Surau.co – Masjid nan megah ini berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Pemecutan Klod, Denpasar Barat. Masjid ini memang tidak tampak dari jalan utama. Tetapi masjid ini memberikan fasilitas yang cukup nyaman untuk beribadah. Desain interiornya mirip dengan masjid di Arab, jadi bisa membuat kamu betah berlama-lama di sana.
Kegiatan Buka Puasa di Masjid Muhammad
Agenda buka puasa bersama merupakan agenda tahunan yag rutin dilaksanakan di Masjid ini, hal itu disampaikan oleh Suherman Abu Hanif pengurus masjid Muhammad usai buka puasa bersama Di Masjid Muhammad, Jl Imam Bonjol,
Buka bersama ini kalau Ramadhan sampai 600 orang sementara kalau hari biasa 60 an orang. Kalau makanan takjil buka puasa itu semua dari jamaah. Istilahnya dari jamaah untuk jamaah. Memang sudah dijadwalkan para jemaah, ada yang sumbang makanan juga donasi yang langusung diurus oleh panitia.
Sementara jumlah jamaah saat ibadah shalat tarawih mencapai 1.200 orang. Pengurus takmir masjid ini mempunyai harapan kedepannya masjid selalu menjadi sentral ibadah umat Islam. Selain itu mereka juga berharap bahwa masjid ini digunakan selalu dengan hal yang baik. Jadi sentral aktivitas umat, silaturahmi, ibadah dan lainnya. Masjid sebagai simbol persatuan untuk saling menjaga, menghormati demi keamanan dan kesejahteraan umat.
Seputar Islam di Bali
Islam di Bali merupakan agama minoritas yang dianut oleh 520.244 jiwa atau 13,37% dari 3.890.757 jiwa penduduk Bali. Konsentrasi terbesar umat Islam di Bali terdapat di Kota Denpasar dengan jumlah 200 ribu jiwa lebih.
Islam masuk ke Bali diperkirakan pada abad ke-13 dan 14 melalui Kerajaan Gelgel, tetapi tepatnya belum ada penelitian yang pasti. Penelitian tentang asal muasal Islam di Bali masih terhitung langka. Sangat sulit untuk mendapatkan sumber tertulis mengenai sejarah masuknya Islam ke pulau Bali pertama kali.
Namun beberapa sejarawan melacak keberadaan Islam di Bali melalui tradisi lisan dan adanya berbagai komunitas Islam yang ada di berbagai daerah di Bali. Melalui penelitian di berbagai komunitas muslim di Bali dapat diketahui kapan Islam mulai memasuki daearah tersebut, antara lain melalui penelitian masjid-masjid tua yang dibangun dan makam-makam kuno dari pemuka Islam di daerah tersebut yang sekarang juga dikenal dengan sebutan Wali Pitu dari Bali.
Sejarah
Islam masuk ke pulau Bali sejak zaman kejayaan Kerajaan Majapahit pada sekitar abad XIII dan XIV Masehi. Pada saat itu raja Gelgel pertama, Dalem Ketut Ngelesir (1380-1460 M) mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit untuk bertemu dengan Raja Hayam Wuruk. Saat itu Raja Hayam Wuruk sedang mengadakan konferensi kerajaan seluruh Nusantara. Konferensi itu merupakan konferensi tahunan dengan kerajaan bawahan yang berada di berbagai daerah Indonesia.
Selain itu sebagai bentuk kepatuhan terhadap Kerajaan Majapahit yang berada di Mojokerto. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang ke Bali. Kembalinya Dalem Ketut Ngelesir ke kerajaannya dengan diantar oleh 40 orang dari Majapahit sebagai pengiring, dua diantaranya adalah Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil bersama 40 orang pengiring dari Majapahit. Para pengawal muslim itu hanya bertindak sebagai abdi dalam Kerajaan Gelgel. Setelah tiba di Gelgel mereka menempati satu pemukiman dan membangun masjid yang diberi nama Masjid Gelgel, yang kini nerupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Bali. Peristiwa ini dijadikan sebagai patokan masuknya Islam di Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel Bali.
Raden Modin dan Kiai Jalil ini menetap cukup lama tinggal di pusat Kerajaan Gelgel Klungkung. Namun dalam perkembangannya mereka meninggalkan Gelgel menuju ke arah timur dan berhenti di desa Banjar Lebah. Di Banjar Lebah ini Raden Modin menetap dan tidak melanjutkan perjalanan, sedang Kiai Jalil tetap meneruskan perjalanan sampai di desa Saren sampai meninggal di desa tersebut. Dia meninggalkan tulisan mushaf Al-Qur’an dan sebuah bedug yang sekarang kondisinya sudah mengalami kerusakan.
Sejak itu umat Islam mulai ada pengikutnya. Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil dapat dikatakan merupakan dua orang tokoh atau wali yang pertama kali menyebarkan agama Islam di pulau Bali. Makamnya hingga saat ini banyak dikunjungi umat Islam untuk berziarah.
Baca Juga : Masjid Rahmatan Lil-Alamin, Tinggi Menara Hingga 136,8 Meter – Jawa Barat