Surua.co – Ismail Al-Jazari seringkali dikenal sebagai bapak robotika yang sampai hari ini masih sangat melegenda, khususnya dalam khazanah keilmuan modern.
Namun demikian, tidak banyak orang yang tahu tentang biografi dan penemuan-penemuan brialiannya, karena ketika berbicara tentang Robotika, maka nama-nama seperti ilmuan Barat sangat mudah dikenal, misalnya Da Vinci, yang lahir di abad ke-12 masehi.
Persepsi tentang modernitas dan teknologi, selalu dimulai yang secara umum dikenal dari dunia Barat; yakni Eropa. Lebih tepatnya dari pemikir sekaligus pelukis terkenal bernam lengkap Leonardo da Vinci.
Padahal menurut Budiharto, (2014: 32), sebelum era da Vinci ada seorang tokoh ilmuan muslim yang brilian di bidang teknologi bernama Ibnu Ismail Al- Jazari.
Biografi Ibnu Ismail Al-Jazar
Nama lengkapnya adalah Abu al-Izz bin Ismail bin Al-Razaz al-Jazari, yang merupakan seorang ilmuwan Islam dari wilayah Al-Jazeera (Mesopotamia), di wilayah antara sungai Tigris dan Efrat.
Namun belum ada keterangan yang menjelaskan secara detail kapan atau di mana ia dilahirkan. Jika mengikuti 11 manuskrip yang dikomentari oleh Donald R. Hill, resensi karya al-Jazari cukup terkenal yaitu Kitab fi ma’rifati al-hiyal al-handasiyya; maka setidaknya al-Jazari menulis karya terakhirnya pada abad ke-13 (1200-1300), dan kemudian, dia menganggapnya belum selesai.
Oleh karena itu diperkirakan ia lahir pada akhir abad ke-12. Ia dikenal sebagai seorang insinyur yang mengabdikan dirinya pada kerajaan Urtuq atau Artuqik di Diyar Bakir dari tahun 1174- 1209.
Selama periode itu, Al-Jazari mengabdikan dirinya untuk menciptakan replika otonom robot manusia (Humanoid) yang dapat diprogram melalui energi kinetik dan dapat mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan “robot”.
Dalam jilid ini, menurut (Tibbetts, 1975:20), dijelaskan bahwa ada 50 karya pada peralatan mekanik beserta penjelasan tentang petunjuk dan cara merakitnya. Dengan wasiatnya, ia mengabdikan dirinya untuk menjadi kepala insinyur di Istana Artuklu, seperti ayahnya, yang berasal dari dinasti Artuqid Mardin, yang memerintah daerah sekitar Anatolia Timur.
Al-Jazari adalah orang yang lebih mungkin menjadi insinyur praktisi yang berpraktik lebih luas daripada penemu lainnya, karena sepertinya dia lebih tertarik pada alur kerja, yang membawanya ke pengetahuan tentang aturan dan formula di baliknya.
Sebagian besar karya mekanik yang berhasil ia ciptakan seringkali disatukan secara independen, dengan bermacam proses pencobaan yang cukup lama, hingga dia menyadari keberhasilan eksperimennya.
Dalam buku “al Jāmi bayna al Ilm wa al-‘amal al nafi fī sinā’at al hiyal” (Ringkasan Pengetahuan dan Praktek Penciptaan Alat Teknis) menjadi sebuah karya yang sangat umum terlihat di banyak naskah, dan terdapat banyak salinan seperti yang telah berulang kali dia jelaskan, dia hanya menjelaskan alat yang dia buat sendiri.
Menurut tokoh lain bernama Mayr, gaya bahasa dalam buku itu sama dengan di buku modern. Dirik dan Tibbetts mengatakan bahwa beberapa alat mereka terinspirasi oleh alat-alat sebelumnya, contohnya adalah jam air yang cukup monumental, berdasarkan eksperimen teknologi yang ditinggalkan oleh Archimedes.
Dia juga mengutip karya-karya insinyur sebelumnya, seperti saudara-saudara Banu Musa dalam menggambar inspirasi dari karya air mancur mereka, serta al-Astrulabi dalam desain jam lilin yang agak unik.
Hibat Allah ibn al-Husain (1139) juga mengilhami al-Jazari untuk membuat robot yang memutar musik secara otomatis; khususnya dari komentar al Husain tentang automata musik.
