berliku menuju rumah sang lelaki. Setibanya di sana, Nabi Musa dengan penuh perhatian mengamati setiap gerakan yang dilakukan oleh lelaki tersebut.
Awalnya, lelaki itu sibuk memasak daging yang baru saja dibelinya di pasar. Kemudian, dengan penuh kelembutan, ia mencampurkan daging tersebut dengan kuah yang melimpah.
Setelah masakan itu siap disajikan, lelaki itu membawa sebuah karung besar yang ternyata berisi seorang perempuan tua yang lemah tak berdaya. Tanpa ragu, perempuan itu diangkat dari dalam karung, kemudian disuapinya dengan lembut hingga kenyang.
Setelah itu, tubuhnya dibersihkan dan pakaiannya diganti dengan yang baru dan bersih. Akhirnya, perempuan itu dibiarkan untuk beristirahat. Tak lama kemudian, dari bibirnya terdengar doa yang tulus, "Ya Allah, jadikanlah anak lelakiku sebagai teman Nabi Musa di Surga."

Kisah Teman Nabi Musa di Surga : Ilustrasi AI
Kisah Teman Nabi Musa di Surga : Ilustrasi AI

Nabi Musa, yang sejak awal telah memperhatikan dengan seksama, merasakan hatinya tersentuh oleh kebaikan lelaki itu. Dengan lembut, ia bertanya, "Wahai saudaraku, apa yang telah engkau lakukan sejak tadi?"

Dengan penuh kerendahan hati, lelaki itu menjawab, "Perempuan tua itu adalah ibuku, yang telah mengidap penyakit selama bertahun-tahun. Kekuatan tubuhnya telah terkikis, namun hatinya penuh kesabaran dan iman kepada Allah. Mengapa aku meletakkannya dalam karung setiap aku pergi? Karena aku ingin dia aman dan selalu dalam lindunganku. Aku sangat mengkhawatirkan keselamatannya."

Setelah mendengar penjelasan itu, Nabi Musa mengangguk mengerti. "Wahai sahabat, engkau telah melakukan perbuatan yang mulia di sisi Allah. Doa ibumu telah dikabulkan, dan kelak engkau akan menjadi temanku di Surga. Ketahuilah, saya adalah Nabi Musa."

Mendengar kata-kata Nabi Musa, lelaki itu dipenuhi oleh kebahagiaan yang tak terkira. Ia berdoa semoga tetap bisa berbakti kepada orang tuanya dengan tulus.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Samarkand, sebuah peradaban megah yang kini terjalin menjadi bagian tak terpisahkan dari Republik Rusia, sebuah wilayah yang dahulu menjadi gemerlap kehidupan di Uzbekistan, berdampingan dengan peradaban Cina. Di balik dinding-dindingnya yang kokoh, penduduknya memelihara kekuatan yang tak terbantahkan. Mereka adalah penyembah berhala, mengukir patung-patung suci dari batu yang diberkahi dengan permata-permata kecil. Patung-patung itu dihiasi dalam kuil-kuil megah, menjulang di puncak gunung yang anggun, tempat para biarawan mengabdi dengan penuh kesucian. Namun, tidak hanya di sana, kuil-kuil kecil tersebar di seluruh jantung kota, menggema dengan doa-doa yang khusyuk.

Pada masa itu, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Khalifah Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, seorang pemimpin yang bijaksana, sementara panglima tertinggi kaum Muslimin adalah Qutaibah bin Muslim. Pasukan mereka terkenal sebagai pasukan paling gagah perkasa di seluruh dunia, dan kabar tentang kekuatan mereka telah merambah hingga ke negeri Cina yang jauh.

