Kisah
Beranda » Berita » Kisah Abadi Resep Kue Para Arifin

Kisah Abadi Resep Kue Para Arifin

kue para arifin
Resep kue manis para arifin dari wali majdzub Ulayyan dengan kisah hikmah mendalam tentang resep spiritual mencapai kesucian hati.

SURAU.CO. Dalam khazanah spiritual Islam, ada tokoh-tokoh unik. Mereka dikenal sebagai wali majdzub. Perilaku mereka seringkali terlihat aneh atau “gila”. Namun, di balik keanehan itu tersimpan hikmah yang sangat dalam. Salah satu wali majdzub yang terkenal adalah Ulayyan. Tingkah lakunya sangat nyeleneh dan di luar kebiasaan. Ia mengajarkan kebijaksanaan dengan cara yang tidak terduga.

Sebuah kisah tentangnya memberikan pelajaran berharga. Kisah ini ada  dalam kitab klasik Uqala al-Majanin. Cerita ini menampilkan Ulayyan sebagai pembawa pesan spiritual. Ia menyampaikan resep yang melampaui kelezatan duniawi. Resep ini adalah jalan menuju ketenangan jiwa.
Kisah Pertemuan Ulayyan dan Ali bin Dabyan

Ali bin Dibyan

Suatu hari, Ulayyan mampir ke kediaman Ali bin Dabyan. Ia tidak mengetuk pintu atau meminta izin. Ulayyan langsung saja masuk ke dalam rumah. Ali bin Dabyan sudah sangat mengenal polah Ulayyan. Karena itu, sang tuan rumah hanya mendiamkannya saja. Ia membiarkan tamunya bertingkah sesuka hati.

Setelah beberapa saat, Ali bin Dabyan bertanya dengan lembut. Ia ingin tahu maksud kedatangan tamunya yang istimewa.

“Apa yang kau inginkan wahai Ulayyan?” tanya Ali.

Mengokohkan Muhammadiyah Dalam Hidup: Menjadikan Gerakan Islam Sebagai Jalan Hidup dan Amal Nyata

Tanpa berpikir panjang, Ulayyan menjawab dengan spontan.

“Saya mau kue manis,” jawabnya.

Sang tuan rumah segera memahami keinginan Ulayyan. Ia lalu menyuguhkan sepiring kue manis yang lezat. Wali nyentrik ini kemudian memakannya dengan lahap. Setelah kue itu habis, Ulayyan menatap tuan rumah. Ia menawarkan sesuatu yang jauh lebih berharga.

“Wahai Ali, ini hanyalah kue manis biasa. Maukah engkau aku kasih resep kue manis yang luar biasa nikmatnya yaitu kue manis para arifin?”

Tawaran itu segera menarik perhatian Ali bin Dabyan. Ia merasakan ada kebijaksanaan di balik tawaran tersebut. Tanpa ragu, ia langsung menyambutnya.

Mewujudkan Generasi Qur’ani dan Berakhlak Mulia di SMP Muhammadiyah Plus Bengkalis

“Ya. Dengan senang hati,” jawab Ali penuh antusias.

Inilah Resep Kue Manis Para Arifin

Ulayyan kemudian mulai menjelaskan resep rahasianya. Resep ini bukanlah resep masakan biasa. Setiap bahannya adalah sebuah amalan spiritual. Setiap langkahnya adalah proses penyucian diri. Ulayyan pun mulai merinci resep agung tersebut.

Lalu Ulayyan berkata, “Ambillah madu kejernihan (hati), gula kesetiaaan, minyak samin ridha, tepung yakin. Kemudian letakkan semua itu pada periuk kebersihan, lalu tuangkan padanya air ketakutan kepada Allah, dan bakarlah dengan api cinta kepada Allah, lalu aduklah dengan gayung penjagaan (dari perkara haram, lalu tuangkan pada gelas dzikir, dan kipasilah dengan pujian kepada Allah sampai dingin. Setelah itu makanlah dengan sendok istighfar.

Nah bila engkau bisa melaksanakan resep itu, aku jamin engkau selamanya tidak akan durhaka kepada Allah.”
Mendengar resep yang luar biasa itu, Ali terdiam. Ia tercenung dalam-dalam meresapi setiap katanya. Ia kemudian mengangguk, mengiyakan kebenaran resep tersebut.

Makna Resep Spiritual Menuju Tingkat ‘Arifin’

Resep dari Ulayyan adalah sebuah kiasan yang indah. Resep ini sejatinya adalah panduan menuju tingkatan makrifat. Tingkatan ini adalah puncak pengetahuan spiritual dalam Islam. Orang-orang yang mencapainya disebut sebagai kaum arifin. Mereka adalah orang yang mengenal Allah dan mengenal diri mereka sendiri.

Negara Dengan Ekonomi Islam Atau Ekonomi Kapitalis

Setiap “bahan” dalam resep ini adalah pilar penting. Madu kejernihan hati adalah fondasi utama. Hati yang bersih dari penyakit seperti dengki dan sombong. Gula kesetiaan melambangkan komitmen total kepada Sang Pencipta. Minyak samin ridha adalah sikap menerima segala takdir dengan lapang dada. Lalu tepung yakin adalah keimanan yang kokoh tanpa keraguan.

Semua bahan itu harus diolah dalam “peralatan” spiritual. Periuk kebersihan adalah niat yang suci. Air ketakutan adalah rasa takut yang melahirkan ketaatan. Kemudian, adonan itu dibakar dengan api cinta kepada Allah. Cinta ini menjadi energi pendorong untuk setiap ibadah. Proses mengaduknya menggunakan gayung penjagaan. Ini artinya menjaga diri dari segala yang haram.

Kemudian setelah matang, kue spiritual ini tersaji dalam gelas zikir. Artinya, hidup senantiasa diisi dengan mengingat Allah. Kue itu lalu didinginkan dengan kipas pujian. Ini adalah wujud rasa syukur yang tiada henti. Terakhir, menikmati kue dengan sendok istighfar. Manusia harus selalu memohon ampun atas segala khilaf.

Resep dari Ulayyan adalah jalan bagi para pencari Tuhan. Sebuah panduan lengkap untuk mencapai kebahagiaan sejati. Sebuah kebahagiaan yang tidak akan pernah lekang oleh waktu.

× Advertisement
× Advertisement