Al-Jazari melanjutkan dengan menggambarkan perbaikan yang telah dia lakukan pada karya para pendahulunya dan merinci alat, teknik, dan komponen yang merupakan penemuan aslinya dan tidak muncul dalam karya para pendahulunya, dan membuatnya cukup terkenal.
Defenisi Robotika
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI) mendefinisikan robot sebagai alat yang dapat berbentuk boneka dan dapat bergerak (dibuat menyerupai bentuk manusia) yang dikendalikan oleh mesin.
Istilah robot berasal dari bahasa Czech (Ceko), tepatnya kata robota yang artinya bekerja. Fadlisyah dan Sayuti dalam bukunya Robot Visi menjelaskan bahwa robot adalah alat atau mesin yang berfungsi dan beroperasi sebagaimana manusia pada umumnya.
Saat membangun robot, beberapa syarat harus dipenuhi, yaitu “kecerdasan”, dan secara umum dapat dikatakan bahwa persyaratan ini terkait erat dengan konsep algoritma pemrograman komputer untuk aplikasi kontrol dan sistem penginderaan gerak atau cahaya.
Perkembangan teknologi informasi dan otomasi industri sangat pesat. Komputer, sebagai bagian integral dari industri itu sendiri, mau tidak mau akan berintegrasi dengan disiplin ilmu lain seperti mekanik, elektronik, pemrograman dan lain-lain.
Saat munculnya mekatronika atau yang bisa disebut ilmu mekanika dan elektronika, dalam berbagai bentuk seperti peralatan industri, termasuk robot. Kemudian dipadukan dengan ‘Artificial Intelligence’ (kecerdasan buatan) yang bekerja seperti otak, dengan itu muncullah wujud sebuah robot yang cerdas.
Robotika adalah kombinasi dari berbagai bidang, termasuk mekanika, elektronika, dan ilmu komputer. Dalam kombinasi ini dimungkinkan untuk membuat robot yang sederhana dan membawa banyak manfaat bagi manusia, baik digunakan untuk hiburan atau bahkan lebih serius, seperti dapat membantu dalam berbagai hal.
Sementara itu, dalam mekatronika (mekanik dan elektronik) ditambahkan unsur komputer (khususnya pemrograman) sehingga menjadi otak buatan, yang dengannya robot-robot cerdas diciptakan, dengan berbagai bentuk dan keunggulan.
Robotika adalah disiplin multidisiplin yang diatur oleh ilmu komputer, elektronika, dan mekanika sebagai ilmu dasar. Namun, terbatas untuk menjadi tenaga pengajr yang melibatkan lainnya seperti biologi dan anatomi.
Dengan adanya robotics walker kit (kit robot berkaki/ berjalan), para guru/dosen secara tidak langsung dapat melibatkan siswanya untuk mengamati gerakan kaki serangga dan mensimulasikannya sebelum diprogram ke robot walking kit (yang tingginya sekitar 2, 4 atau 6 kaki).
Baca Juga: Biografi Ibnu Zuhr 1091, dan Sederet Penemuan Brilian Semasa Hidupnya
Konsep Robotika Menurut Ibnu Ismail Al-Jazari
Kedua karya utama al-Jazari, yakni “al Jāmi bayna al Ilm wa al-‘amal al nafi fī sinā’at al hiyal” (Himpunan antara pengetahuan dan praktik tentang penciptaan alat-alat teknik) dan Kitab fi ma’rifati al-hiyal al-handasiyya (Buku mengenai pengetahuan tentang alat-alat teknik) menunjukkan tentang berbagai model serta metode perakitan sekitar 100an alat teknik yang telah berhasil ia coba.
Ibnu Ismail Al-Jazari mendapat gelar atau julukan bapak teknik modern melalui banyak penemuannya dan dapat mempengaruhi desain mesin modern saat ini, di antara karyanya adalah: jam kastil, jam lilin, pompa mekanik, jam gajah, dan hampir semuanya memiliki aspek prinsip mekanika otomatis.
Seorang tokoh di bidang teknologi Donald Routledge Hill, menjelaskan dalam bukunya “Studi of Medieval Islamic Technology”, bahwa hingga zaman modern, tidak ada budaya yang dapat menandingi pedoman lengkap untuk desain yang baik, memproduksi dan merakit berbagai jenis mesin.
