Surau.co – Sholawat Asyghil merupakan salah satu jenis sholawat yang umumnya dibaca dalam majelis-majelis taklim dengan tujuan untuk menjauhkan umat Islam dari orang-orang yang berlaku zalim.
Ketika sholawat Asyghil dipanjatkan, para pendengarnya merasa terharu dan damai dalam hati mereka. Oleh karena itu, banyak yang merasa tertarik untuk melantunkannya dengan harapan bisa merasakan ketenangan yang sama.
Teks Sholawat Asyghil
Berikut adalah teks lirik Sholawat Asyghil ketika diucapkan dengan musik pengiring, termasuk dalam aksara Latin dan terjemahannya.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad, dan jadikan orang-orang zalim terpisah dari yang lainnya dengan kezaliman mereka sendiri.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad, dan jadikan orang-orang zalim terpisah dari yang lainnya dengan kezaliman mereka sendiri.
Kemudian selamatkanlah kami dari di tengah mereka dan limpahkan rahmat kepada keluarga dan seluruh sahabat beliau.”
Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad, dan biarkan orang-orang zalim saling terjerat oleh perbuatan zalim mereka sendiri. Selamatkanlah kami dari di tengah mereka, dan limpahkan rahmat kepada keluarga dan semua sahabat beliau.”
Baca juga: Do’a Li Khomsatun Beserta Artinya
Keutamaan Sholawat Asyghil
Mengenai keutamaan Sholawat Asyghil, dalam buku “Kita Harus Bershalawat” karya Dian Erwanto, ditegaskan bahwa satu sholawat mengandung banyak kebaikan.
Hal ini karena sholawat merupakan pondasi dari keimanan, dan melalui amal sholawat, seseorang memperbarui dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Selain itu, terdapat beragam manfaat bagi individu yang rajin mengamalkan Sholawat Asyghil, antara lain:
- Berkah yang Dilimpahkan: Sholawat atas Nabi Muhammad SAW dapat membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari dan menjauhkan dari berbagai dampak negatif.
- Nilai Ibadah: Mengamalkan sholawat juga dianggap sebagai bentuk ibadah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 56 yang menyuruh umat beriman untuk bershalawat kepada Nabi.
- Didoakan oleh Malaikat: Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyampaikan bahwa ketika seseorang bersholawat kepada beliau, para malaikat pun akan mendoakan keselamatan bagi orang tersebut. Maka, disarankan untuk banyak-banyak bersholawat.
Dengan melantunkan Sholawat Asyghil, selain sebagai amalan yang membantu menghapus dosa, juga berpotensi meningkatkan derajat dalam pandangan Allah SWT dan mendatangkan cahaya rahmat-Nya ketika sholawat tersebut dikumandangkan dalam majelis taklim atau majelis lainnya.
Sejarah Sholawat Asyghil
Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro, seorang Guru Besar di bidang Ilmu Fiqih di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, menjelaskan bahwa Shalawat Asyghil pertama kali diperkenalkan oleh Ja’far ash-Shadiq, yang meninggal pada tahun 138 H.
Ja’far ash-Shadiq hidup pada masa akhir Dinasti Umayyah dan awal periode Abbasiyah, yang penuh dengan intrik dan konflik politik.
Dalam penjelasannya, Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro mengatakan bahwa makna dari Shalawat Asyghil adalah “shalawat yang sibukkan.”
Namun, yang menjadi fokusnya adalah, siapa yang menjadi objek dari kesiangan tersebut? Jawabannya adalah orang-orang zalim.
Dia menceritakan bahwa Shalawat Asyghil pertama kali muncul, terutama saat keluarga ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad SAW mengalami penganiayaan oleh pemerintahan Bani Umayyah, terutama pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyyah.
Bahkan, menurut beberapa sejarawan, pasukan yang berafiliasi dengan Yazid dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW. Meskipun peran Yazid dalam insiden tersebut tidak dapat dibuktikan.
Pada masa itu, keturunan Nabi Muhammad mengalami penganiayaan. Maka, Sayyidina Ja’far Ash-Shadiq menciptakan Shalawat Asyghil sebagai doa agar orang-orang zalim tersebut sibuk dengan konflik sesama mereka sendiri.
Ja’far Ash-Shadiq membaca Shalawat Asyghil ini pada setiap kali qunut, dan ia berdoa sebagaimana yang tercantum dalam teks Shalawat Asyghil.
Shalawat Asyghil juga dikenal dengan sebutan Shalawat Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy, yang wafat pada tahun 1122 H.
Shalawat ini terdapat dalam kitab kumpulan shalawat beliau yang berjudul ‘al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah’.
Menurut pandangan para ulama, mengingat latar belakang pembuatan Shalawat ini, keutamaan membacanya adalah sebagai sarana memohon perlindungan dari tindakan orang-orang zalim.
Dilansir dari sumber NU Online, Sholawat Asyghil telah dikenal sejak zaman akhir Dinasti Bani Umayyah, yakni pada periode tahun 41-133 H atau sekitar 661-750 M.
Sholawat ini pertama kali diperkenalkan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo, yang merupakan keturunan kelima dari Nabi Muhammad SAW.
Beliau juga merupakan suami dari Fatimah az-Zahra. Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali adalah sosok yang mendirikan Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki.
Sholawat Asyghil diungkapkan dalam karya tulis yang berjudul “Al-Kawakibul Mudhiah dalam Shalati Ala Khairil Bariyyah,” yang merupakan hasil karya dari Habib Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Aqil bin Muhammad bin Abdullah bin Umar Al-Hinduan al-Baalawi.
Kemudian, sholawat ini dikenalkan lebih luas di wilayah Nusantara oleh para ulama yang memiliki pandangan moderat.