Tiba saatnya pada tahun 87 Hijriah (705 Masehi), ketika pasukan kaum Muslimin memutuskan untuk menaklukkan Samarkand. Mereka bergerak dengan perlahan menuju kota itu, menyusup melalui lembah-lembah tersembunyi, menjauh dari pandangan warga Samarkand yang tak menyadari kehadiran mereka. Di bawah pimpinan tegar Qutaibah bin Muslim, mereka menyerang dengan tak terduga, datang seperti badai yang melanda dengan kecepatan dan kekuatan yang menakjubkan. Tiba-tiba saja, mereka muncul di tengah kota, mengumandangkan takbir kemenangan yang menggema di antara bangunan-bangunan yang seakan mengecil di hadapan kehadiran mereka. Warga Samarkand, tak berdaya, terpaksa menyerah tanpa ampun. Para biarawan melarikan diri menuju kuil suci di puncak gunung, sementara penduduk kota bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci rapat, takut akan kemarahan kaum Muslimin yang telah menguasai kota dengan kekuatan dan ketegasan yang tak terbantahkan.

Di tengah kecemasan yang menyelimuti hati penduduk Samarkand terhadap kedatangan pasukan penakluk, mereka mengirim anak-anak kecil mereka untuk mencari air dan makanan. Namun, yang mengejutkan, kaum Muslimin tidak menghalangi mereka; bahkan, dengan penuh kemurahan hati, mereka membantu anak-anak itu dengan memberikan air dan makanan, membiarkan mereka kembali ke dalam rumah-rumah keluarga mereka dengan kegembiraan yang menyala-nyala, membawa serta makanan dan air yang mereka bawa.

Dengan perlahan, damai mulai merayap masuk ke dalam jiwa penduduk kota. Tak lama setelah itu, kehidupan sehari-hari kembali mengalir di antara jalan-jalan Samarkand, dengan niaga, pertanian, dan kekayaan mereka yang kembali bersemi seperti sebelumnya, tanpa kurang sedikitpun. Hubungan yang harmonis pun mulai terjalin antara kaum Muslimin dan warga Samarkand, terbentuk dari kepercayaan yang tumbuh karena mereka mengenal kaum Muslimin sebagai pedagang yang jujur, tidak berdusta, tidak menipu, dan tidak menzalimi siapa pun.

Keharuan ini semakin menguat ketika terjadi perselisihan antara seorang penduduk Samarkand dan seorang Muslim. Ketika kasus itu dibawa ke hadapan Qodhi, keadilan tetaplah menjadi landasan, dan kemenangan diberikan pada pihak Samarkand. Berita ini segera mencapai telinga para rahib yang berlindung di kuil mereka. Mereka berbisik, "Jika hakim mereka adil, maka pastilah khalifah mereka juga adil."

Tak lama kemudian, seorang utusan dari mereka, seorang pemuda yang penuh rasa ketakutan, berangkat menuju Damaskus untuk bertemu Khalifah kaum Muslimin, Umar bin ‘Abdil ‘Aziz. Saat ia tiba di depan sebuah istana megah, ia tak bisa menahan diri untuk tidak berpikir bahwa itu adalah kediaman pemimpin mereka. Namun, terkejutlah ia ketika melihat orang-orang masuk dan keluar tanpa rasa takut atau pengawasan yang ketat. Tanpa ragu, ia pun masuk, tanpa menyadari bahwa ia telah memasuki Masjid Umayyah yang memancarkan kemegahan dengan hiasan-hiasan Islam dan batu-batu mulia yang berserakan di sekelilingnya. Saat ia melihat barisan manusia yang khusyuk dalam ruku' dan sujud, ia tidak bisa menahan keheranannya, bertanya-tanya bagaimana mungkin jumlah yang begitu besar itu bisa bersaf berbaris dengan begitu tertib dan cepat.

Kata Bijak (Quotes) Umar bin Abdul Aziz
Kata Bijak (Quotes) Umar bin Abdul Aziz: Merenungkan nikmat Allah, sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama

Setelah shalat selesai, dia berdiri dan mendekati seorang Muslim, ingin tahu tentang keberadaan istana Khalifah. "Di mana pemimpin kalian?" tanyanya. Sang Muslim menunjuk ke arah yang sama dengan senyum ramah, "Dia tadi berada di sini, mengimami shalat bersama kita. Tidakkah kamu melihatnya?"

"Tidak," jawabnya dengan tulus.

"Apakah kamu tidak ikut shalat bersama kami?" tanya sang Muslim.

"Dia punya keyakinan tersendiri," jawabnya polos.