Hal itu dijelaskan oleh Tibbetts, 1975, ilmuwan Islam terkemuka, Al-Jazari pada tahun 1206 M, ia menyelesaikan sebuah karya berupa buku yang berhubungan dengan dunia teknik. Bahkan Ibn Ismail Al-Jazari telah berhasil mencatat lebih dari 50 penemuannya, dalam bukunya ditulis dan dijelaskan secara detail dengan detail berupa gambar-gambar dalam buku tersebut.
Ia menamakan kitabnya al-Jami ‘Bain al-Ilm Wal Amal al-Nafi Fi Sina’at al-Hiyal (Kitab Pengetahuan tentang Alat Mekanik Cerdik). Dalam buku ini berisi teori dan praktek mekanika.
Karya yang ditemukannya sangat berbeda dengan ilmuwan lain, karena sikap atau keahlian yang diberikan kepadanya. Al-Jazari menjelaskan masalah mekanik secara rinci dan menjadi kontribusi yang sangat berharga dalam sejarah teknik.
Menariknya, seorang peneliti sejarah teknik dari Inggris tertarik dengan karya al-Jazari. Karena karya al-Jazari dan karyanya merupakan bukti bahwa peradaban Islam masa lalu memiliki sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan, begitu juga berkontribusi pada penciptaan peradaban selanjutnya. Dan dia menyadari pentingnya karya sarjana Islam Al-Jazari.
Al-Jazari, mengatakan dalam bukunya bahwa ada pedoman yang saling terkait dalam desain, perakitan dan pembuatan mesin. Pada tahun 1976, diadakan sebuah acara di Inggris dengan tema “World Festival of Islam”, banyak orang yang dibuat kagum dengan karya ilmuwan Islam Al-Jazari. Dan buktinya, di mana Science Museum menciptakan kembali karya brilian yang ditemukan Al-Jazari, salah satu karyanya adalah jam air.
Donald Hill menjadi tertarik dengan karya Al-Jazari dan memaksanya untuk menerjemahkan buku Al-Jazari pada tahun 1974 M, terjemahan bahasa Inggris tidak terjadi sampai delapan abad setelah kepergiannya oleh al-Jazari.
Tulisan Al-Jazari dianggap unik karena menggambarkan dengan sangat detail dan jelas proses pembuatannya secara mekanis. Karena ahli teknis lainnya lebih tahu dari teori saja atau bahkan menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain.
Selain itu, ia juga menjelaskan metode menciptakan kembali materi yang ia temukan. Karyanya dianggap sebagai manuskrip yang monumental dan terkenal di dunia. Dan dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah lengkap teknologi.
Dalam bukunya ia berhasil mengilustrasikan dengan lukisan-lukisan mini yang indah. Dan hasil karyanya selalu menarik perhatian dunia Barat.
Dengan karya brilian al-Jazari, para ilmuwan dan insinyur Islam ini membawa masyarakat Muslim abad kedua belas ke puncaknya. Al-Jazari tinggal dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun.
Al-Jazari mendedikasikan dirinya untuk istana Artuqid, kemudian di bawah perlindungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud. Al-Jazari memberikan kontribusi yang sangat penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Contoh karyanya adalah pompa air yang dijelaskan dalam bukunya, yang merupakan salah satu yang paling inspiratif.
Khusus untuk peneliti teknis dari berbagai wilayah negara Barat. Secara historis, penyediaan air minum, air domestik, air irigasi dan air industri sangat penting dan mendesak di negara-negara Muslim.
Jadi yang sering menjadi masalah adalah alat yang efisien untuk memompa air dari sumber air. Pada zaman kuno, orang menggunakan beberapa perangkat untuk mengumpulkan air.
Mereka menamakan alat itu, yaitu Shaduf (dari bahasa Arab dari ادوف yang merupakan alat irigasi yang dikenal dari 3000 SM, dan Saqiya (air leding untuk irigasi). Alat ini sudah dikenal pada zaman dahulu, baik di Mesir maupun Asyur.
Alat ini terdiri dari beberapa elemen antara lain: balok panjang yang disangga antara dua tiang dengan palang. Sedangkan Saqiya adalah mesin bertenaga hewan. Mekanisme dasarnya terdiri dari dua roda gigi. Kekuatan hewan yang digunakan sama dengan kekuatan keledai dan unta.
Saqiya terkenal di zaman Romawi, para ilmuwan Muslim mengeksplorasi perangkat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari berhasil melakukan karya rintisan yang menggambarkan suatu jenis alat mesin yang mampu menghasilkan air dalam jumlah yang lebih besar dari mesin-mesin yang ada pada saat itu.
