
Uqbah bin Amir, Pengajar al-Quran bagi Para Sahabat
Surau.co - Uqbah bin Âmir bin ‘Abs bin ‘Amr bin ‘Adi bin ‘Amr bin Rifâ’ah al-Juhani Radhiyallahu anhu. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan garis nasabnya hingga Juhainah, nama yang menjadi dasar penisbatannya, al-Juhani. Sedangkan kunyah ‘Uqbah bin Âmir, ia dikenal dengan beberapa panggilan: Abu ‘Abs, Abu Hammâd, Abu ‘Amr atau Abul Asad al-Mishri. Uqbah merupakan salah satu sahabat Anshar Rasulullah SAW yang setia mendampingi dakwah Rasulullah SAW.
Setelah sekian lama menanggung beban perjalanan hijrah, Rasulullah SAW tiba di pinggiran Kota Madinah.
Para penduduk berdesakan di jalan-jalan dan lorong-lorong rumah, menyambut kedatangan Rasulullah SAW sambil mengucapkan tahlil dan takbir, menunjukkan kegembiraan mereka bertemu dengan Rasulullah SAW dan Abu Bakar.
Gadis-gadis remaja keluar rumah membawa rebana. Dengan pandangan mata penuh dengan kerinduan mereka menyanyikan senandung,
طلع البدر علينا من ثنيات الوداع
وجب الشكر علينا ما دعا لله داع
أيها المبعوث فينا جئت بالأمر المطاع
Telah muncul purnama kepada kita,
Dari daerah Tsaniyatul Wada’,
Wajiblah bagi kita untuk bersyukur,
Selagi masih ada orang yang berdoa kepada Allah Azza wa Jalla,
Wahai orang yang diutus kepada kami,
Engkau telah datang kepada perkara yang ditaati.
Begitulah arak-arakan mengiringi Rasulullah SAW yang berjalan perlahan-lahan di antara barisan orang banyak, dikelilingi hati yang penuh dengan kerinduan serta curahan air mata bahagia.
Tetapi sayang, Uqbah bin Amir Al-Juhani tidak menyaksikan pawai bahagia menyambut kedatangan Rasulullah SAW tersebut. Ia tidak beruntung datang bersama orang banyak karena ketika itu dia pergi ke gurun pasir menggembalakan domba-dombanya.
Ia takut domba-domba itu akan mati kehausan dan kelaparan, karena hanya domba-domba itulah yang dimilikinya, sebagai harta kekayaan dunia baginya.
Suasana gembira ria itu cepat menyusup ke segenap pelosok Madinah Al-Munawwarah, memenuhi lembah dan bukit, jauh maupun dekat. Dan berita suka cita itu sampai pula kepada Uqbah bin Amir Al-Juhani yang sedang menggembalakan domba-dombanya jauh di gurun pasir.
Mendengar kedatangan Rasulullah SAW itu, Uqbah bin Amir meninggalkan domba-dombanya, dan segera berangkat menemui Rasullah SAW tanpa menunggu-nunggu. Ketika berada di hadapan beliau, Uqbah berkata, “Berkenankah Anda membaiat saya, ya Rasulullah?”
“Siapakah engkau?” tanya beliau.
“Saya Uqbah bin Amir Al-Juhani.”
“Baiat bagaimana yang kau kehendaki. Baiat Arabi atau baiat hijrah?” tanya Rasulullah.
“Seperti yang Tuan lakukan terhadap penduduk Madinah,” jawab Uqbah.
Lalu Rasulullah SAW membaiatnya seperti baiat kaum Muhajirin. Ia bermalam di tempat Rasulullah SAW dan baru keesokan harinya kembali menggembalakan domba.
[wpsm_ads2]
Kecerdasan Uqbah bin Amir al-Juhani
Uqbah bin Âmir al-Juhani termasuk sahabat Rasulullah SAW yang memiliki kedudukan tinggi, sebagaimana dikatakan oleh Qais bin Abi Hâzim rahimahullah, seorang dari generasi Tabi’in senior.
Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu seorang yang berilmu, ahli qirâ`ah, berlisan fasih, faqih, ahli faraidh, penyair dan mempunyai kedudukan tinggi. Selain menguasai al-Qur`ân, ia juga dikenal bersuara merdu ketika melantunkannya.
Suatu ketika, ‘Umar bin Khaththâb meminta Uqbah bin Amr membacakan al-Qur`ân kepadanya. Lalu Uqbah bin Âmir al Juhani membacakan al-Qur`ân kepada Umar bin Khattab. Umar pun menangis mendengar bacaan surah al Quran yang dilantunkan oleh Uqbah.
Uqbah memperoleh kedudukan yang tinggi di samping Rasulullah. Semua itu ia dapatkan dalam segala keterbatasan, karena ia termasuk salah seorang penghuni Suffah, sebuah tempat di dalam Masjid Nabawi waktu itu yang menjadi tempat menginap orang-orang fuqara dari kaum Muhajirin dan orangorang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Banyak kalangan yang menimba ilmu dari ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani. Di antara mereka adalah Ibnu ‘Abbâs, Jâbir bin Abdillâh, Abu Ayyûb , dan Abu Umâmah. Mereka adalah beberapa sahabat yang termasuk mengambil manfaat darinya. Selain mereka, banyak orang dari kalangan Tabi’in yang meriwayatkan ilmu dari Uqbah bin Amir. Mereka adalah Sa’îd bin Musayyib, Abu Idrîs al-Khaulâni, Jubair bin Nufair, Sa’îd al-Maqburi dan lain-lain.
Uqbah bin Âmir al-Juhani juga mempunyai kehandalan di bidang peperangan. Ia dikenal sebagai pemanah ulung. Uqbah bin Âmir al-Juhani hu ikut serta dalam peperangan untuk menaklukan wilayah Syam dan Mesir. Dan ketika kaum muslimin berhasil menguasai kota Damaskus, dialah orang yang berperan sebagai pembawa berita gembira tentang penaklukan kota Damaskus kepada Khalifah Umar bin Khaththab di Madinah. Jarak yang jauh antara Syam dan Madinah hanya ia tempuh dalam waktu sehari saja. Ia mengatakan, “Saya keluar dari Syam pada hari Jum’at dan aku memasuki kota Madinah pada hari Jum’at (juga)”.
Uqbah bin Âmir al-Juhani wafat wafat pada tahun 58 H pada pemerintahan Mu’awiyah. Uqbah bin Amr dimakamkan di Muqaththam. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan tentang banyaknya hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Âmir al-Juhani. Uqbah termasuk sahabat yang memiliki cukup banyak riwayat dari Rasulullah SAW. Dalam Musnad Baqi, ia memiliki sejumlah 55 hadits.
Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Âmir al-Juhani, bahwa sesungguhnya Rasûlullâh SAW berkata (kepadaku):
أَلَمْ تَرَ آيَاتٍ أُنْزِلَتْ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ؟ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
“Tidakkah engkau mengetahui ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini yang belum pernah terlihat persamaannya sama sekali sebelumnya? Yaitu, Qul a’ûdzu birabbil falaq dan Qul a’ûdzu birabbinnâs.”
Baca juga: Shalat Subuh Terakhir Umar bin Khattab