"Bukankah kamu seorang Muslim?" sang Muslim itu bertanya lebih jauh.

"Sayangnya, tidak," jawabnya dengan lugas.

"Tapi, apa agamamu?" sang Muslim penasaran.

"Aku mengikuti kepercayaan dukun-dukun Samarkand," jawabnya tanpa ragu.

"Dan agama mereka?" tanya sang Muslim.

"Mereka menyembah patung," jawabnya dengan mantap.

"Kami kaum Muslimin hanya menyembah Allah 'Azza wa Jalla, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun," ungkap sang Muslim dengan penuh kekaguman akan keimanan mereka.

Kemudian, sang Muslim memberinya petunjuk menuju rumah Amirul Mukminin, pemimpin mereka. Namun, pemuda itu kembali dengan rasa kebingungan ketika menemukan seorang laki-laki tua yang tengah memperbaiki tembok rumahnya, terlumuri tanah dan kotoran.

"Apakah kamu sedang bercanda padaku?" ujarnya bingung. "Aku bertanya tentang pemimpin kalian, dan kamu mengarahkanku kepada seorang fakir yang tengah memperbaiki tembok?"

Namun, sang Muslim tidak tergugah oleh kebingungan pemuda itu. Dia dengan tulus mengajaknya menuju rumah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Amirul Mukminin. Dengan lembut, sang Muslim menunjukkan ke arah pemimpin mereka yang sedang sibuk memperbaiki tembok. "Dia lah sang pemimpin yang sedang memperbaiki tembok itu," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Takjub, pemuda itu terdiam. Di sanalah dia menemukan keajaiban yang jauh berbeda dari kesombongan dukun-dukun yang selama ini dikenalnya.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
9 bulan yang lalu

Kisah cinta pertama di dunia tidaklah mulus. Garis takdir tuhan mengharuskan lika-liku pencarian belahan jiwa antara dua insan surgawi.

Alkisah, Adam diturunkan di india. Sedangkan Hawa diturunkan di Jeddah.

India hingga Jeddah bukan jarak yang dekat. Secara umum, jarak udara antara kedua tempat tersebut adalah 3.000 hingga 3.500 kilometer. Jika menggunakan layanan penerbangan, waktu tempuhnya bisa sekitar 4-5 jam.

Nyatanya, 200 tahun mereka baru bersua. Bukan GPS penunjuk arah yang digunakan Adam, bukan pula kendaraan yang mengantarkanya bertemu di Jabbal Rahmah.

Tapi, keseriusan dan kesungguhan untuk bertemu, dan ampunan tuhan yang selalu dimunajatkan

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Sebagaimana dawuh Mbah Moen:

Jika dua orang ditakdirkan bersama, Maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu.

K.H. Maimun Zubair
Enol Writer Enol Writer
11 bulan yang lalu

Universitas Negeri Malang (UM) telah mengumumkan jadwal pendaftaran ulang untuk mahasiswa baru yang diterima melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024 pada hari Selasa, 26 Maret 2024. Setelah pengumuman tersebut, UM merilis jadwal pendaftaran administratif calon mahasiswa baru secara daring.

Penting bagi calon mahasiswa baru untuk dicatat bahwa ketidakhadiran atau keterlambatan dalam pendaftaran dapat mengakibatkan diskualifikasi dari UM.

Dilansir dari situs resmi um.ac.id, UM telah menetapkan jadwal pendaftaran online bagi calon mahasiswa baru melalui jalur SNBP 2024 untuk tahun akademik 2024-2025. Pendaftaran online akan berlangsung dari tanggal 27 Maret 2024 hingga 4 April 2024.

Setelah pendaftaran online, pengumuman penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) akan dilakukan pada tanggal 6 April 2024. Pembayaran UKT bagi calon mahasiswa baru melalui jalur SNBP 2024 UM akan diterima hingga tanggal 6 Mei 2024.