Al-Jazari, saat ini, mengemban tugas atau tanggung jawab merancang lima mesin di abad ke-13. Dua mesin pertama merupakan hasil modifikasi alat Shaduf, sedangkan yang ketiga adalah pengembangan alat Saqiya yang menggantikan tenaga air dengan hewan.
Sebuah mesin yang mirip dengan perangkat Saqiya terletak di Sungai Yazid di kota Damaskus dan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan air rumah sakit di dekat sungai. Pada mesin keempat adalah mesin yang menggunakan bahan curah dan hewan.
Cara kerja Balok akan digerakkan ke atas dan ke bawah dengan teknik atau mekanisme yang melibatkan roda gigi dan engkol. Mesin dikreditkan sebagai yang pertama menggunakan engkol sebagai bagian dari mesin. Di Eropa, ini hanya terjadi pada abad ke-15 dan dianggap sebagai pencapaian besar.
Pada dasarnya, engkol adalah perangkat mekanis yang sangat penting di belakang kemudi. Karena itu menciptakan rotasi yang akan terus menerus. Sebelumnya, motor engkol ditemukan, tetapi digerakkan dengan tangan.
Sementara itu, roda tangan yang terhubung ke sistem roda di camcorder akan berbeda. Penemuan motor engkol tangan semacam itu oleh para sejarawan di bidang teknologi dianggap sebagai alat mekanis yang paling penting, terutama di kalangan orang Eropa yang hidup pada awal abad ke 15.
Bahkan di Eropa, Bertrand Gille juga menyatakan bahwa sistem tersebut sampai sekarang belum dikenal, dan penggunaannya sangat terbatas. Hal ini dilakukan oleh Al.-Jazari pada abad ke-3 SM Francesco di Giorgio Martini. Mesin kelima yang ditemukan Al-Jazari adalah motor pompa air.
Ini adalah alat yang menunjukkan kemajuan yang lebih radikal. Pergerakan roda air di mesin menggerakkan piston yang saling berhubungan.
Kemudian silinder piston dapat dihubungkan ke saluran hisap. Pipa hisap kemudian dapat mengambil air dari sumber air dan mendistribusikannya ke sumber air atau sistem pasokan air. Pompa ini adalah contoh awal dari prinsip kerja ganda.
Karya Ibnu Ismail Al-Jazari
Penemuan Ismail Al-jazari memang sangat membantu terhadap beberapa bidang kehidupan umat manusia, terutama dengan penggunaan pompa air.
Namun demikian, selain pompa air, Ismail Al-Jazari juga berhasil menemukan beberapa perangkat robotika diantaranya Dispeser, Jam Kastil, Jam Lilin, Jam Gajah, dan juga robot pemain musik. Berikut ulasannya;
1. Dispenser
Perangkat ini berupa semacam dispenser zaman modern, namun dibuat dari rangkaian kubah yang digerakkan oleh tenaga air. Di bagian paling bawah, terdapat model robot penuang air secara otomatis. Pada bagian paling atas terdapat penunggang kuda, yang sebenarnya juga rangkaian robot yang digerakkan oleh roda gigi yang terhubung dengan gerakan air sebagai sumber tenaganya.
Di tengah kubah, berdiri robot penanda (kemungkinan) tingkat keberadaan air yang terdapat di dalam kubah tersebut. Sehingga, memberitahukan si pemilik kapan harus menuang kembali air ke dalam tempat tersebut.
Air yang mengalir dalam dispenser, melalui sekelompok robot kecil/manekin yang memegang alat musik. Aliran air membuat robot tersebut bergerak dan memainkan nada tertentu; barulah mengalir ke robot paling bawah, yang berfungsi menuangkan air ke dalam cawan untuk diminum.
2. Jam Kastil
Jam astronomi terbesar Al-Jazari adalah “jam kastil”, yang merupakan perangkat kompleks yang tingginya sekitar 11 kaki (3,4 m), dan memiliki beberapa fungsi selain pencatatan waktu, ini termasuk tampilan zodiak dan orbit matahari dan bulan.
Fitur inovatif dari perangkat itu adalah beberapa penanda dalam bentuk bulan sabit hingga bulan yang penuh dan seolah melakukan perjalanan melintasi puncak gerbang yang digerakkan oleh gerobak tersembunyi.
