Kisah  

Kisah Mulia Seorang Anak yang Berbakti kepada Orang Tua, Teman Nabi Musa

Google News
quotes-K.H. Said Aqil Siroj - memuliakan-orang-tua
quotes - K.H. Said Aqil Siroj: Ketika kamu memuliakan orang tuamu, insyaAllah, Allah akan memudahkan jodohmu.

Di sebuah desa yang sunyi, terdapat seorang anak yang dipenuhi dengan kebaikan. Ia tak pernah lelah berbakti kepada kedua orang tuanya.
Karena kasih dan pengabdian yang ia tunjukkan, orang tua anak tersebut selalu mendoakan kebaikan baginya.

“Ya Allah,” doa mereka, “jadikanlah anak kami sebagai teman Nabi Musa di Surga kelak.”

Doa itu tak berlalu begitu saja. Allah merencanakan sesuatu yang tak terduga. Tiba-tiba, Nabi Musa pun memohon petunjuk dari Allah untuk mengetahui siapakah temannya kelak di Surga.

“Allahku, berikanlah petunjuk kepada hamba-Mu. Tunjukkanlah siapa yang akan menjadi temanku di Surga,” pinta Nabi Musa dengan tulus.

Allah pun memberikan jawaban, “Wahai Musa, jika itu keinginanmu, pergilah ke pasar. Di sana, engkau akan menemukan seorang laki-laki yang kelak akan menjadi temanmu di surga.”

Dengan hati yang penuh rasa ingin tahu, Nabi Musa segera melangkah menuju pasar tersebut. Di sana, ia menemukan seorang laki-laki yang sedang sibuk membeli daging. Tanpa ragu, setelah laki-laki itu selesai berbelanja, Nabi Musa mendekatinya.

“Saya baru saja melihat Anda, tetapi hati saya ingin lebih mengenal Anda. Apakah Anda bersedia jika saya mengunjungi rumah Anda?” tawar Nabi Musa.

Lelaki itu tersenyum ramah, “Tentu saja, itu adalah suatu kehormatan bagi saya. Mari, silahkan berkunjung ke rumah saya.”

Mereka berdua berjalan dengan langkah mantap, menyusuri jalan yang berliku menuju rumah sang lelaki. Setibanya di sana, Nabi Musa dengan penuh perhatian mengamati setiap gerakan yang dilakukan oleh lelaki tersebut.
Awalnya, lelaki itu sibuk memasak daging yang baru saja dibelinya di pasar. Kemudian, dengan penuh kelembutan, ia mencampurkan daging tersebut dengan kuah yang melimpah.
Setelah masakan itu siap disajikan, lelaki itu membawa sebuah karung besar yang ternyata berisi seorang perempuan tua yang lemah tak berdaya. Tanpa ragu, perempuan itu diangkat dari dalam karung, kemudian disuapinya dengan lembut hingga kenyang.
Setelah itu, tubuhnya dibersihkan dan pakaiannya diganti dengan yang baru dan bersih. Akhirnya, perempuan itu dibiarkan untuk beristirahat. Tak lama kemudian, dari bibirnya terdengar doa yang tulus, “Ya Allah, jadikanlah anak lelakiku sebagai teman Nabi Musa di Surga.”

Kisah Teman Nabi Musa di Surga : Ilustrasi AI
Kisah Teman Nabi Musa di Surga : Ilustrasi AI

Nabi Musa, yang sejak awal telah memperhatikan dengan seksama, merasakan hatinya tersentuh oleh kebaikan lelaki itu. Dengan lembut, ia bertanya, “Wahai saudaraku, apa yang telah engkau lakukan sejak tadi?”

Dengan penuh kerendahan hati, lelaki itu menjawab, “Perempuan tua itu adalah ibuku, yang telah mengidap penyakit selama bertahun-tahun. Kekuatan tubuhnya telah terkikis, namun hatinya penuh kesabaran dan iman kepada Allah. Mengapa aku meletakkannya dalam karung setiap aku pergi? Karena aku ingin dia aman dan selalu dalam lindunganku. Aku sangat mengkhawatirkan keselamatannya.”

Setelah mendengar penjelasan itu, Nabi Musa mengangguk mengerti. “Wahai sahabat, engkau telah melakukan perbuatan yang mulia di sisi Allah. Doa ibumu telah dikabulkan, dan kelak engkau akan menjadi temanku di Surga. Ketahuilah, saya adalah Nabi Musa.”

Mendengar kata-kata Nabi Musa, lelaki itu dipenuhi oleh kebahagiaan yang tak terkira. Ia berdoa semoga tetap bisa berbakti kepada orang tuanya dengan tulus.