Berikut adalah prosedur pendaftaran online untuk calon mahasiswa baru UM melalui jalur SNBP 2024:

  1. Pendaftaran online dimulai pada tanggal 27 Maret 2024 pukul 15.00 WIB;
  2. Calon mahasiswa membuat akun pendaftaran dan mengisi formulir biodata mahasiswa baru secara online melalui situs web https://registrasi.um.ac.id;
  3. Mengunggah ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus (SKL) asli;
  4. Mengunggah Kartu Keluarga (KK) asli;
  5. Mengunggah Akta Kelahiran atau Akta Kenal Lahir asli;
  6. Mengunggah Surat Keterangan Penghasilan Orang Tua/Daftar Gaji;
  7. Mengunggah foto diri calon mahasiswa di depan rumah, ruang tamu, dan dapur;
  8. Mengunggah bukti pembayaran PBB terbaru;
  9. Mengunggah bukti pembayaran rekening listrik atau pembelian token;
  10. Mengunggah pembayaran rekening air;
  11. Mengunggah Kartu Tanda Peserta Jalur SNBP 2024;
  12. Mengunggah Surat Pernyataan Mahasiswa (SPM) Universitas Negeri Malang, dicetak melalui situs web https://registrasi.um.ac.id dengan meterai sebesar Rp 10 ribu;
  13. Mengunggah pasfoto dalam format JPG/JPEG dengan dimensi 720×480 piksel dan ukuran maksimal 200 KB. Laki-laki wajib mengenakan kemeja putih polos dan berkerah serta dasi hitam. Perempuan wajib mengenakan kemeja putih polos dan berkerah serta berkerudung putih (bagi yang berkerudung). Foto tidak boleh menggunakan kacamata dan latar belakang berwarna merah;
  14. Khusus untuk calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, wajib melengkapi persyaratan pemeriksaan kesehatan sebagaimana yang diumumkan melalui tautan ini.

Calon mahasiswa baru yang tidak melakukan pendaftaran online sesuai prosedur dan jadwal yang ditetapkan akan dianggap mengundurkan diri.

Khusus untuk calon mahasiswa baru yang menjadi penerima beasiswa KIP-K melalui jalur SNBP, pengumuman penetapan KIP-K akan dilakukan pada tanggal 24 April 2024.

Demikianlah informasi mengenai pendaftaran mahasiswa baru UM melalui jalur SNBP 2024. Semoga bermanfaat!

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
4 hari yang lalu

Surau.co - Sekira empat bulan setelah perang Uhud, di awal-awal tahun ke empat hijriyyah, Rasulullah SAW mengutus satu pasukan kecil yang terdiri dari 70 sahabat pilihan. Seluruhnya adalah sahabat qurra’ yang ahli dalam Al Quran. Rasulullah SAW menjadikan Al Mundzir sebagai pemimpin pasukan kecil ini.

Peristiwa ini bermula saat Abu Bara’, Amir bin Malik bin Ja’far, datang menemui Rasulullah SAW di Madinah. Rasulullah SAW mengajaknya masuk Islam dan mendakwahinya. Saat itu ia menolak namun ia mengatakan, “Wahai Muhammad, bagaimana kalau engkau mengirimkan beberapa orang sahabatmu kepada penduduk Nejed untuk mengajak mereka kepada agamamu. Aku berharap mereka memenuhi ajakanmu. Rasulullah SAW bersabda, “Aku khawatir penduduk Nejed akan mencelakakan sahabat-sahabatku.”

Abu Bara’ berkata, “Aku yang akan menjadi pelindung mereka, silakan engkau kirim mereka untuk mengajak manusia kepada agamamu.”
Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr
Kemudian Rasulullah SAW mengirim Al Mundzir bin Amr bersama sahabat-sahabatnya yang merupakan orang-orang pilihan kaum muslimin. Di antara yang diutus Al Harits bin Ash-Shimmah, Haram bin Milhan, ‘Urwah bin Asma’, Nafi’ bin Budail bin Warqa’, Amir bin Fuhairah seorang bekas budak Abu Bakar ash-Shiddiq dan sahabat-sahabat pilihan lainnya.

Mereka dikenal sebagai para sahabat yang ahli membaca Al-Qur’an, rajin salat tahajjud serta suka bekerja keras lalu hasilnya diinfakkan untuk para sahabat Rasulullah SAW yang bertempat tinggal di shuffah (serambi Masjid Nabawi). Al Mundzir pun ditugasi menjadi pemimpin rombongan mulia tersebut.

