Surau.co
Menu Menu
Ikrimah bin Abu Jahal, Buronan Kaum Muslim yang Masuk Islam

Ikrimah bin Abu Jahal, Buronan Kaum Muslim yang Masuk Islam

Surau.co - Ikrimah bin Abu Jahal adalah putra dari Abu Jahal, seorang pemuka kafir Quraisy yang gemar menyakiti Rasulullah SAW dan kaum muslimin lainnya. Tidak terlalu berbeda dengan ayahnya, Ikrimah pun sangat membenci para kaum muslimin. Ikrimah bin Abu Jahal berusia 30 tahun ketika Rasulullah SAW mulai menyampaikan dakwah Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang dihormati, berasal dari keluarga kaya, dan dari keturunan ningrat. Kalaulah tidak terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Makkah yang berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqash dan Mush’ab bin Umair.

Ikrimah bin Abu Jahal dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang mahir. Ia memusuhi Rasulullah SAW hanya karena didorong oleh sikap keras ayahnya yang sangat membenci beliau. Oleh sebab itu, Ikrimah bin Abu Jahal turut memusuhi Rasulullah SAW lebih keras lagi dan menganiaya para sahabat lebih kejam dan bengis untuk menyenangkan hati ayahnya.

Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, sikap dan pandangan Ikrimah bin Abu Jahal terhadap kaum muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka kini ia memusuhi Rasulullah SAW dan para sahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.

Ketika Perang Khandaq meletus, kaum musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahal tidak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum muslimin.

Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah SAW dan kaum muslimin masuk kota Makkah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tidak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum muslimin. Namun serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah bin Abu Jahal melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah SAW. Ikrimah berhasil dipukul mundur, hingga lari ke luar kota Makkah untuk menyelamatkan diri. Ia berusaha menuju Yaman dengan mengendarai kapal. Maka Ikrimah bin Abu Jahal pun resmi menjadi buronan kaum muslimin.

Ikrimah Disambut Oleh Para Sahabat

Setelah peristiwa Fathu Makkah, keadaannya semakin terpojok. Keluarganya pun ikut merasa cemas akan nasib dirinya. Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah SAW untuk meminta ampunan,”Ikrimah telah kabur darimu menuju Yaman karena takut dibunuh, wahai Rasulullah SAW. Mohon kiranya engkau jamin kemanannya.” pinta Ummu Hakim. Maka Rasulullah SAW memenuhi permohonan tersebut. Rasulullah SAW menjamin keamanan seluruh warga termasuk yang semula memusuhinya, kecuali bagi mereka yang hendak memberontak.

Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Makkah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah SAW telah mengampuni dan memaafkannya.

Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Makkah, Rasulullah SAW berkata kepada para sahabat, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai mukmin dan muhajir. Karena itu, janganlah kalian memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup. Padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."

Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah SAW, beliau menyambutnya dengan gembira. Kemudian Rasulullah SAW duduk kembali, lalu Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah SAW untuk mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah SAW pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.

Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah. Tidak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan mulai saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tidak seorang pun kaum muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda demi untuk menegakkan agama Allah."

Rasa Bersalah Ikrimah Ditebus dengan Keberanian & Seluruh Jiwa Raganya Demi Umat Islam

Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan dakwah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Alquran yang tekun di masjid.

Ketika terjadi Perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang seperti kesetanan. Melihat tindakan nekat itu, Khalid bin Walid, yang menjadi panglima pasukan segera mengejar, "Ikrimah, kamu jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum Muslimin."

Namun Ikrimah tidak mempedulikan peringatan tersebut, "Biarkan saja, ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!" Kemudian dia berteriak, "Siapakah yang berani mati bersamaku?"

Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah, kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, walau korban berjatuhan, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi dengan kemenangan yang gemilang.

Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid muslim yang terkapar dalam keadaan kritis. Mereka menderita luka yang sangat parah, yakni; Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Al-Harits meminta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. "Berikan dulu kepada Ikrimah." kata Al-Harits.

Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyasy menengok kepadanya. "Berikan dulu kepada Ayyasy!" ujarnya.

Ketika air minum didekatkan ke mulut Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah, namun keduanya pun telah meninggal pula.