Surau.co – Saat Ibnu Abbas masih bayi, Rasulullah telah melihat potensi besar pada diri sanak familinya itu; dia mendapat perhatian dari Rasulullah. Doa kebaikan dari Rasulullah masuk ke dalam telinga Ibnu Abbas bahkan sebelum ibu kandung memberikan air susunya untuk pertama kali. Sehingga ketika Ibnu Abbas masih kanak-kanak, Rasulullah mengajaknya untuk bercengkerama terkait ilmu pengetahuan. Kercerdasan Ibnu Abbas yang tak diragukan lagi sekaligus kekuatan ingatannya yang luar biasa kelak dikemudian hari menunjukkan kecermelangannya.
Suatu hari, Abdullah bin Abbas merupakan seorang pemuda kecil yang tengah termangu di hadapan Rasulullah Muhammad SAW. Si pemuda kecil ini memberikan perhatian yang teliti untuk setiap kata yang Rasulullah keluarkan dari mulutnya. Sebagaimana waktu itu, si pemuda kecil mengingat betul apa yang ditanyakan Rasulullah sekaligus jawabannya.
“Ya Ghulam, apakah kau mau mendengar kalimat yang begitu berguna?” tanya Rasulullan pada pemuda kecil itu. Dia bertanya-tanya, matanya memancarkan rasa keinginan yang tinggi akan jawaban dari Rasulullah. Tak lama kemudian Rasulullah menjawab, “Jagalah ajaran-ajaran yang Allah berikan, maka Allah akan selalu menjagamu. Jagalah larangan-larangan Allah, maka Allah akan dekat di hadapanmu.”
Adapaun pesan-pesan lain yang pernah dikatakan Rasulullah kepada Ibnu Abbas:
“Ketahuilah, seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa-apa yang tidak Allah takdirkan kepadamu, mereka tak akan mampu membantumu. Bila mereka berencana menghalang-halangi engkau dalam mendapatkan apa-apa yang Allah takdirkan untukmu, mereka pun tak akan mampu melakukannya.”
“Segala perbuatanmu, kerjakanlah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bersabar dalam musibah itu akan menemui hasil yang baik. Dan kemenangan itu dicapai dengan kesabaran. Kesuksesan sering melalui sebelumnya kesukaran. Dan kemudahan tiba setelah kesulitan.”
Keistemewaan khusus Ibnu Abbas dalam menghafal setiap kata Rasulullah menjadikan dia sebagai sahabat yang menerima banyak ilmu dari Rasulullah. Sehingga setiap kali bertemu denan Rasull, dia tak hanya menerima wejangan yang berguna tapi juga menjawab rasa ingin tahu akan kehidupan. Kehidupannya bersama Rasulullah telah membentuk karakter Ibnu Abbas. Dia dikenal sebagai sosok yang memiliki keikhlasa seluas padang pasir, semangat hihad yang sepanas matahari gurun, dan memiliki kasih yang seperti oase di padang sahara.
Ada sebuah riwayat menarik dari Ibnu Abbas. Suatu hari, dia dipenuhi dengan rasa ingin tahu bagaimana Rasulullah melakukan shalat? Bagaimana cara, sikap, kekhusyukan, gerakan, dan lain-lainnya? Dia pun mencari jalan dengan menginap di rumah istri Rasulullah, Maimunah binti Harits yang juga adalah bibinya.
Ketika malam shalat tahajud tiba, Rasulullah pun bangun dan bersiap-siap untuk wudlu. Rasul sangat terkejut ketika mendapati Ibnu Abbas telah sedia menyediakan air wudhu untuknya. Rasul tak menyangka pada malam gelap gulit Ibnu Abbas masih terjaga, sikap ini membuat Rasul kagum dan bangga. Lalu Rasul mendatangi Ibni Abbas sambil mengelus dengan lembut kepala si pemuda kecil itu. Rasulullah pun berdoa langsung untuk Ibnu Abbas, “Ya Allah, berikan Ibnu Abbas keahlian dalam agama-Mu, ajari dia tafsir kitab-Mu.”
Doa Rasulullah yang mujarab ini pun terwujud. Sebab di kemudian hari Ibnu Abbas tumbuh menjadi sosok yang kaya akan ilmu. Jasa besarnya terus diingat usai kematiannya. Bahkan Abu Hurairah salah seorang ahli hadist pernah mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam pada hari wafat Ibnu Abbas dengan ucapan, “Hari ini telah wafat ulama umat.”
Baca juga: Abdullah bin Abbas: Pemuda Matang yang Luas Pengetahuannya