Para utusan lalu berjalan hingga tiba di Bi’r Ma’unah yang terletak di antara wilayah Bani Amir dan wilayah Bani Sulaim. Sesampainya di Bi’r Ma’unah, mereka mengutus Haram bin Milhan untuk mengantar surat Rasulullah SAW kepada Amir bin Ath-Thufail, sepupu dari Al Bara’. Ketika Haram tiba di tempat Amir bin Ath-Thufail, ia tidak membaca surat Rasulullah SAW, justru memerintah para pengikutnya untuk menikam Haram bin Milhan dari arah belakang.

Amir bin ath-Thufail lalu mengajak kaumnya (Bani ‘Amir) menyerang para utusan Rasululla SAW tersebut. Mereka menolak memenuhi seruan Rasulullah SAW. Mereka berkata, “Kami tidak akan melanggar perjanjian Abu Bara’!” Amir bin ath-Thufail tidak menyerah begitu saja. Ia menyeru dan mengajak kabilah-kabilah Bani Sulaim untuk menyerang utusan itu. Seruan ini pun disambut oleh kabilah ‘Ushaiyyah, Ri’lan, dan Dzakwan. Terbunuhlah seluruh pasukan kecuali Ka’ab bin Zaid dan Amr bin Umayyah.

Adapun Ka’ab, maka kabilah-kabilah tersebut membiarkannya hidup dalam keadaan terluka parah. Namun ia masih bertahan hidup dan gugur sebagai syahid dalam perang Khandaq. Sedangkan Amr, mereka tawan. Kemudian mereka bebaskan setelah meminta tebusan

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
4 hari yang lalu

Surau.co - Doa Ketika Hujan Lebat agar Selamat dari bencana - Hujan, Kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar fenomena alam yang satu ini. Menurut ilmu pengetahuan, hujan itu sendiri terbentuk dari penguapan air laut di awan, lalu turunlah hujan.

Curah hujan dapat membawa manfaat bagi makhluk hidup. Misalnya, ketika hujan, tanaman menjadi subur, tanaman tumbuh dengan indah, dan kebutuhan air bagi hewan dan manusia terpenuhi. Hujan yang turun diharapkan menjadi hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Karena dengan melakukan doa ketika hujan makhluk hidup dapat mengambil semua manfaat yang mereka berikan.

Hujan juga merupakan berkah yang diturunkan oleh Tuhan kepada kita, sehingga air hujan dapat membawa energi positif bagi alam dan makhluk hidup di sekitar kita. Namun, hujan juga dapat mendatangkan malapetaka pada organisme di sekitarnya. Oleh karena itu, ada doa-doa khusus yang wajib kita panjatkan sebagai umat Islam agar hujan membawa berkah bagi kita semua.

Doa Ketika Hujan Lebat agar Selamat dan Dilindungi

Doa-doa ini diharapkan dapat menjadi antitesis dari bencana hujan, sehingga hujan yang turun dapat bermanfaat bagi makhluk di sekitar kita setelah kita selesai berdoa. Doa ketika hujan deras dan orang yang ditakuti membahayakan.

Berikut Adalah Doa Ketika Hujan :

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

"Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari."

Artinya:

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan."

Di mana dia menyerukan ini untuk berdoa jika hujan deras, dia mengatakan: ( Hawwalina Tuhan, bukan kami, Ya Tuhan , di bukit, gunung, semak-semak dan lembah Alzerab dan bibit pohon). Secara linguistik doa itu adalah arah dan permintaan.

Permohonan secara teknis itu adalah orang percaya kembali kepada Tuhannya Yang Mahakuasa dalam kerendahan hati, penghormatan, dan mewujudkan kebutuhan, berharap dari Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya, keinginan dan persyaratan.