Hal itu menyebabkan pintu otomatis terbuka, masing-masing mengungkapkan manekin setiap jam, fitur inovatif lainnya adalah kemampuan untuk memprogram ulang panjang siang dan malam untuk memperhitungkan perubahan mereka sepanjang tahun: (Ibn al-Razzaz, 1975: 241–42).
3. Jam Lilin
Salah satu karya al-jazari adalah model Jam Lilin. Menurut Donald Hill, al- Jazari menggambarkan jam lilin paling canggih yang diketahui hingga saat ini. Hill menggambarkan salah satu jam lilin dengan tingkat membakarannya diketahui membosankan dibagian bawah topi dan sumbunya melewati lubang.
Lilin yang dikumpulkan dalam indentasi dan dapat dihilangkan secara berkala sehingga tidak mengganggu pembakaran yang stabil, bagian bawah lilin diistirahatkan dalam hidangan dangkal yang memiliki cincin disisinya yang terhubung melalui katrol ke penyeimbang, Ketika lilin terbakar dan berat akan mendorong ke atas dengan kecepatan konstan.(Ibn al-Razzaz 1975, 217)
4. Jam Gajah
Pada tahun 1206 M, al-Jazari membuat karyanya yaitu Jam Gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Pada prinsip inilah yang berhasil mengilhami dalam pengembangan robot pada masa sekarang.
Sekarang ini replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh para tokoh di Inggris dan menaruhnya di London Science Museum, sebagai bukti dalam menghargai atas karya besar yang telah ia temukan.
Bagian-bagiannya yang bergerak diotomatisasi menggunakan timer bertenaga air yang terinspirasi olehmekanisme India yang dikenal sebagai ghatika-timer jam adalah mangkuk yang perlahan-lahan akan tenggelam ke dalam tangki air yang tersembunyi.
Selain menceritakan waktu, jam bertenaga air yang indah ini adalah simbol status, kemegahan, dan kekayaan.
Penemuan delapan abad yang lalu ini adalah merupakan sebuah penemuan yang luar biasa dan sangat rumit pada masanya, prinsip kerja dari jam ini merupakan sebuah kerja mesin yang menakjubkan dan jam ini juga memiliki tampilan luar yang kalah istimewanya.
Al-jazari sengaja merancang alat yang dinamakan jam gajah (elephant clock) dalam rangka mengkokohkan citra islam sebagai agama yang universal, jam ini dibuat oleh al-jazari bukan hanya sebuah mahakarya yang indah untuk dilihat tetapi memiliki mekanisme yang disatukan dengan hati-hati. Model jam ini setinggi 9 meter yang ditampilkan di Ibn Battuta Shoping Mall di Dubai.
5. Robot Pemain Musik
Band robot musikal karya Al-jazari ini menggambarkan air mancur dan automata musik dimana aliran air bergantian dari satu tangki besar ke tangkibesar lainnya pada interval perjam atau setengah jam, operasi ini dicapai melalui penggunaan switching hidrolik.
Kelompok band ciptaan al-jazari ini terdiri dari dua penabuh dram, seorang peniup harpa, dan pemain suling yang berada diatas perahu terapung di danau.
Karya al-jazari ini menggunakan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang dikenal sebagai mesin robot pada masa ini. Ia menciptakan sekelompok ‘robot’ pemain musik otomatisyang merupakan perahu dengan empat musisi otomatis yang mengapung di danau ini untuk menghibur paa tamu di pesta minum kerajaan.
Itulah diantara keberhasilan teknologi yang berkembang di zaman peradaban Islam yang gemilang.Ini tak bisa dilepaskan dari berkembangnya kajian Islam yang dikembangkan oleh para ilmuwan muslim yang memanfaatkan kekuatan alam dilingkungan sekitar mereka untuk memudahkan pekerjaan mereka.
Teknologi murni dan teknologi utilitarian yang merupakan cabang dari teknologi yang dikembangkan oleh al-Jazari, menghasilkan penemuan cerdik yaitu alat pengolah air ketiga, Al-Jazari menggabungkan kedua cabang ilmu tersebut menjadi sebuah alat mekanika yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Sejak awal ia telah menekankan pentingnya eksperimentasi dan observasi yang tepat dan tidak akan memberikan banyak kepercayaan pada temuan yang tidak dibuktikan oleh eksperimen.
Itu dia beberapa pemenuan Ismail Al-Jazari yang sampai hari ini masih berlaku dan masih relevan. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua, Wallahua’alam!