Jadi permohonan dalam kenyataannya itu adalah meminta bantuan dari pemilik bantuan dan Penguasa-Nya yang di Tangan-Nya adalah segalanya, dan menunjukkan kebutuhan dan kehinaan kepada-Nya, Maha Suci-Nya, dengan memberikan manusia dan memberinya dari yang besar dan berlimpah jenis-jenis nikmat yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia berada di tangan-Nya untuk melimpahkan kepada makhluk-Nya segala macam kebaikan.
Bagaimana Doa Meminta Hujan?
Hujan adalah anugerah, berkah dan nikmat dari Tuhan atas semua makhluk. Air adalah kehidupan, dan itu mengairi manusia, hewan, dan bumi. Orang-orang menunggunya dan merasa senang saat air itu turun, dan mereka berpaling kepada Tuhan, Yang Mahakudus dan Yang Maha Tinggi, untuk menganugerahkan kepada mereka karunia, dan ini adalah berkat mereka.

Doa Ketika Melihat Awan

Di antara doa-doa ketika hujan atau ketika awan dan awan terlihat, dan bersukacita ketika akan turun hujan. Ini adalah doa yang bermanfaat baik yang mempengaruhi bumi yang akan menghasilkan kebaikan. Mungkin panggilan yang tulus yang dapat membayar kerugian umat Islam dari hujan itu, dan membawa mereka untuk berbuat baik.

Sunnah yang harus diikuti saat hujan Ini adalah bagian dari Sunnah ketika hujan membawa keberkahan bagi semua manusia. Demikian artikel yang dapat saya buat tentang doa ketika hujan semoga bermanfaat, terimakasih.

Surau Surau
4 hari yang lalu

Doa setelah Wudhu beserta artinya, Secara linguistik, makna pemusnahan berasal dari kata wadha'ah yang berarti hasan (baik, baik) dan bahjah (indah atau indah).

Menurut syara' yang dikutip dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji Madzhabi Syafi'i, konsep Doa Setelah Wudhu sebagai berikut :

اسم لفعل الذي هو استعمال الماء في أعضاء معينة مع النية

Artinya: “Sebuah nama untuk menunjukan perkerjaan yang berupa menggunakan air pada anggota-anggota badan tertentu disertai dengan niat.” Artinya huruf wawu berarti difathah (wadhu'), yang tidak berarti penyucian.

Wadhu' adalah nama alat yang digunakan untuk menjernihkan air. Arti pembersihan tidak terkait dengan ritual pembersihan sebelum sholat atau bentuk ibadah lainnya. Tergantung konteks kalimatnya.

Enam Rukun Wudhu

Dalam ritual mensucikan diri melalui wudhu, ada beberapa hal yang wajib ada, atau disebut sebagai rukun wudhu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitabnya 'Safinatun Najâ'.

فروض الوضوء ستة: الأول النية الثاني غسل الوجه الثالث غسل اليدين مع المرفقين الرايع مسح شيئ من الرأس الخامس غسل الرجلين مع الكعبين السادس الترتيب

Artinya: “Fardhu wudhu ada enam: (1) niat, (2) membasuh muka, (3) membasuh kedua tangan beserta kedua siku, (4) mengusap sebagian kepala, (5) membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki, dan (6) tertib,” (Salim bin Sumair Al-Hadhrami, Safînatun Najâ, Beirut, Darul Minhaj).

Doa setelah Wudhu

Berdoa setelah wudhu menjadi amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam karena hal itu merupakan sunnah dari Nabi Muhammad SAW. Adapun, doa setelah wudhu yang diamalkan sebagai berikut

Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ عِبَادِكَ الصَالِحِينَ
سُبْحَانَكَ اَلَّلهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوبُ اِلَيكَ


Latin: ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ'ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN WAJ'ALNII MIN 'IBAADIKAS SHOLIHIN SUBHAANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIIK.

Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagian dari hamba-hambamu yang shal.

Doa setelah wudhu tersebut berdasarkan hadist riwayat Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani. Dari 'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Arab: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ »

Artinya: Siapa yang berwudhu dengan memperbagus wudhunya, lalu ia mengucapkan 'ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ'ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN',

dengan ia membacanya melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia akan masuk lewat pintu mana saja yang ia mau.

Baca Juga: Doa sebelum Belajar dan Sesudah Belajar Lengkap

Dalil Mengenai Wudhu

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah ayat 6).

Baca juga: Doa Wudhu Lengkap Serta Tata Cara dan Manfaatnya

Kemudian dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW mempertegas anjuran untuk berwudhu yang berbunyi: "Barang siapa berwudhu seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan salatnya sebagai tambahan pahala baginya." (HR. Muslim). Terima Kasih Telah membaca artikel mengenai Ilmu islam tentang Doa setelah Wudhu beserta artinya semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi yang membaca.

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
4 hari yang lalu

Doa Sesudah Makan Serta Adabnya yang Diajarkan Rasuluallah, Berdoa sebelum dan sesudah makan adalah pepatah yang diajarkan Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah besertanya) kepada umat Islam. Atas banyaknya karunia dan karunia, Allah SWT merekomendasikan sebagai wujud syukur setiap muslim.

Seorang Muslim yang tidak hanya menerima pahala tetapi juga Ber-doa sesudah makan justru dapat Menyehatkan mental dan fisiknya. Manfaat makanan yang diberikan oleh Allah termasuk makan makanan halal. Oleh karena itu, manusia sangat dianjurkan untuk berdoa setelah selesai makan.
Doa Sesudah Makan
Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW mencontohkan pengucapan "Alhamdulillah" apabila sesudah makan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah Ta'ala sangat menyukai kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum." Adapun doa lainnya dapat dipanjatkan setelah mengucap Alhamdulillah.

Berikut Doa sesudah Makan:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk golongan orang muslim."

Sebagian Orang yang hidupnya terbatas, seperti fakir miskin dan duafa, belum tentu bisa makan setiap hari. Demikian pula, orang sakit tidak dapat merasakan nikmatnya makanan, betapapun lezatnya makanan itu. Jadi bagi kita yang bisa makan enak dan kenyang, sudah sepatutnya kita bersyukur.

Dalam setiap makanan ada berkah dan kita tidak tahu dimana berkahnya. Maka dianjurkan untuk mengambil makanan yang jatuh, membersihkan bagian yang kotor dan memakannya dan Jika ada gigitan makanan dari salah seorang dari kalian yang jatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagian yang kotor, kemudian memakannya dan jangan biarkan untuk setan.
Adab Makan Sesuai Ajaran Rasulullah

  • Bacalah basmalah.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan amalan baik ketika makan. “Jika seseorang mengucap basmalah pada tiap suapan, maka itu sangat baik hingga hatinya tidak kosong dari dzikir kepada Allah."

  • Makanlah makanan yang halal dan sesuai syariat Islam.
  • Makan secukupnya saja atau tidak berlebihan. Anjuran ini tertuang surat Al A'raf ayat 31 yang artinya: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,” (QS. Al A'raf: 31).
  • Berwudu sebelum dan sesudah makan atau setidaknya mencuci kedua tangan.
  • Duduk saat makan dan tidak makan dalam posisi bersandar atau berdiri. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Muslim: “Aku tidak makan sambil bersandar. Aku adalah seorang hamba, maka aku minum seperti minumnya hamba dan makan pun seperti makannya seorang hamba. Janganlah seorang di antara kalian minum sambil berdiri (HR Muslim)".
  • Tidak mengumpat atau mencela makanan. Dalam suatu riwayat disebutkan, Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan; Jika ia suka dimakannya, jika tidak suka ditinggalkannya (HR Al Bukhari dan Muslim).
  • Makan secara bersama-sama. Dalam hadits riwayat Anas RA disebutkan, Rasulullah SAW tidak pernah makan sendirian.
  • Tidak terburu-buru ketika mengambil makanan dan mendahulukan orang tua. Rasulullah SAW pernah bersabda: Yang melayani minuman suatu kaum, hendaknya dialah yang terakhir orang yang minum (HR Attirmidzi).
  • Jangan meniup makanan yang masih hangat. Rasulullah SAW melarang orang untuk meniup-niup minuman/makanan (HR Abu Dawud).
  • Gunakanlah tangan kanan ketika menyantap makanan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya.

Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim). Terima Kasih Telah membaca artikel mengenai Doa Sebelum Makan dan Sesudahnya semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi yang membaca.